Pages

Wednesday, September 26, 2012

Dahlan Iskan Rombak Susunan Direksi Angkasa Pura II

Kementerian BUMN selaku pemegang saham PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan restrukturisasi terhadap susunan direksi PT Angkasa Pura II (Persero). Perubahan tersebut didasari Surat Keputusan Negara BUMN nomor : SK-361-MBU/2012 tentang Perubahan Struktur Direksi, Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi dan Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II.

Dahlan Iskan (kompas.com)
Proses penyerahan Surat Keputusan Menteri BUMN tersebut dilakukan Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Pembinaan BUMN Harry Susatyo di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 24 September 2012.


Mengacu pada formasi yang ada, Menteri BUMN Dahlan Iskan tampaknya menginginkan PT Angkasa Pura II dapat lebih fokus dalam mengelola bisnisnya. Pada formasi baru itu, Dahlan menghapus pos wakil direktur utama serta memecah dua pos direksi, yaitu pos Direktur Operasi dan Teknik serta pos Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha. "Angkasa Pura tidak butuh wakil dirut, tetapi butuh untuk lebih fokus pada kegiatan bisnisnya," ujarnya saat dicegat wartawan di Kantor Kementerian BUMN.

Dahlan secara total memang merombak  susunan pos direksi yang semula enam pos menjadi tujuh. Namun mantan Dirut PLN ini tidak memecat satu orang pun dari jajaran direksi lama Angkasa Pura II, serta tetap mendelegasikan pos Direktur Utama kepada Tri S Sunoko. Bahkan dengan formasi barunya itu Dahlan memasukkan satu nama tambahan baru, yaitu RP Hari Cahyono yang sebelumnya pernah menjabat Corporate Secretary dan Head of Internal Auditor.

Berikut struktur Direksi baru PT Angkasa Pura II (Persero):

Direktur Utama: Tri S Sunoko
Direktur Operasi Kebandarudaraan: Endang A Sumiarsa
Direktur Pengembangan Kebandarudaraan & Teknologi: Salahudin Rafi
Direktur Komersial Kebandarudaraan: Rinaldo J Aziz
Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha: Sulistio Wijayadi
Direktur Keuangan: Laurensius Manurung
Direktur SDM dan Umum: RP. Hari Cahyono

Struktur Direksi lama:

Direktur Utama: Tri S Sunoko
Wakil Direktur Utama: Rinaldo J Aziz
Direktur Operasi dan Teknik: Salahudin Rafi
Direktur Komersial & Pengembangan Usaha: Sulistyo Wijayadi
Direktur Keuangan: Laurensius Manurung
Direktur Personalia dan Umum: Endang A Sumiarsa

 
PT Angkasa Pura II mengelola sebanyak 12 bandar udara yang beroperasi di wilayah Indonesia bagian barat, yaitu Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Halim Perdana Kusumah (Jakarta), Soekarno-Hatta (Banten), Polonia (Medan), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Minangkabau (Padang), Supadio (Pontianak), Raja Haji Fisabililah (Tanjung Pinang), Sultan Iskandar Muda (Aceh), Sultan Thaha (Jambi), serta Depati Amir (Pangkal Pinang).

Selain itu, PT Angkasa Pura II saat ini juga masih bertanggung jawab terhadap pengelolaan sistem pemanduan lalu lintas udara di wilayah Flight Information Region (FIR) Jakarta.  (roda kemudi)

Monday, September 24, 2012

Jalur PLN Terputus, Operasional Bandara Soekarno-Hatta Normal

Sehubungan dengan terganggunya pasokan listrik PLN akibat peristiwa kebakaran di wilayah Duri Kosambi, Tangerang, kegiatan operasional di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, tetap berjalan dengan normal. Kegiatan take-off maupun landing, serta kegiatan-kegiatan pelayanan lainnya tidak terkendala.

Alhamdulillah, semua dapat terkendali dengan baik. Delapan genset yang dimiliki Bandara Soekarno-Hatta dapat bekerja optimal, sehingga kegiatan operasional pelayanan penerbangan yang menjadi prioritas tidak ada yang terkendala, termasuk kegiatan check-in dan lain-lain. Khususnya untuk sistem radar, alat komunikasi, lalu sistem pemanduan pesawat datang dan berangkat, check-in dan semua yang vital tidak ada kedipan sama sekali,” papar Direktur utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko, Senin, 24 September 2012.

Grand Design Bandara Soekarno-Hatta
Tri Sunoko menjelaskan, delapan genset pendukung jalur prioritas tersebut meliputi antara lain jaringan teknik keselamatan penerbangan (radar, tower, transmiter, dll) sebesar 3x850 Kilo Volt Ampere (KVA); jaringan prioritas operasional pelayanan di terminal penumpang (check-in, x-ray, bagasi, garbarata, Flight Information Diplay System (FIDS), dll) sebesar 3x1600 KVA; serta Terminal 3 sebesar 2x2000 KVA.

”Jadi, tepat ketika pasokan listrik dari PLN terhenti di BSH pada pukul 15.04 WIB, genset langsung bekerja memberikan suplai listrik. Demikian juga UPS untuk mem-back-up seluruh fasilitas yang terkomputerisasi, bekerja dengan baik,” imbuhnya.

Dikatakannya, sejumlah lampu penerangan di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta memang sempat padam 15 detik akibat terhentinya pasokan lisitrik PLN di jalur Duri Kosambi tersebut. Namun kondisi tersebut langsung tertangani dengan bekerjanya genset pendukung, seiring dengan upaya perbaikan yang dilakukan PLN untuk mengembalikan pasokan listrik ke Bandara Soekarno-Hatta. ”Tepat pukul 16.41 WIB, pasokan listrik sudah masuk kembali. Bandara Soekarno-Hatta sudah full supply,” pungkasnya.

Untuk diketahui, kebutuhan pasokan listrik Bandara Soekarno-Hatta dari PLN setiap harinya sebesar 35 Mega Volt Ampere (MVA) dengan besar tegangan sebesar 20 KV melalui Gardu Induk Batujaya Tangerang. Sesuai dengan skema Grand Design pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, kapasitas Main Power Station akan dikembangkan dari 35 MVA menjadi 60 MVA. ( roda kemudi)