Kecelakaan yang menimpa mobil listrik Tucuxi pada Sabtu (5/1)
menghiasi halaman pertama di hampir semua media nasional dan lokal.
Sebuah kebetulan bahwa Tucuxi mengalami kecelakaan setelah sebelumnya
dimandkan air kembang.
antara |
Namun, tentu bukan sebuah efek magis kalau sistem pengeremannya
ternyata tidak berfungsi normal. Sistem pengereman itu diduga sudah
berubah dari setelan awalnya (SOLOPOS, 7/1). Kebenaran tidak
berfungsinya sistem pengereman itu dikuatkan oleh peyelidikan awal
aparat Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Jawa
Timur.
Terlepas dari berita yang mengiringi kecelakaan itu, satu hal yang
harus disyukuri adalah tidak adanya korban jiwa. Terutama jika mengingat
sebelumnya telah terjadi kecelakaan nyaris beruntun yang menewaskan 11
orang. Kecelakaan itu antara lain di Jalan Tol Jagorawi (1/1), Tegal
(3/1), Indramayu (4/1) dan kawasan Palmerah, Jakarta (27 Desember 2012).
Terkait dengan semua fakta dan berita atas peristiwa maut itu, ada
pembelajaran tersendiri yang bisa diperoleh. Di dunia kemudi-mengemudi
dikenal adanya pemahaman terhadap ritme biologis. Secara sederhana bisa
diartikan sebagai siklus perubahan tubuh baik dalam tingkat kandungan
kimiawi atau fungsi (Hedge, 2011).
Penyebabnya bisa secara internal maupun eksternal. Penyebab internal
berupa perubahan suhu badan karena pengaruh jam biologis. Sedangkan
penyebab eksternal bisa pengaruh hari (siang-malam) atau jam
(terjaga-terlelap). Pemberi pengaruh secara kongkret bisa berupa sinar
matahari, tingkat kebisingan, makanan, maupun interaksi sosial.
Berdasarkan ritme biologis itu ada saat-saat tertentu yang harus dicermati karena berpotensi memunculkan human error. Misalnya malapetaka Three Mile Island, Bhopal dan Chernobyl yang diakibatkan oleh human error yang terjadi di tengah malam.
Demikian juga kebanyakan kecelakaan kendaraan terjadi menjelang
fajar. Manusia memang secara alami memiliki tingkat respons indra (mata,
pendengaran, penciuman) yang lebih jelek atas night vision dibandingkan hewan-hewan predator. Konsekuensinya–sesuai ritme circadian–manusia ditempatkan sebagai makhluk yang mempunyai jam tidur di malam hari.
Hal ini kiranya bisa sedikit menjelaskan terjadinya kecelakaan ketika
mobil yang dikemudikan Rasyid (anak Menko Perekomomian Hatta Rajasa)
menabrak mobil lain di Jalan Tol Jagorawi (pukul 05.45 WIB), kecelakaan
minibus di Tegal (pukul 06.00 WIB), dan kecelakaan mobil Toyota Avanza
di Indramayu (pukul 05.00 WIB). Ini juga memberikan gambaran salah satu
penyebab kematian dua orang akibat tertabrak mobil Nissan Grand Livina
(pukul 00.45 WIB) pada Kamis (27 Desember 2012).
Selain karena ban pecah (kasus di Tegal) beberapa kecelakaan itu
diakibatkan karena pengemudi mengantuk atau mabuk. Terkait kecelakaan
akibat mengantuk, secara teoritis dalam ritme biologis dikenal dengan
pendekatan ToD (time of day) Error. Pada jam-jam
tertentu manusia mempunyai daya respons indrawi rendah. Hal ini terjadi
juga dalam kasus kecelakaan mobil Daihatsu Xenia di Tugu Tani, Jakarta,
yang menewaskan sembilan orang. Bedanya, kejadiannya berlangsung pada
pukul 12.25 WIB.
Kecelakaan di Tugu Tani ini, selain karena dipengaruh narkoba,
tinjauan berdasar ritme biologis juga menemukan pembenarannya. Ritme
biologis ini dikenal sebagai post lunch dip effect atau
penurunan kewaspadaan. Siklus ”serangan” hilangnya kewaspadaan ini
biasanya terjadi pada pukul 13.00-16.00. Kapan sebaiknya pendekatan
ritme biologis ini diimplementasikan untuk mengemudi dengan aman?
Waktu Tertentu
Terdapat waktu-waktu tertentu yang ditetapkan sebagai pamali atau
pantangan dalam mengemudi. Secara sangat gamblang nenek moyang kita
sudah mewariskan ilmu itu dalam bentuk periodisasi wayah (waktu). Misalnya, saat kejadian tabrakan antara BMW (dengan sopir Rasyid) dan Luxio waktu menunjukkan pukul 05.45 WIB.
kompas.com |
Di pembagian waktu seturut primbon Jawa, pukul 05.45 masuk dalam wayah saput lemah (05.00) dan mendekati wayah byar (06.00). Seturut kondisi alamiahnya, waktu yang masuk wayah saput lemah dan byar
adalah puncak kelelahan fisik tertinggi. Terlebih ketika pada malam
sebelumnya (Rasyid) tidak ada jeda istirahat sama sekali. Selain itu,
pada saat wayah saput lemah dan byar posisi matahari sudah menebarkan efek cahaya.
Peralihan dari gelap malam ke permulaan pendaran cahaya surya akan
mengaburkan kilau lampu kendaraan. Pandangan pengemudi justru sering
kali tidak jelas. Pendekatan ini sangat logis dan sama sekali bukan
mistis. Perpaduan antara puncak kelelahan jam biologis dengan fenomena
siklus alam menjadi sangat berisiko dalam berkendara sehingga jam-jam
itu bagi para pengemudi dianggap sebagai pamali.
