Pages

Friday, October 30, 2009

Dephub Selidiki Insiden Lepasnya Ban Garuda

Departemen Perhubungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung mengirimkan inspektor dan investigatornya untuk menyelidiki lepasnya ban pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Banda Aceh di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat (30/10).


”Sudah diutus inspektor dari DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara) Ditjen Perhubungan Udara untuk memeriksa pesawat tersebut di Cengkareng,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Dephub Bambang S Ervan di Jakarta, Jumat.

Pesawat yang membawa total 49 orang penumpang, terdiri dari 45 penumpang kelas ekonomi dan empat penumpang kelas ekonomi itu lepas landas dari landasan pacu Soekarno-Hatta pukul 08.14 WIB. Beberapa saat setelah meninggalkan bumi, ban sebelah kiri bagian dalam (main wheel No.2) dari pesawat dengan nomor penerbangan GA 142 itu terlepas.

Sebelum mendarat kembali ke bandara asal, pilot terlebih dahulu membawa pesawat untuk berputar-putar di udara selama sekitar satu jam. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah bahan bakar agar bobot maksimal pesawat saat mendarat (maximum landing weight) terpenuhi.

Tidak ada korban akibat insiden ini. Pesawat landing dengan lancar pukul 09.35 WIB. Seluruh penumpang dialihkan dengan pesawat pengganti yang terbang pukul 11.00 WIB. Pesawat penggantinya adalah Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan yang sama.

Menurut Bambang, selain memeriksa penyebab lepasnya ban, para inspektur Ditjen Perhubungan Udara yang dikirimkan beberapa saat setelah diketahui terjadinya tersebut, juga akan meneliti riwayat perawatan rutin pesawat jenis Boeing 737-300 beregristrasi PK-GGQ tersebut. Pesawat, kata Bambang, tidak akan diterbangkan hingga pemeriksaan dan perbaikan selesai dilakukan.

Sementara itu, Juru Bicara KNKT JA Barata menambahkan, institusinya juga telah mengutus dua orang investigator untuk menyelidiki penyebab lepasnya ban pesawat Garuda. ”Yaitu Kapten Chaerudin sebagai Inspector In Charge (IIC) dan investigator Sulaeman. Mereka akan menyelidiki apakah lepasnya ban akibat faktor maintenance atau akibat kelelahan material (fatigue),” jelasnya. (roda kemudi)

Ban Garuda Lepas, Bandara Soetta Ditutup Sementara

Insiden lepasnya salah satu ban pesawat Garuda Indonesia saat lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat pagi tadi, sempat membuat bandara internasional tersibuk di Indonesia itu ditutup untuk sementara.


”Seluruh penerbangan menuju Soekarno-Hatta kami alihkan. Penutupan ini kami lakukan sekitar satu jam, setelah dipastikan tidak ada masalah dan aman, bandara langsung kami buka kembali,” jelas Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta Edward A Silooy ketika dihubungi.

Silooy menambahkan, penutupan itu dilakukan antara pukul 09.00-10.00 WIB. Pembukaan bandara, menurutnya, dilakukan setelah bandara dipastikan aman dan landasan pacu yang digunakan untuk mendaratkan pesawat secara darurat.

Pendaratan darurat yang dilakukan sang pilot, Jhonny Siregar, tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada landasan pacu. Karena, jelasnya, meski salah satu bannya terlepas, pesawat tetap bisa mendarat dengan mulus. ”Yang lepas hanya ban kiri bagian dalam, tetapi ban lain di bagian luar berfungsi dengan baik sehingga pendaratan bisa dilakukan. Pilotnya cukup piawai dalam mengendalikan pesawat sehingga tidak ada akibat buruk yang terjadi. Dia (Jhonny Siregar) patut diacungi jempol,” ujarnya.

Meski pendaratan darurat bisa dilakukan dengan lancar, pihaknya tetap melakukan prosedur antisipasi pendaratan darurat. Antara lain menyiapkan kendaraan pemadam untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran saat pendaratan gagal dilakukan. Selain itu disiapkan pula sejumlah kendaraan ambulans untuk persiapan evakuasi korban. (roda kemudi)

Ban Garuda Copot di Udara Saat Lepas Landas

Pesawat Garuda Indonesia GA 142 tujuan Jakarta-Banda Aceh terpaksa melakukan pendaratan darurat karena salah satu bannya terlepas di uadara, sesaat setelah melakukan lepas landas (take off) di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat (30/10).


