Pages

Thursday, December 25, 2008

Duty Manager Garuda Disandera Kementrian Haji Saudi

Seorang Duty Manager Operasi Garuda Indonesia di Bandara Internasional King Abdulaziz (KAIA) Jeddah, sempat disandera Badan Pengawasan Haji Kementrian Urusan Haji Kerajaan Saudi Arabia, Rabu (24/12). Penyanderaan itu terkait terlunta-luntanya 28 orang jemaah haji asal Makassar, ujung Pandang, di Plaza penumpang bandara tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, seluruh 28 jemaah haji yang di dalamnya termasuk seorang bocah lelaki berusia sekitar 12 tahun itu tergolong sebagai jemaah haji ”gelap”. Karena, meskipun mengantongi visa haji, tidak satu pun di antara mereka terdaftar sebagai jemaah haji resmi baik sebagai jemaah reguler maupun khusus.

”Kita sudah periksa, nama mereka tidak terdaftar dalam daftar anggota kloter haji manapun maupun rombongan jemaah khusus,” jelas M Soleh, Duty Manager Garuda yang sempat disandera tersebut, Kamis (25/12), di Posko Monitoring Garuda di Hotel Jeddah Gulf.

Selidik punya selidik, lanjut Soleh, ke-28 orang tersebut terbang ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji dengan menggunakan tiket pekerja (TKI) dan terbang menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Sedangkan visa haji yang diperolehnya merupakan visa complementary (visa khusus), atau visa dengan status undangan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Rombongan tersebut masuk melalui terminal kedatangan internasional bandara KAIA pada 29 November 2008 dengan penerbangan Garuda GA 980. Namun ketika hendak kembali ke tanah air pada 22 Desember lalu, mereka terbentur masalah. Tiket kepulangan mereka dinyatakan palsu oleh pihak Yaman Air, maskapai yang akan mereka gunakan untuk kembali ke tanah air. ”Tetapi sayangnya mereka tidak dapat menunjukkan tiket yang palsu itu, sehingga di mana pangkal masalahnya tidak bisa ditelusuri,” kata Soleh.

Sementara di satu sisi, menurut Soleh, pihaknya terus ditekan oleh Badan Pengawasan Haji Saudi di bandara untuk bertanggung jawab terhadap 28 jemaah yang belum jelas nasibnya itu. ”Hajj Controll Saudi tidak mau tahu mereka resmi atau tidak. Mereka mereka tahunya itu jemaah haji Indonesia yang harus diurusi dan membenturkan kita dengan aturan human right,” papar M Soleh, yang sempat disandera selama hampir lima jam di kantor Badan Pengawasan Haji Saudi.

Badan Pengawasan Haji Saudi, kata Soleh, bersikukuh menuntut Garuda untuk menanggung segala fasilitas seluruh anggota rombongan. ”Padahal menurut aturan itu bukan urusan Garuda karena mereka sudah keliling-keliling di Arab, tetapi Garuda yang kena getahnya. Karena mereka pegang visa haji dan masuk ke sini dengan Garuda, pihak otoritas sini mereka menuntut Garuda untuk menanggung segala risikonya,” imbuh Soleh.

Atribut Mirip Haji Reguler

Zainal, salah seorang anggota rombongan tersebut menuturkan, keberangkatan dirinya difasilitasi biro perjalanan PT Mustika Cahaya Lestari (MCL) yang berkedudukan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, melalui seorang penceramah lokal Ujung Pandang bernama Syaiful Islam.

Sedianya, Syaiful Islam turut serta dalam perjalanan ini dan menjadi kepala rombongan. Namun, karena suatu alasan, Syaiful membatalkan diri alias tidak jadi berangkat. ”Tetapi anak lelakinya dan mertuanya ikut berangkat dalam rombongan kita ini,” ujar Zainal saat ditemui Kamis dinihari waktu setempat di Plaza penumpang Terminal Haji KAIA.

Menurut Zainal, oleh biro perjalanan tersebut, setiap jemaah dipatok biaya oleh PT MCL antara Rp 38 juta hingga Rp 42 juta. Dengan dana sebesar itu, masing-masing jemaah dibekali sebuah jas berwarna biru terang, gelang identitas jemaah serta tas dan koper, yang bentuk dan warnanya sama persis dengan yang dimiliki jemaah haji reguler.


”Seluruh perbekalan itu, termasuk paspor dan tiket pergi-pulang kami terima di Cengkareng. Waktu itu kami tidak curiga sama sekali, karena kami tahu setiap tahun Pak Syaiful Islam ini rutin memberangkatkan orang untuk umrah dan haji. Apalagi, anak dan mertuanya ada bersama kami,” tutur Zainal.