Sebuah kebetulan bahwa kecelakaan serupa lainnya juga terjadi dalam
jam-jam pamali yang lain. Afriyani yang mengemudikan Daihatsu Xenia
mengalami kecelakaan pada pukul 12.25 WIB (wayah tengah awan). Demikian juga dengan Andika yang mengalami kecelakaan dengan Nissan Grand Livina-nya pada pukul 00.45 WIB (wayah tengah wengi/lingsir wengi).
Waktu lain yang dijadikan pamali oleh para pengemudi–sesuai anjuran para leluhur–adalah pukul 15.00 atau wayah lingsir kulon (bandingkan dengan waktu ritme biologis post lunch dip effect), dan pukul 17.30–18.30 (wayah tribalayu, wayah surup/candrakala).
Pelogisan waktu pamali di atas adalah karena bertepatan dengan lunch break (wayah tengah awan), tea break (wayah lingsir kulon) dan dinner (wayah tribalayu, wayah surup/candrakala). Khusus wayah tribalayu dan surup/candrakala fenomenanya persis dengan yang terjadi pada wayah saput lemah dan byar.
Meredupnya cahaya matahari siang akan membuat kilau lampu kendaraan
belum cukup jelas menerangi pandangan. Pendaran cahaya lampu kendaraan
belum cukup terang untuk dikontraskan dengan malam yang belum sepenuhnya
gelap. Ini pun sangat teknis tanpa nuansa mistis.
Secara kebetulan juga, pamali-pamali waktu mengemudi itu bersamaan dengan pembagian waktu untuk melakukan salat. Wayah saput lemah dan byar misalnya bertepatan dengan Salat Subuh. Wayah tengah awan bersamaan dengan waktu untuk Salat Duhur. Demikian juga dengan wayah lingsir kulon yang bertepatan dengan Salat Asar. Selanjutnya wayah tribalayu, surup/candrakala
sesuai waktunya dengan waktu untuk melakukan Salat Magrib. Artinya,
waktu untuk salat sekaligus merupakan ritme pemulihan tingkat kewaspadan
dan stamina.
Pengetahuan tentang pembagian wayah yang dijadikan pamali di dunia ”mengemudi” ini diwariskan secara turun-temurun melalui word of mouth (WoM).
Umumnya dari pengemudi senior ke pengemudi junior. Sebuah pengetahuan
yang kelihatannya bersifat klenik. Padahal ternyata sangat ilmiah dan
didasarkan pada kesesuaian dengan hukum alam. Di saat tubuh butuh
istirahat maka saat itulah seyogianya diberikan ”hak” kepadanya.
Demikian juga ketika tubuh sudah dalam kondisi fit maka ”tugasnya” untuk
bekerja.
Kearifan lokal inilah yang diakui atau tidak terlihat lebih masuk akal daripada penggunaan sejumlah doping.
Peggunaan minuman suplemen dan bahkan obat-obatan menjadi sesuatu yang
dipaksakan dan mengingkari hukum alam. Alasan-alasan pembenar untuk
pemaksaan diri yang mengingkari siklus natural ini sekali dua kali
mungkin bisa dilanggar.
Termasuk ketika dengan alasan naif tidak hendak menolak rezeki yang
datang pada waktu pamali. Tentu ini pemahaman yang menyesatkan akal
sehat. Pengemudi yang profesional tentu akan dengan cerdas mencari waktu
istirahat di antara jam-jam sibuknya.
Memilih waktu senggang untuk tidur daripada main kartu jarang
terlihat dilakukan oleh para pengemudi di pangkalan. Menghindari
begadang lebih daripada taruhan main catur pun demikian juga.
Membiasakan tidur lelap dalam waktu singkat daripada tidur model balas
dendam belum menjadi tradisi. Pamali-pamali di atas dapat dengan cerdas
diartikan sebagai kesiapan yang terukur untuk setiap saat dalam kondisi
siap mengemudi.
Sayangnya soft skill ini sepertinya belum dijadikan
salah satu materi ujian mendapatkan surat izin mengemudi (SIM). Akan
lebih baik jika ini bisa dipadukan juga dengan materi hard skill, misalnya dalam uji parkir paralel dan berhenti di tanjakan. (roda kemudi)
(catatan: Naskah asli mengutip tulisan Pak Flo Kus Sapto W yang dimuat Harian Jogja.com berjudul "GAGASAN: Tucuxi dan Pamali Mengemudi")
2 comments:
Look at the way my associate Wesley Virgin's autobiography begins in this SHOCKING and controversial video.
You see, Wesley was in the military-and soon after leaving-he revealed hidden, "self mind control" secrets that the government and others used to obtain everything they want.
These are the exact same secrets lots of celebrities (especially those who "come out of nowhere") and top business people used to become wealthy and successful.
You've heard that you use only 10% of your brain.
That's mostly because most of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Perhaps that conversation has even taken place INSIDE your very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head around 7 years back, while driving an unregistered, garbage bucket of a car with a suspended driver's license and on his bank card.
"I'm very fed up with living check to check! When will I become successful?"
You took part in those thoughts, ain't it so?
Your own success story is waiting to start. All you have to do is in YOURSELF.
UNLOCK YOUR SECRET BRAINPOWER
Do this hack to drop 2 lbs of fat in 8 hours
More than 160 thousand women and men are trying a easy and secret "liquid hack" to lose 1-2 lbs every night in their sleep.
It's proven and works on everybody.
This is how you can do it yourself:
1) Get a clear glass and fill it half glass
2) And now do this awesome hack
so you'll become 1-2 lbs skinnier the next day!
Post a Comment