Juru Bicara Garuda Pujobroto saat dikonfirmasi menjelaskan, roda pesawat jenis Boeing 737-300 registrasi PK-GGQ yang lepas itu adalah roda sebelah kiri bagian dalam (main wheel No.2). Pesawat yang dipiloti Kapten Jhonny Siregar itu lepas landas pukul 08.14 WIB dengan membawa 49 orang penumpang, 45 orang di kelas ekonomi dan empat penumpang kelas bisnis.

”Lepasnya ban dirasakan oleh Kapten Jhonny Siregar. Sesuai standar prosedur keselamatan penerbangan, pilot memutuskan untuk RTB (return to base) atau terbang kembali ke bandara asal,” Pujobroto menambahkan.

Sebelum mendarat kembali ke bandara asal, pilot terlebih dahulu membawa pesawat untuk berputar-putar di udara selama sekitar satu jam. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah bahan bakar agar bobot maksimal pesawat saat mendarat (maximum landing weight) terpenuhi.

Pujo menambahkan, tidak ada korban akibat insiden ini. ”Pesawat landing dengan lancar pukul 09.35 WIB. Seluruh penumpang sudah kami alihkan dengan pesawat pengganti. Mereka terbang pukul 11.00 WIB ke Aceh,” sambung Pujobroto.

Pesawat pengganti yang digunakan Garuda untuk mengangkut penumpang menuju Serambi Mekkah itu adalah Boeing 737-500 registrasi PK-GGA dengan nomor penerbangan yang sama. (roda kemudi)

Wednesday, October 28, 2009

Diduga Terlibat Korupsi, Polisi Tahan Dirkeu PT KA

Satuan Tindak Pidana Korupsi Polda Jabar resmi menahan Direktur Keuangan Pt Kereta Api Achmad Kuncoro terkait kasus dugaan korupsi investasi PT Kereta Api ke PT Optima Karya Capital Management (OKCM). "Kita lakukan penahanan setelah ditetapkan sebagai tersangka," kata Kasat Tipikor Polda Jabar Sony Sonjaya kepada detikbandung via telepon, Rabu (28/10/2009).
Penahanan Achmad Kuncoro di tahanan Mapolda Jabar, imbuh Sony, dilakukan sekitar pukul 19.00 WIB setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan terhadap Achmad Kuncoro. Sebelumnya, Achmad dua kali mangkir dari pemeriksaan penyidik Polda Jabar.


Sebelumnya, polisi telah menetapkan dua tersangka terkait dugaan korupsi di tubuh PT KA. Selain Achmad Kuncoro, Polisi menetapkan Direktur Utama PT Optima Haryono Kusuma sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Kasus bermula saat kerjasama penyertaan modal antara PT KA dengan OKCM di bulan Juli-Desember 2008 sebesar Rp 100 miliar. Dalam perjanjian tersebut OKCM memberikan jaminan aset sebesar Rp 120 miliar kepada PT KA.

Dalam kerjasama tersebut PT KA dijanjikan mendapat keuntungan 11 persen dari nilai yang ditanamkan ke OKCM dan pengembalian modal pokok di akhir kerjasamanya.

Namun sampai dengan batas kerjasama yang ditentukan, OKCM tidak membayarkan keuntungan 11 persen dan dana pokok sesuai dengan yang dijanjikan. Begitu pula dengan aset yang dijaminkan tidak dapat dicairkan oleh PT KA. (detik)

Pesawat Gagal Take Off, Pilot AS Tewas

Sebuah pesawat bermesin tunggal jenis Beechcraft Bonanza A36, terjatuh dan terbakar hebat di landasan pacu Kalamazoo Battle Creek International Airport, Michigan, AS, Selasa (27/10), pagi waktu setempat. Diduga, kecelakaan yang menewaskan pilot pesawat nahas itu terjadi akibat adanya kerusakan pada mesin yang membuat pesawat gagal lepas landas.

Sebagaimana diberitakan laman media lokal, Newschannel3, lokasi terjatuhnya pesawat berada sekitar 2200 blok dari East Kilgore Road. Pesawat yang hanya ditumpangi pilotnya seorang ini terjatuh di sebuah area parkir jalan tersebut.

Menurut sumber dari otoritas setempat, saat kecelakaan terjadi, sang pilot hendak membawa terbang pesawatnya menuju menuju Muskoka, Ontario.