Kecurigaan kian tidak tampak, lanjut pria berusia sekitar 40 tahun itu, terlebih sejak proses boarding di Soekarno-Hatta hingga pemeriksaan oleh petugas badan imigrasi Saudi di bandara KAIA, Jeddah,pada hari kedatangan juga tidak ditemui masalah. Seluruh proses ibadah haji bisa pun mereka laksanakan dengan lancar. ”Saat berada di Mekkah dan Mina, kami juga ikut rombongan maktab jemaah haji kloter,” sambung Zainal.

Masalah baru muncul pada Minggu, 22 Desember lalu. Yaitu saat mereka melakukan check-in di konter Yaman Air, di terminal pemberangkatan internasional KAIA. Oleh pihak Yaman Air, tiket mereka dinyatakan palsu. Sejak saat itu hingga berita ini dibuat (25/12), mereka terlunta-lunta di kawasan bandara KAIA hingga akhirnya ”terdampar” di terminal haji Jeddah.

”Sejak tiket kami dinyatakan palsu, kami sudah beberapa kali berusaha menghubungi kantor Mustika Cahaya Lestari. Tetapi nomor telepon yang kami dapat tidak bisa dihubungi. Pak Syaiful Islam juga tidak bisa kita kontak,” sambung Zainal dengan nada putus asa, diamini beberapa anggota rombongan lain.

Permasalahan kian rumit dan berujung pada penyanderaan Duty Manager Garuda M Soleh, ketika petugas dari Badan Pengawasan Haji (Hajj Control) Saudi Arabia di Terminal Haji KAIA mengetahui status mereka yang tidak jelas itu. Petugas Hajj Control mendesak Garuda untuk bertanggung jawab atas nasib Zainal dan rombonganya. Garuda diminta memfasilitasi mulai dari konsumsi dan penginapan hingga proses pemulangan mereka ke tanah air.

”Bukan kami tidak mau peduli, tetapi kami di sini tidak bisa mengambil keputusan seketika untuk masalah seberat ini. Ini kewenangan pusat,” ujar Senior Manager Perencanaan Haji Garuda Agus Widodo, di Posko Monitoring Garuda di Hotel Jeddah Gulf.

Agus berharap kondisi ini bisa cepat diselesaikan, mengingat Badan Pengawasan Haji Saudi terus mendatangi petugasnya di posko bandara dan mendesak agar Garuda bertanggung jawab atas seluruh jemaah yang telantar itu. ”Terus terang kami sangat tergangu dengan kondisi ini, karena tanggung jawab dan tugas utama kami di sini hanya mengurusi jemaah yang difasilitasi Departemen Agama. Di luar itu bukan kewenangan kami,” tegas Agus.

Pemerintah Saudi Lepas Tangan

Zainal mengaku, dia dan seorang lain yang menjadi perwakilan rombongan, bernama Abdi, telah melakukan koordinasi dengan pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah. Pihak KJRI, kata dia, telah berjanji untuk membantu proses pemulangan mereka dengan mencarikan tiket penerbangan termurah. ”Karena uang yang kami miliki saat ini sangat terbatas. Kalau harus beli tiket dengan harga normal, terus terang kami tidak sanggup,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Staf Teknis Perhubungan di KJRI Jeddah Bambang Sudaryono membenarkan pernyataan Zainal tersebut. Menurutnya, sampai saat ini pihak KJRI terus berusaha membantu Zainal dan rombongannya itu agar dapat kembali ke tanah air.

”Kita terus mengupayakan solusi terbaik. Kami juga sudah menghubungi keluarga mereka di Indonesia agar membantu masalah pendanaan,” jelasnya, seraya menegaskan bahwa pihak KJRI tidak akan lepas tangan terhadap permasalahan ini. ”Kita juga sudah meminta pihak Garuda untuk membantu memberikan keringanan biaya tiket. Mudah-mudahan bisa.”

Bambang menambahkan, jika mengacu pada ketentuan hukum yang disepakati Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi berlaku, sedianya proses pemulangan ke-28 jemaah itu menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi sepenuhnya dengan status sebagai ”deported” negara.

Namun ketika para jemaah itu terkena blokir sewaktu masih berada di bandara saat mereka tiba, pemulangan menjadi tanggung jawab maskapai yang membawanya.

”Karena keberadaan para jemaah sudah mendapat legalitas dari pemerintah Arab melalui badan imigrasi di bandara, sampai mereka bisa melakukan ibadah haji dan keliling Arab segala, otomatis itu menjadi tanggung jawab mereka,” papar Bambang.