Sehari sebelumnya, pesawat jet eksekutif milik British Aerospace BAe-125-800B yang mengangkut lima pnumpang termasuk awak, terjatuh di sebuah hutan yang berjarak sekitar 3 km (1.9 miles) dari Minsk-2 International Airport, Belarusia, Senin (26/10), pukul 18:35 waktu setempat.

Laman Air Safety Network menyebutkan, pesawat beregistrasi RA-02807 yang dioperasikan S-Air dengan nomor penerbangan RLS9607 itu terbang dari Moskva-Vnukovo Airport, Russia. Dalam penerbangannya menuju Minsk, pesawat tiga-tiba terjatuh saat berusaha mendekati runway 31 bandara Minks-2. Akibat kecelakaan itu, badan pesawat nahas tersebut hancur berantakan. (roda kemudi)

Pilot Sibuk Main Laptop di Kokpit, Pesawat Salah Mendarat

Lembaga Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA), Selasa 27 Oktober 2009, mencabut lisensi dua pilot dari maskapai penerbangan Northwest Airlines. Mereka dianggap bertindak lalai menjalankan tugas sebagai pilot sehingga membuat pesawat mereka tersasar jauh dari bandara tujuan sehingga terlambat mendarat

Kedua pilot itu adalah Kapten Timothy Cheney (53) dan Opsir Pertama Richard Cole (54). Pada Rabu pekan lalu, 21 Oktober 2009, kedua pilot menerbangkan pesawat Northwest dari Kota San Diego, negara bagian California, menuju bandar udara Minneapolis-St.Paul di negara bagian Minnesotta.



Namun, berkat kecerobohan mereka, pesawat itu malah nyasar ke arah kota Denver, negara bagian Colorado, atau sejauh 150 mil (sekitar 241 km) dari bandara tujuan. Pesawat Airbus A320 saat itu membawa 144 penumpang dan 3 awak kabin.

FAA menilai, kecerobohan kedua pilot tak terampuni karena mereka sempat kehilangan kontak dengan petugas lalu lintas udara di bandara tujuan selama 78 menit. "Kedua pilot mengaku kepada penyelidik bahwa mereka sempat bercakap-cakap sehingga tidak melakukan komunikasi dengan petugas lalu lintas udara," demikian pernyataan FAA seperti yang dikutip stasiun televisi CNN.

Setelah diselidiki, kedua pilot ternyata mengaku bahwa saat itu mereka sedang sibuk dengan komputer laptop masing-masing. Padahal, peraturan perusahaan melarang pilot membawa laptop ke ruang kokpit, apalagi sampai menggunakannya di tengah menjalankan tugas.

Keduanya mengaku sengaja membawa laptop masing-masing dalam rangka menyusun sistem penjadwalan terbang. Cole mengaku saat itu ingin mengajari Cheney sistem penjadwalan terbang melalui laptop.

Namun, kedua pilot tidak sadar akan posisi terkini pesawat mereka sebelum akhirnya mendapat panggilan radio dari seorang awak kabin lima menit dari jadwal dimana seharusnya pesawat mulai mendarat. Mereka sadar pesawat sudah tersasar jauh saat awak meminta perkiraan waktu pendaratan.

Mereka padahal merupakan pilot berpengalaman. Cheney, yang direkrut sejak 1985, memiliki lebih dari 20.000 jam terbang. Cole, yang direkrut sejak 1997, memiliki 11.000 jam terbang.

Kendati berpengalaman, FAA menilai bahwa kedua pilot sudah melakukan kesalahan fatal sehingga patut dihukum berupa pencabutan lisensi terbang masing-masing. Mereka kini punya waktu 10 hari untuk mengajukan banding atas keputusan FAA, yang segera berlaku. (vivanews)

Tuesday, October 27, 2009

Menhub: Terminal 1 Soekarno-Hatta Amburadul

Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengkritik kondisi pelayanan publik di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Bahkan Menhub menilai pelayanan publik di terminal yang dikelola PT Angkasa Pura (AP) II tersebut masih amburadul. ”Masih ada pedagang, atau tukang semir yang berlalu lalang di sana. Masih banyak orang duduk-duduk sembarangan dan membuang puntung rokok di lantai, padahal sudah disediakan tempatnya. Saya juga masih mendengar banyak keluhan tentang kondisi toilet di sana,” ungkap Menhub saat melakukan kunjungan kerja ke bandara tersibuk di Indonesia tersebut, Selasa (27/10).

Dalam kunjungannya itu, Menhub menyempatkan diri untuk memasuki satu per satu toilet di Terminal 1A, setelah sebelumnya melakukan peninjauan ke Terminal 3. Dia berharap, kondisi yang tampak dan kenyamanan yang dirasakan di Terminal 3 bisa dirasakan di seluruh bandara yang ada di Indonesia.

”Kalau semua bandara di Indonesia seperti Terminal 3, bagus. Tetapi Terminal 1 masih amburadul,” ujarnya. Menhub meyakini, kenyamanan dan ketertiban di setiap bandara bisa diupayakan. Karena menurutnya, Indonesia bukanlah negara miskin yang akan menemui kendala permodalan untuk mewujudkan hal tersebut. Di satu sisi, dia juga menambahkan, ”Orang pintar juga banyak di negara kita. Kita harus bisa lebih baik dari Singapura,” tegasnya.

Atas dasar itu, PT AP II selaku pengelola bandara internasional tersebut diminta untuk terus mengupayakan peningkatkan kualitas pelayanannya. Menhub meminta PT AP II untuk memerhatikan hal-hal kecil yang justru dapat berdampak besar terhadap pencerminan dan pencitraan jati diri bangsa Indonesia di mata wisatawan asing. Hal itu mengingat bandara merupakan salah satu penghubung utama Indonesia dengan dunia internasional.

Toilet, kata Menhub, kerap dijadikan tolok ukur penilaian sebuah kepribadian bangsa. ”Yang pertama dilihat orang asing itu toilet. Kalau dia masuk lihat toilet kotor, dia akan langsung bilang kalau semua orang Indonesia itu jorok-jorok,” ujarnya. ”Jadi, ini soal kepribadian yang tidak bisa dibiarkan seenaknya. Kamar mandi, WC, semua harus terjaga dengan baik. Tidak ada alasan tidak bisa,” lanjutnya.

Kemudian terkait banyaknya pedagang maupun penyemir sepatu liar yang berkeliaran di area publik terminal di bandara, menurut Menhub hal tersebut bisa disiasati tanpa harus menghilangkan keberadaan mereka. Justru sebaliknya, keberadaan mereka bisa diberdayakan sebagai bagian dari pelayanan publik.

”Tukang semir atau pedagang itu tidak perlu diusir, tetapi sediakan mereka tempat yang layak dan tepat. Jangan keluarkan mereka dari sistem, tetapi jadikan mereka sebagai bagian dari sistem tanpa harus merusak sistem. Ini yang harus dipikirkan. Di luar negeri, tukang semir itu disediakan booth khusus, mereka tidak liar dan itu malah menjadi bagian dari pelayanan,” papar Menhub.

Program Sepanjang Masa

Menhub menekankan bahwa pelayanan publik di seluruh fasilitas infrastruktur transportasi harus menjadi prioritas para pengelola dan operator angkutan yang beroperasi di sana. Keteraturan, kedisiplinan, dan kebersihan merupakan hal-hal pokok yang harus dijadikan fokus dalam mengupayakan peningkatan kenyamanan terhadap penumpang. ”Pelayanan publik itu bukan program sementara, tidak hanya 100 hari, sebulan atau setahun, tetapi ini program sepanjang masa,” tegasnya.

Untuk merealisasikan hal tersebut, lanjut dia, dibutuhkan pemimpin tegas yang tidak hanya duduk manis dan menerima gaji besar. Di Indonesia, menurut Menhub, terutama pada instansi maupun lembaga yang erat kaitannya dengan pelayanan publik, masih banyak terdapat pemimpin yang kurang berkompeten dalam menjalani tugas.

”Ada leaked of managerial skill di sini. Kalau memang tidak mampu, bilang saja biar nanti cepat kita ganti sama orang yang mampu,” ujar Menhub.

Ditambahkan Menhub, upaya penciptaan kenyamanan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di bandara tidak hanya menjadi tanggung PT AP II selaku pengelola. Di sisi lain, maskapai sebagai operator penerbangan juga dituntut kontribusinnya untuk menjaga sistem agar tetap berjalan dengan baik. (roda kemudi)

Kepala Stasiun Jakarta Kota dan Wakilnya Dicopot

Pelayanan publik benar-benar menjadi sorotan utama Menteri Perhubungan Freddy Numberi dalam mewujudkan sistem transportasi ideal yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Karena dianggap lalai dalam menjalani fungsi dan tanggungjawabnya, Menhub Freddy meminta Kepala Stasiun Kereta Api Jakarta Kota, Jatun, dan wakilnya, Suyatno, untuk dicopot. Menhub Freddy menuturkan, keputusan untuk mengeluarkan rekomendasi pencopotan dua pejabat tinggi di stasiun terbesar dan terpadat di Indonesia itu, berawal dari inspeksi mendadak yang dilakukannya pada Senin (26/10) lalu.