Jika mengacu pada pemaparan Bambang di atas, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi seolah-olah ingin melepaskan tanggung jawab dengan menekan Garuda Indonesia. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tampak berusaha untuk mengkondiskan bahwa telantarnya Zainal dan rombongannya sebagai dosa Garuda yang telah membawanya ke negara mereka.

”Sepahit-pahitnya, kalau pemerintah Arab tetap tidak mau bertanggung jawab, kita sebagai perwakilan pemerintah akan memberikan perlindungan warga kita dengan menampung mereka ke KJRI dan mengusahakan pemulangan mereka,” pungkasnya.

Dikatakan Bambang, saat ini pihaknya telah mengevakuasi lima jemaah lain asal Banten yang juga menjadi korban penelantaran PT Mustika Cahaya Lestari. Dua di antaranyanya telah dipulangkan Rabu malam (Kamis dinihari, WIB). ”Saya berharap kasus ini menjadi bahan pelajaran untuk badan imigrasi kita, untuk tidak meloloskan siapapun yang tiket pergi dan pulangnya tidak satu maskapai. Karena setiap tahun kasus ini selalu terjadi dan menimpa mereka yang tiket pergi dan pulangnya beda maskapai,” tandas Bambang.


Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari Sistem Informasi Haji Depag, PT Mustika Cahaya Lestari merupakan biro perjalanan haji dan umroh ilegal. Perusahaan ini tidak memiliki izin dari Depag untuk menyelenggarakan umroh, apalagi haji khusus. Ini harus jadi bahan pertimbangan kaum muslimin Indonesia yang ingin menunaikan umroh atau haji. Waspadai biro-biro perjalanan yang menawarkan "jalan pintas" semacam ini. Bersabarlah, tunggu giliran. Karena esensi haji adalah kesabaran. Insya Allah, kalau waktunya tiba, tidak ada pihak manapun yang bisa menghalangi kita untuk mendatangi rumah-Nya. Jadi, jangan mencoba untuk mencari "undangan" palsu, karena satu-astunya yang mengeluarkan udangan itu adalah Sang Pemilik Baitullah. (roda kemudi)

Pemulangan Jemaah Haji dari Madinah Mulai 26 Desember

Terhitung mulai Jum’at (26/12), proses pemulangan jemaah haji Indonesia dari tanah suci tidak lagi difokuskan pada satu bandara, yaitu Bandara Internasional King Abdulaziz (KAIA), Jeddah. Tetapi pemulangan juga dilakukan melalui Bandara Pangeran Mohammad Bin Abdulaziz (PMBA), Madinah. Diharapkan, dengan penggunaan dua bandara ini, proses keterlambatan jadwal pemulangan (delay) bisa ditekan atau dihilangkan sama sekali.

Proses pemulangan jemaah melalui Bandara PMBA tersebut akan difasilitasi Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines (SAA). Proses pemulangan pertama di Madinah pada hari itu akan dilakukan SAA dengan nomor penerbangan SV 5024. Menurut jadwal, sebanyak 450 jemaah kloter 41 jemaah asal Jawa Barat akan diterbangkan menuju Soekarno-Hatta pukul 00.30 waktu setempat.

Selain Kloter 41 Jabar, SAA juga akan menerbangkan Kloter 42 (SV 5026) pukul 01.30, 43 (SV 5028) pukul 02.30, dan 44 Jabar SV 5030 pukul 03.30 waktu setempat. Jemaah lain yang diterbangkan SAA pada hari yang sama adalah Kloter 42 Surabaya (SV 5058) pukul 15.00; Kloter 43 Surabaya (SV 5056) pukul 16.00; serta Kloter 15 Medan (SV 5098) pada pukul 21.00 waktu setempat.

Sementara Garuda Indonesia direcanakan hanya akan menerbangkan dua kloter jemaah di hari yang sama. Yakni 455 orang jemaah Kloter 28 Banten menggunakan penerbangan bernomor GA 7412 pada pukul 18.25 dan 455 jemaah Kloter 29 Banten pukul 19.25, dengan tujuan Bandara SOekarno-Hatta, Cengkareng. ”Dari Madinah, total kami akan menerbangan sebanyak 33 kloter. Seluruhnya penerbangan menuju Cengkareng dan Surabaya,” jelas Hotma.

Untuk diketahui, memasuki hari kesebelas, Rabu (24/12), total jemaah reguler yang telah pulang ke tanah air mencapai 74 ribu orang atau sekitar 38 persen dari total 192.178 jemaah.

Sebanyak 42.956 orang jemaah pulang dengan menggunakan penerbangan Garuda Indonesia, sedangkan selebihnya diangkut Saudi Arabia Airlines. Data yang dihimpun dari Posko Garuda Indonesia menyebutkan, total jemaah haji yg telah diterbangkan Garuda Indonesia hingga Rabu (24/12) pukul 18.30 waktu setempat sebanyak 42.956 orang yang terbagi dalam 121 kelompok terbang.

”Rinciannya, dari total 14 kloter Debarkasi Banda Aceh, sebanyak 11 kloter di antaranya telah dipulangkan,” ungkap Juru Bicara Garuda di Jeddah Hotma Siregar, Rabu (24/12).

Kemudian untuk Debarkasi Palembang, lanjutnya, dari 28 kloter yang ada, Garuda baru memulangkan sebanyak 9 kloter. Sementara Padang, telah dipulangkan 8 kloter dari total 27 kloter. Selanjutnya untuk Debarkasi Surabaya, sebanyak 10 kloter dari 22 kloter telah dipulangkan.

Sedangkan untuk Debarkasi Solo, Garuda telah mengangkut sebanyak 26 kloter dari 83 kloter; Ujung Pandang sebanyak 16 kloter dari 42 Kloter; Banjarmasin 8 kloter dari 17 kloter; Balikpapan sebanyak 8 kloter dari 20 kloter; serta Cengkareng dari total 49 Kloter yang ada, sebanyak 25 kloter di antaranya telah diterbangkan menuju tanah air.



Perketat Delay

Memasuki hari kesebelas, Rabu (24/12), total jemaah reguler yang telah pulang ke tanah air mencapai 74 ribu orang atau sekitar 38 persen dari total 192.178 jemaah. Duty Manager Posko Operasi Haji Garuda di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, Rudita Yuana menjelaskan, tingkat keterlambatan yang dialami jemaah penumpang Garuda pada masa-masa sekarang ini relatif berkurang. ”Berkisar antara 1-2 jam dari jadwal,” jelasnya.

Namun, Rudita menambahkan, jika mengacu pada jadwal penerbangan awal sebelum mengalami revisi, pergeseran waktu penerbangan masih di atas 10 jam per kloter. Setiap hari tim di posko tersebut memantau kondisi di lapangan untuk menyesuaikan waktu penerbangan. Seperti melihat kesiapan gate (pintu masuk) penumpang juga ketersediaan parking stand pesawat serta kondisi pesawat yang akan digunakan.

”Jika kami anggap perlu, misalnya gate atau parking stand penuh, atau pesawat bermasalah, jadwal pasti kami revisi. Saat itu jugakami langsung infokan perubahan tersebut kepada masing-masing kloter. Karena kondisi, satu jadwal ada yang bisa kami revisi dua sampai tiga kali,” jelasnya. ”Sebisa mungkin, jadwal tidak kami revisi mendadak agar jemaah tidak panik,” imbuh Rudita.

Untuk diketahui, pada musim haji tahun ini, Garuda Indonesia mengangkut sebanyak 107.109 orang jemaah yang terbagi dalam 302 kloter pada sembilan embarkasi. Yaitu Embarkasi Cengkareng (49 kloter), Embarkasi Surabaya (22 kloter), Embarkasi Palembang (28 kloter), Embarkasi Padang (28 kloter), Embarkasi Banjarmasin (17 kloter), Embarkasi Balikpapan (20 kloter), Embarkasi Solo (82 kloter), Embarkasi Ujung Pandang (42 kloter), dan Embarkasi Banda Aceh (14 kloter). Sementara Saudi Arabia Airlines mengangkut sekiar 86 ribu jemaah dalam 192 kloter dari empat embarkasi (Medan, Jakarta, Surabaya, dan Batam). (roda kemudi)

Penumpang LN Diprediksi Naik 7,5 Persen

Departemen Perhubungan mengeluarkan izin penerbangan tambahan sebanyak 48.620 kursi untuk lima maskapai penerbangan asing dan domestik selama masa liburan Natal dan tahun baru.

Dirjen Perhubungan Udara Dephub Budhi M. Suyitno mengatakan kelima maskapai penerbangan itu, yakni Silk Air, Qantas Airways, China Airlines, Cathay Pacific (Hong Kong Express), dan Garuda Indonesia.

"Extra flight luar negeri mendapat tambahan 92 frekuensi penerbangan dengan kapasitas 48.620 kursi, terutama ke negara-negara Anggota Asean, Australia, Hong Kong, dan China," ujarnya.