”Sewaktu saya sidak kemarin, saya lihat Stasiun (Jakarta) Kota kotor sekali dan berantakan. Saya cari kepala stasiun dan wakilnya juga tidak ada. Saya sudah perintahkan Dirjen (Perkeretaapian) untuk mengganti kepala stasiun dan wakilnya itu. Mudah-mudahan hari ini mereka sudah diganti,” ujar Menhub di sela kunjungan ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (27/10).

Dipaparkan Menhub, baik kepala stasiun maupun wakilnya adalah orang yang paling bertanggungjawab di lokasi tempat mereka bekerja. Kepala stasiun maupun wakilnya adalah pemimpin sekaligus pejabat publik yang senantiasa dituntut harus selalu berada di posnya untuk memantau dan mengendalikan situasi ketika terjadi masalah atau menerima komplain dari masyarakat.

Di mata Menhub, Stasiun Jakarta Kota merupakan salah satu fasilitas publik yang harus selalu dijaga keamanan dan kenyamanannya, sebagaimana bandara dan pelabuhan laut. Karena itu dia tidak mentolerir adanya kondisi yang bisa mengurangi kualitas pelayanan publik di semua lokasi tersebut.

Menhub Freddy membantah bahwa rekomendasi pencopotan dua pejabat Stasiun Jakarta Kota itu sebagai upaya mengejar target 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. ”Pelayanan publik itu bukan program 100 hari. Tidak ada cerita program 100 hari, ini program sepanjang waktu,” tegasnya.

Tidak hanya melakukan inspeksi di Stasiun Jakarta Kota, di hari yang sama Menhub juga menyempatkan diri untuk meninjau langsung situasi dan kondisi di Pelabuhan Tanjung Priok. ”Sama, di sana juga kotor dan masih berantakan. WC-nya tidak bersih. Saya sudah minta kepada Pelindo untuk mengurusi itu, dan mencari orang yang baik dan pas yang mampu bertanggung jawab di sana. Kita simple saja, kalau tidak bisa bilang, biar kita ganti,” jelas Menhub.

Menurut Menhub, sama halnya dengan bandara, pelabuhan dan stasiun juga bisa dijadikan representasi baik dan buruknya kepribadian bangsa Indonesia oleh masyarakat internasional. ”Di pelabuhan, misalnya, di sana banyak berada kapal-kapal yang membawa pekerja asing. Kalau mereka masuk dan melihat kondisi WC-nya tidak baik, apa yang akan mereka bilang?” kata Menhub.

Demikian pula halnya stasiun kereta api, di mana saat ini tak sedikit wisatawan mancanegara yang memanfaatkan sarana KA untuk pelesiran ke berbagai daerah yang menjadi tujuan wisata. ”Intinya, pelayananan publik harus menjadi prioritas,” pungkas Menhub. (roda kemudi)

Monday, October 26, 2009

Mandala Airlines Gandeng Tiga Perusahaan Migas

PT Mandala Airlines tengah menjajaki kerjasama penerbangan bisnis rutin dengan tiga perusahaan minyak dan gas (migas). Mereka adalah Eni Spa Italia, Star Energy dan Chevron Pacific Indonesia (CPI).

"Kami memiliki sejumlah perusahaan yang sudah masuk daftar untuk menjadi corporate client Mandala. Tahun depan diharapkan bisa dimulai kerjasama," kata Michael Hamelink, Chief Financial Officer Mandala, Senin (26/10).

Menurut Head of Corporate Communication Mandala Trisia Megawati KD, jika ketiga perusahaan migas tersebut jadi menggunakan jasa maskapainya, maka akan semakin banyak perusahaan migas yang masuk menjadi deretan corporate client Mandala.

Saat ini, Mandala sendiri sudah melayani penerbangan untuk Total E&P Indonesie dan ConocoPhillips, serta perusahaan kontraktor batubara PT Pamapersada Nusantara.