Dia menjelaskan permintaan penerbangan tambahan rute luar negeri diajukan oleh maskapai asing yang negaranya telah memiliki hubungan udara dengan Indonesia.

Budhi mengungkapkan pihaknya memberikan izin penerbangan tambahan kepada Cathay Pacific yang direalisasikan oleh maskapai Hong Kong Express. "Hong Kong Express kami izinkan terbang ke Denpasar," ujarnya.

Dia memperkirakan jumlah penumpang luar negeri selama masa liburan Natal dan tahun baru mencapai 272.272 orang atau naik 7,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 253.276 orang. "Dibandingkan dengan hari biasa atau saat low season [sepi penumpang] hanya naik 5,82 persen," ungkapnya.

Budhi juga memprediksikan sembilan rute luar negeri akan mengalami peningkatan penumpang selama liburan Natal dan tahun baru. Rute itu yakni Jakarta-Singapura, Jakarta-Kuala Lumpur, Jakarta-Hong Kong, Medan-Penang, Medan-Kuala Lumpur, Denpasar Singapura, Denpasar-Kuala Lumpur, Surabaya-Singapura dan Surabaya-Kuala Lumpur. "Kami akan memantau empat bandara untuk pelayanan penerbangan luar negeri, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar," ungkap Budhi.

Meningkat 10 persen

Dia memastikan kapasitas angkutan udara luar negeri selama Natal dan tahun baru mencukupi dengan total 956.650 kursi atau naik 10 persen setelah lima maskapai asing dan nasional menambah penerbangan. "Artinya, kapasitas tempat duduk penerbangan luar negeri tidak ada kendala," kata Budhi.

Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Dephub Tri S. Sunoko menambahkan empat maskapai asing dan satu maskapai nasional menambah frekuensi ke tiga kota tujuan, yakni Denpasar, Surabaya, dan Jakarta. "Maskapai asing dan nasional mengajukan extra flight di tiga kota itu," kata Tri.

Dia memaparkan Silk Air mendapatkan izin penerbangan tambahan rute Singapura-Surabaya pergi-pulang dengan kapasitas 1.080 kursi yang akan diterbangi pada 3, 4, dan 27 Januari 2009.

Qantas mengajukan penerbangan Sydney-Jakarta pergi-pulang dengan total tambahan 448 kursi yang akan diterbangi pada 3 Januari 2009, sedangkan Cathay Pacific mendapatkan izin penerbangan tambahan di rute Hong Kong-Jakarta sebanyak 1.244 kursi.

Sementara itu, khusus China Airlines diwajibkan kerja sama operasi atau code sharing dengan Garuda untuk merealisasikan penerbangan tambahan Taoyuan (Taiwan)-Denpasar dan Taoyuan-Jakarta.

China Airlines mengajukan tambahan terbanyak untuk penerbangan luar negeri dari maskapai asing selama periode Natal dan tahun baru. "Garuda juga mengajukan penerbangan tambahan ke Hong Kong dan Singapura dengan total 16.266 kursi penerbangan," tutur Tri. (bisnis)

Wednesday, December 17, 2008

Jadwal Pemulangan Jemaah Haji Berantakan

Seluruh jadwal pemulangan jemaah haji Indonesia yang difasilitasi maskapai Garuda Indonesia di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah, berantakan. Sejak hari pertama hingga hari kelima pemulangan, Kamis (17/12), tak satu pun dari jadwal yang telah disusun Garuda terealisasi dengan mulus.

Menurut data yang dihimpun dari Posko Operasi Haji Garuda di Bandara KAIA, rata-rata delay (keterlambatan) yang terjadi berkisar antara 7-9 jam per kelompok terbang (kloter). Pada hari pertama, misalnya, dari 12 jadwal penerbangan, hanya lima kloter yang sukses meninggalkan Jeddah, meski tetap melenceng dari STD (schedule time departure) alias jadwal pemberangkatan yang ditetapkan. Sementara jadwal tujuh kloter sisanya, harus dijadwal ulang (rescheduling).

Berantakannya jadwal pemulangan jemaah pada hari pertama tersebut, otomatis berimbas pada jadwal penerbangan di hari-hari berikutnya. Karena kloter-kloter yang mengalami delay pada hari pertama harus mengambil slot time (jatah waktu) penerbangan di hari kedua, bahkan hingga hari ketiga.