"Eni, Star Energy dan Chevron baru selesai melakukan audit terhadap kinerja kami. Jadi memang belum ada keputusan. Untuk tahap awal biasanya perusahaan minyak melakukan audit dulu. Lalu tahap kedua melakukan pembicaraan secara komersial, misalnya hitungan-hitungan berapa saving yang bisa didapat dengan menggunakan Mandala, selain faktor keselamatan," katanya.

Trisia menjelaskan, pekerjaan melayani penerbangan korporat sebenarnya baru dimulai Mandala pada Mei 2008. Sehingga pemasukan yang diterima dari penerbangan korporat masih di bawah 10% dari keseluruhan penerimaan Mandala tahun lalu.

"Target kami, tahun ini pendapatan corporate client naik menjadi 15% dari total revenue. Kontrak terakhir yang kami buat dengan Pamapersada, yaitu 24.000 penerbangan domestik," kata Trisia.

Sekadar mengingatkan, pada 15 April lalu, Pama meneken kerjasama penerbangan dengan Mandala. Pama mengejar target penghematan biaya perjalanan udara sebesar Rp 9 miliar sampai Rp 13,5 miliar dengan mengontrak Mandala Airlines sepanjang 2009.

General Manager Pama, Dede Andarso mengatakan, tahun lalu, perusahaan kontraktor pertambangan itu membelanjakan Rp 45 miliar untuk membeli tiket penerbangan bagi karyawannya.

"Dengan kerjasama ini, kami berharap bisa saving optimal 20 persen sampai 30 persen. Sehingga dengan pertambahan jumlah karyawan, dana yang dibelanjakan untuk perjalanan udara tidak bertambah," kata Dede beberapa waktu lalu. (roda kemudi)

Dephub Bantah Cabut Izin Terbang Pelita Air

Departemen Perhubungan menegaskan tidak pernah mencabut izin terbang pesawat milik maskapai penerbangan Pelita Air. Penghentian pengoperasian sejumlah pesawat Pelita Air sebagaimana yang diberitakan sejumlah media online, Senin (26/10), tersebut terkait jadwal pemeliharaan rutin (maintenance) pesawat.

”Kita tidak pernah mencabut izin terbang Pelita Air. Pesawat itu tidak beroperasi karena memang harus sudah masuk bengkel sesuai siklus inspeksi rutin pesawat. Karena harus masuk bengkel, pesawat maka otomatis tidak akan terbang,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Herry Bakti S Gumay di Jakarta, Senin malam.

Herry memaparkan, pesawat carter jenis Fokker-28 yang melayani rute Denpasar—Labuan Bajo—Maumere—Kupang serta rute Tambulaka—Ende—Kupang tersebut, saat ini berada di bengkel perawatan pesawat Pelita Air di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.

Di luar pengecekan seluruh komponen, keberadaan pesawat berkapasitas 85 penumpang itu di bengkel adalah untuk menjalani heavy maintenance, yang salah satunya meliputi modifikasi pintu kokpit (reinforced cockpit door) agar tahan peluru sesuai dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Kurun waktu yang dibutuhkan dalam menjalani inspeksi ini berkisar antara 4 minggu hingga sebulan ke depan.

”Pesawat ini harus heavy maintenance atau pemeriksaan di level D-Check, karena sudah memasuki siklus inspeksi 12 ribu jam terbang. Sebelum memasuki level ini, pesawat juga telah menjalani inspeksi rutin sesuai siklus terbangnya, seperti A-Check pada 100 jam terbang, B-Check (600 jam), serta C-Check (3000 jam),” papar Herry.

Ditambahkan Herry, meski pesawat Pelita Air tersebut tidak beroperasi untuk sementara waktu, proses pengangkutan penumpang di rute-rute yang biasa dilayaninya tidak akan terhambat. ”Karena di sana ada pesawat lain, seperti Merpati, Riau Airlines, serta Trigana. Jadi, tidak akan ada masalah,” sambungnya.

Isu Pencabutan Izin Terbang

Sebagaimana diberitakan sejumlah media online, dikabarkan bahwa Departemen Perhubungan telah mencabut izin terbang pesawat milik maskapai penerbangan Pelita Air tersebut. Alasan Dephub melakukan pencabutan itu karena pesawat yang diperasikan Pelita Air dianggap tidak laik untuk terbang.

Dephub, diberitakan, memberikan kesempatan kepada manajemen Pelita Air selama satu bulan sejak 16 Oktober 2009 untuk memperbaiki pesawat milik mereka, sebelum kembali melayani rute penerbangan tersebut. Menyangkut izin rute penerbangan pesawat Pelita Air, izin rute pesawat Pelita Air hingga satu bulan ke depan masih berlaku. Namun, jika hingga tenggat waktu yang diberikan pesawat milik Pelita itu tidak melakukan penerbangan, maka izinnya juga akan dicabut.