Menurut Senior Manager Hajj And Planning Garuda, Agus Widodo, di Posko Darat Garuda, di Hotel Jeddah Gulf, Kamis pagi waktu setempat, masalah tersebut muncul akibat sulitnya Garuda mendapatkan gate (pintu masuk penumpang) dan parking stand untuk pesawat di bandara yang pengoperasiannya saat ini ditangani Grup Bin Ladin tersebut.

Akibat terlalu tingginya pergerakan pesawat pengangkut jemaah haji di KAIA yang mencapai 280 penerbangan per hari, Grup Bin Ladin tampak kewalahan untuk mengatur arus penempatan pesawat di areal parkir dan gerbang masuk penumpang di area boarding. Akibatnya, proses parkir pesawat pun bergantung kepada kelihaian dan kejelian setiap pilot dan kru yang menangani ground handling dalam melihat peluang, yang didukung pula oleh faktor keberuntungan.

”Kita semua di sini rebutan, bahkan sampai ada pesawat yang putar-putar di bandara sampai empat jam lebih hanya untuk mendapatkan tempat parkir. Kondisi ini tidak hanya dialami Garuda. Maskapai lain juga mengalami hal yang sama dengan kita,” ujar Agus. ”Konyolnya lagi, ketika pesawat sudah dapat parkir, terkadang gate-nya tidak ada yang kosong. Risikonya, kalau pesawat parkir kelamaan dan tidak juga boarding, pesawat bisa diusir,” lanjutnya.

Namun, imbuh dia, kondisi tidak berlaku bagi Saudi Arabia Airlines (SAA). ”Mereka punya gate dan parking stand sendiri di terminal haji yang lama. Pesawat mereka tidak boarding bersama-sama dengan kita di terminal haji yang baru,” jelas Agus.

Pesawat Rusak

Selain masalah gate dan parking stand, keterlambatan juga ada yang disebabkan kerusakan pesawat. Keterlambatan yang terjadi akibat masalah ini mencapai hingga 38 jam. ”Jemaah yang mengalami delay di atas 8 jam, terpaksa kita evakuasi ke hotel sampai pesawat pengganti datang. Itu sudah menjadi komitmen Garuda. Sedangkan yang di bawah delapan jam, kita sediakan makan di bandara,” lanjut Agus.

Hingga hari kelima, tercatat telah dua pesawat sewaan Garuda mengalami masalah. Pesawat pertama Garuda yang bermasalah, adalah pesawat Airbus A330 beregistrasi OYVKG yang dialokasikan melayani jemaah Kloter 2 Solo dengan nomor penerbangan GA 6601. Pesawat rakitan tahun 2000 yang disewa dari MyTravel Airways, Inggris, tersebut mengalami kerusakan teknis selagi masih berada di Soekarno-Hatta Cengkareng sehingga harus di-grounded sementara.

Akibatnya, jadwal pun di-switch. Jemaah Kloter 2 Solo yang dijadwalkan terbang pada hari pertama, Sabtu (13/12) pukul 14.00 waktu setempat, digeser terbang menggunakan jatah waktu dan nomor penerbangan milik Kloter 3 Solo (GA 6701) pada pukul 17.00. Sedangkan jemaah Kloter 3 Solo yang digeser tersebut, terpaksa menunggu hingga 14 jam atau terbang pada hari berikutnya, Minggu (14/12), menggunakan nomor penerbangan GA 6601 dan dengan pesawat berbeda.

Pesawat lain yang mengalami kerusakan adalah pesawat Boeing 767 yang dijadwalkan mengangkut jemaah Kloter 4 Ujung Pandang dengan nomor penerbangan GA 1402. Pesawat beregristrasi GDAJC rakitan 1994 yang disewa Garuda dari Thomas Cook Airlines tersebut mengalami kerusakan pada sistem hidrolik setelah berputar-putar selama empat jam lebih untuk mencari lokasi parkir. Roda pesawat yang macet, membuat pesawat itu tidak bisa bergerak dan masih tertahan di taxi way.

Delay kian panjang karena suku cadang pengganti harus didatangkan dari Abudhabi, Emirat Arab. Diperoleh informasi, waktu perbaikan yang dibutuhkan berkisar sekitar tujuh jam dan pesawat baru bisa terbang kembali pada Kamis (17/12) pagi pukul 06.05 waktu setempat, mengangkut jemaah Kloter 5 Ujung Pandang dengan menggunakan nomor penerbangan GA 1402.

”Sementara Kloter 4 Ujung Pandang terbang Rabu malam, menggunakan nomor penerbangan GA 1303, yang sebelumnya miliki Kloter 5 Ujung Pandang,” jelas Agus.

Jemaah Meninggal 283 Orang

Sementara itu, menurut informasi yang dirilis Departemen Agama, total jemaah haji reguler yang telah tiba di tanah air hingga Kamis (17/12), mencapai 26.135 orang (67 kloter), sebesar 13.59 persen dari total 192.178 yang diberangkatkan. Sementara jumlah jemaah yang meninggal dunia mencapai 283 orang. Penyebab terbesar meninggalnya jemaah adalah akibat akibat penyakit sirkulasi dan pernafasan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 209 jemaah meninggal selama berada di Mekkah. Sementara 34 jamaah meninggal di Madinah, 33 jemaah meninggal selama prosesi Armina, dan sisanya dilaporkan meninggal di Jeddah dan sedang dalam perjalanan. (roda kemudi)

RUU Penerbangan Disahkan DPR Hari Ini

Departemen Perwakilan Rakyat mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penerbangan menjadi UU Penerbangan dalam rapat paripurna hari ini, Rabu (17/12).

"RUU yang kami ajukan terdiri dari 14 bab dan 102 pasal, tapi kemudian berkembang kini menjadi 24 bab dengan 466 pasal," ujar Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, hari ini.

UU Penerbangan ini akan diimplementasikan melalui lima peraturan pemerintah dan keputusan menteri yang sudah disiapkan rancangannya.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terdiri dari RPP Kebandarudaraan, Navigasi Penerbangan, Pesawat Udara, Angkutan Udara, dan Keselamatan Penerbangan.

"Kami berharap pengesahan ini akan membuka jalan agar Indonesia bisa segera keluar dari sanksi larangan terbang yang dijatuhkan oleh Uni Eropa," ujar wakil dari Fraksi PKS Abdul Hakim saat membacakan tanggapan fraksi.

Sebelumnya, sebanyak 10 fraksi yang memberikan pandangan menyatakan persetujuannya terhadap hasil pembahasan RUU Penerbangan. Departemen Perhubungan berhasil merevisi tiga UU di bidang transportasi dalam dua tahun terakhir, yaitu UU Perkeretaapian, Pelayaran, dan kini Penerbangan.

Pascarevisi UU Penerbangan, Komisi V DPR akan segera membahas revisi UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
(bisnis.com)

Saturday, December 13, 2008

Dua Penerbangan Haji Tujuan Solo Dijamin Telat

Proses pemulangan perdana jemaah haji Indonesia dimulai hari ini. Sebanyak 12 kelompok terbang (kloter) jemaah haji Indonesia akan dipulangkan menggunakan Garuda Indonesia ke berbagai embarkasi di tanah air melalui bandara internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, Sabtu (13/12) hari ini, waktu setempat.

Juru Bicara Garuda di Jeddah Hotma P. Siregar, menjelaskan, penerbangan pertama akan mengangkut 405 jemaah kloter pertama asal Solo pada pukul 12.15 waktu setempat (16.15 WIB) dengan pesawat Airbus A330 bernomor penerbangan GA 6501.

”Berdasarkan jadwal, untuk Solo seharusnya ada tiga kloter yang akan diberangkatkan hari ini. Yaitu kloter 1 (GA 6501) pukul 12.15, kloter 2 (GA 6601) pukul 14.00, dan kloter 3 (GA 6701) pukul 17.00,” jelasnya di Posko Operasi Haji Garuda di bandara KAIA.

Namun, karena ada permasalahan teknis pada pesawat Airbus A 330 (GA 6601), jadwal penerbangan berubah. Sebagai alternatif, jemaah kloter dua Solo akan diterbangkan pada pukul 17.00 (21.00 WIB), menggunakan penerbangan nomor GA 6701 yang sebelumnya dijatah untuk jemaah di kloter tiga Solo. Sedangkan penerbangan jemaah kloter tiga Solo dialihkan terbang 14 jam berikutnya (Sabtu WIB), dengan menggunakan nomor penerbangan GA 6601 milik kloter dua yang batal terbang.

”Nomor penerbangannya saja kita switch. Pesawat yang mengalami kerusakan teknis itu kita ganti untuk membawa jemaah kloter tiga Solo, Sabtu besok. Nomor penerbangannya, pakai nomor penerbangan kloter dua yang batal hari ini,” papar Hotma.

Vice President Hajj Garuda Indonesia Hadi Syahrean menambahkan, informasi perubahan jadwal penerbangan itu telah disampaikan kepada jemaah yang bersangkutan. Pesawat pengganti pun, menurutnya, telah tiba di Jeddah. Namun, mengingat adanya perubahan jadwal, pesawat harus menunggu hingga jatah waktu (
slot time) terbang berikutnya di dapat. ”Selain itu, sesuai standar keselamatan internasional, kru harus istirahat selama 14 jam sebelum terbang kembali,” jelas Hadi.