Namun, informasi tersebut dibantah Herry Bakti. ”Itu tidak benar,” tegasnya. Dia memaparkan, sesuai dengan aturan internasional, seluruh pesawat yang dioperasikan wajib memenuhi aturan standar keselamatan. Antara lain adalah melengkapi pesawat dengan pintu kokpit anti peluru, penyempurnaan sistem navigasi, dan lain-lain.

”Itu aturan yang wajib dipenuhi penerbangan semua maskapai, deadline-nya sampai 30 November ini. Tetapi, mayoritas pesawat yang beroperasi di kita (Indonesia) saat ini sudah memenuhi seluruh persyaratan itu, karena mayoritas baru. Yang belum mungkin hanya beberapa pesawat saja, seperti pesawat-pesawat yang agak tua. Tetapi tidak semua, hanya beberapa saja,” jelasnya. (roda kemudi)

Izin Terbang Pelita Air Dicabut

Departemen Perhubungan mencabut izin terbang pesawat milik maskapai penerbangan Pelita Air. Alasan Dephub melakukan pencabutan itu karena pesawat yang diperasikan Pelita Air dianggap tidak laikan terbang.

"Izin terbang pesawat Pelita Air sudah dicabut Dephub, karena pesawat mereka tidak laik terbang," kata Kepala Bidang Perhubungan Udara, Yusuf Adoe di Kupang, Senin (26/10).

Selama ini, katanya, pesawat milik Pelita Air melayani dua rute penerbangan di NTT, yakni Denpasar, Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Maumere Kabupaten Sika dan Kupang, sedangkan rute keduanya, yakni Tambolaka di Sumba Barat, Ende dan Kupang.

Dephub, katanya, memberikan kesempatan kepada manajemen Pelita Air selam satu bulan sejak 16 Oktober 2009 untuk memperbaiki pesawat milik mereka, sebelum kembali melayani rute penerbangan tersebut.

"Masa terbang pesawat milik pelita sudah habis, sehingga harus diperbaiki sebelum diterbangkan kembali," katanya.

Menyangkut izin rute penerbangan pesawat Pelita Air, jelasnya, izin rute pesawat Pelita Air hingga satu bulan ke depan masih berlaku, namun jika hingga "dead line" waktu yang diberikan pesawat milik pelita tidak melakukan penerbangan, maka izinnya juga akan dicabut.

"Jika izin dicabut, maka untuk melayani rute tersebut, pelita harus mengajukan izin rute baru," katanya.

Dengan tidak terbangnya pesawat milik pelita, maka jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi di NTT menyisahkan delapan maskapai, yakni Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya, Garuda, Merpati, Mandala, Riau Air dan Indonesia Air Transport.

"Maskapai Indonesia Air Transport hanya melayani penerbangan Denpasar-Labuan Bajo, khusus untuk pariwisata," katanya. (antara)

Saturday, October 24, 2009

Gempa 7,30 SR, Maluku Diancam Tsunami

Gempa berkekuatan 7,3 pada Skala Richter (SR) terjadi Maluku. Pusat gempa diketahui berada di kedalaman 165 kilometer.

Berdasarkan informasi yang dirilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pukul 21.40 WIB, Sabtu, 24 Oktober 2009.

Lokasi gempa diketahui pada koordinat 6.23 Lintang Selatan (LS) dan 130.60 Bujur Timur (BT). BMKG mendeteksi pusat gempa berada di kedalaman 165 kilometer.

Gempa yang mengguncang Maluku, tepatnya 209 barat laut Saumlaki-Maluku itu disinyalir berpotensi tsunami. Hingga kini, belum ada informasi terkait korban jiwa, kerusakan, atau luka-luka. (roda kemudi)

Wednesday, October 21, 2009

Tabrakan Kereta di India, 9 Tewas

Tabrakan kereta ekspres dekat kota Agra, India, menewaskan setidaknya sembilan orang pada Rabu pagi, 21 Oktober 2009. Peristiwa ini terjadi di Mathura, 30 kilometer dari Agra.