Selain ketiga kloter tujuan Solo tersebut, Garuda juga dijadwalkan menerbangkan jemaah kloter pertama tujuan Palembang (GA 7801) pada pukul 13.00, kloter pertama Banjarmasin (GA 8201) pukul 14.15, kloter pertama Banda Aceh (GA 2201) pukul 14.20, dan kloter pertama Ujung Pandang (GA 1301) pada pukul 15.05.

Selanjutnya, kloter pertama Surabaya (GA 5201) pukul 16.15, kloter pertama Jakarta (GA 7401) pukul 17.15, kloter dua Ujung Pandang (GA 1401) pukul 20.15, kloter pertama Padang (GA 4201) pukul 21.40 (Sabtu WIB), serta kloter dua Jakarta (GA 7501) pukul 22.45 (Sabtu WIB).

Mengingat tingkat kesibukan di KAIA yang luar biasa, sedianya para jemaah tiba di bandara sejak enam jam sebelum jadwal pesawat lepas landas. Ketentuan ini berdasarkan kesepakatan antara Garuda dengan Departemen Agama (Depag), yang juga wajib dipatuhi Saudi Airlines sebagai maskapai pendamping Garuda dalam pengangkutan jemaah haji Indonesia.

Namun, berdasarkan pemantauan di lapangan, hingga pukul 09.00 atau empat jam jelang jadwal keberangkatan, belum satupun jemaah kloter pertama Solo yang muncul di bandara. Kondisi ini tentunya berpotensi membuat permasalahan jelang boarding dilakukan. Di mana proses check in di bandara KAIA sendiri cukup memakan waktu.

”Apalagi kalau masih ada jemaah yang masih tidak mematuhi aturan soal barang bawaan, yaitu hanya diizinkan membawa satu tas jinjing seberat maksimum 7 kg ke atas pesawat. Ini tentu berpotensi membuat proses
boarding terhambat,” pungkas Hotma.

Beberapa ketidakpatuhan jemaah itu, antara lain masih ditemukannya benda-benda tajam di dalam tas jinjing, membawa tas ke dalam kabin lebih dari satu, serta membawa air zam zam ke atas pesawat. ”Kita (Garuda) tidak kurang-kurang melakukan sosialisasi kepada jemaah juga penyelenggara. Tetapi, tetap saja, kondisi tiap tahun pasti terjadi. Untuk memperlancar proses
boarding, kita terpaksa melakukan sweeping,” imbuhnya.

Selain Garuda, hari ini Saudi Airlines juga dijadwalkan membawa pulang jemaah melalui 8 penerbangan. Yaitu tiga kloter tujuan Surabaya, satu kloter tujuan Batam, tiga kloter tujuan Jakarta dan satu kloter tujuan Medan. (
roda kemudi)

Harga Avtur Dievaluasi Dua Minggu Sekali

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menyatakan, Pertamina menyetujui untuk mengevaluasi evaluasi harga BBM jenis avtur dilakukan tiap dua minggu sekali.
"Saya mendapatkan laporan dari INACA sudah ada kesepakatan untuk menetapkan harga avtur tiap dua minggu sekali seperti permintaan," katanya di Jakarta, Jumat (12/12).

Menhub menyatakan persetujuan itu merupakan hasil pertemuan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) dengan Pertamina pada 11 Desember malam. Selama ini, Pertamina mengevaluasi harga avtur tiap satu bulan sekali.

Dengan persetujuan itu berarti Pertamina merespons imbauan dari Dephub. Jusman mengharapkan jika revisi sebanyak dua kali sebulan tersebut dapat direalisasikan akan membuat harga tiket secara keseluruhan lebih murah karena salah satu komponen tarif yakni fuel surcharge semakin murah. "Fuel surcharge akan turun," tegasnya.

Harga avtur Pertamina di depot pengisian pesawat udara (DPPU) Bandara Soekarno-Hatta telah diturunkan secara periodik setiap bulan. Pada 1 September, misalnya, Pertamina menurunkan harga avtur rata-rata 15% di seluruh DPPU Pertamina.

Pada Oktober 2008, harga avtur ditambah PPN di DPPU Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp9.042 per liter, sedangkan pada November harganya diturunkan lagi menjadi Rp7.623 per liter. Per 1 Desember harga avtur ditambah PPN di DPPU Bandara Soekarno-Hatta dijual Rp7.282 per liter. (roda-kemudi)