"Sembilan orang meninggal dan 15 lainnya terluka," kata juru bicara kereta api divisi Agra, Bhupinder Dhillon seperti dikutip laman harian The Age.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 5.30 pagi waktu setempat atau 7.00 WIB. Perwakilan perusahaan kereta api, Rajendra Dutt Tripathi mengatakan tim penyelamat dan tentara masih berusaha membebaskan puluhan penumpang yang terperangkap dalam sebuah gerbong yang keluar dari rel.

Tripathi mengungkapkan tabrakan bermula ketika masinis kereta ekspres yang berangkat dari Goa menuju Delhi tidak memperhatikan sinyal yang meminta dia untuk berhenti. Sinyal diberikan karena kereta ekspres Mewar berhenti setelah seorang penumpang menarik rem darurat.

"Penyelidikan menyeluruh akan dilakukan," ujar Tripathi.

Juru bicara perusahaan kereta api utara, R.D. Vajpayee mengatakan perusahaan akan memberi uang sebesar US$ 10.800 untuk keluarga korban meninggal.

Kereta api merupakan moda transportasi jarak jauh utama di India. Setiap hari, 18,5 juta orang bepergian dengan kereta api.

Sekitar 300 kecelakaan kereta api terjadi setiap tahun. Februari lalu, 16 orang tewas dan 60 lainnya terluka saat 12 gerbong kereta keluar jalur di India bagian timur. (vivanews)

Menhub Baru Harus Mampu Perbaiki Transportasi Massal

Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II memunculkan nama Freddy Numberi yang diprediksi menjabat sebagai menteri perhubungan (menhub), menggantikan Jusman Syafii Djamal. Sebelumnya diketahui, Freddy menjabat sebagai menteri kelautan dan perikanan.

Pengamat transportasi Unika Soegijapranata Joko Setijowarno mengungkapkan, penetapan Freddy Numberi sebagai sosok Menhub dalam kabinet mendatang sudah menjadi pilihan dan keputusan Presiden yang tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Saat ini yang lebih penting, bagaimana peta jalan transportasi selama 5 tahun ke depan dapat diimplementasikan. Harus disadari kondisi transportasi saat ini cukup kritis, terutama realisasi angkutan massal yang sangat minim,” ungkapnya, saat dihubungi SH, Selasa (20/10).

Menurut Joko, tugas Menhub yang baru adalah mengurangi kecelakaan lalu lintas, pengembangan angkutan massal perkotaan, revitalisasi perkeretaapian, pengembangan pelayaran rakyat, pengembangan penerbangan perintis, pembangunan transportasi pedesaan dan transportasi antarpulau-pulau kecil, serta yang paling utama: pengetatan barang dan jasa untuk mengurangi korupsi, serta peningkatan sumber daya manusia perhubungan.

“Kita tidak butuh orang yang pintar semata, tetapi harus mampu bekerja sama dan bersinergi dengan instansi terkait lainnya, sehingga setiap program yang direncanakan dapat terealisasikan,” kata dia.

Untuk sosok Freddy Numberi, lanjutnya, dengan bekal dan pengalaman sebagai anggota militer di bidang kelautan, diharapkan ia mampu belajar cepat dalam pengembangan peta jalan transportasi serta mengimplementasikannya dengan cepat.

Cukup Mumpuni

Secara terpisah, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pe-nerbangan Nasional Indonesia (INACA), Tengku Burhanud-din, menilai sosok Freddy Numberi cukup mumpuni dalam memimpin dunia transportasi Indonesia selama lima tahun ke depan. “Meskipun kuat di bidang kelautan, kami meyakini beliau mampu me-rangkul seluruh moda transportasi yang ada,” ungkapnya.

Menurut Tengku, relasi internasional yang dimiliki oleh Freddy juga diharapkan bisa membawa transportasi Indonesia ke arah yang lebih baik lagi, terutama di bidang penerbangan.

Tahun ini, katanya, Indonesia berhasil mencapai satu lompatan besar dengan dicabutnya larangan terbang Uni Eropa bagi empat maskapai domestik.

“Kami berharap menteri yang baru nanti bisa lebih meningkatkan program safety dan security, sehingga mampu mengembalikan kembali ke posisi penerbangan Indonesia pada kategori I Federal Aviation Administration (FAA).

Pengalaman Freddy sebagai Dubes Italia, mantan TNI-AL dan menteri kelautan dan perikanan, lanjutnya, dianggap merupakan indikasi kapabilitas yang cukup untuk bersinergi dengan pihak instansi terkait lainnya, guna mencapai peningkatan kualitas transportasi di Tanah Air. (sinar harapan)