Pages

Sunday, November 7, 2010

Menhub: Debu Vulkanik Tidak Sampai ke Jakarta, Soekarno-Hatta Aman

Freddy Numberi
Sejumlah maskapai penerbangan asing menunda jadwal penerbangan ke Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, menyusul erupsi Gunung Merapi yang terjadi Sabtu (6/11) kemarin. Mereka beralasan, debu vulkanik telah sampai ke Bandara Soekarno Hatta. Namun, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan bahwa bandara internasional itu hingga saat ini masih dalam status aman dan belum tersentuh debu vulkanik.

”Saya klarifikasi Jakarta itu tidak terkena dampak (debu vulkanik) sampai dengan saat ini," jelas Menhub Freddy dalam jumpa pers seusai rapat koordinasi penanggulangan bencana yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung Agung, Jogjakarta, Sabtu malam.

Menhub menyebutkan, beberapa maskapai asing yang membatalkan penerbangan ke Jakarta sebagai imbas negatif dari Notice to Airman (NOTAM) yang dikeluarkan pihak maskapai penerbangan Australia. Padahal peringatan ini tidak benar dan membuat maskapai lain khawatir.

"Ada beberapa internasional flight yang tidak terbang ke indonesia. Ini akibat, peristiwa kemarin di Batam. Kemudian, pihak Australia  mengeluarkan notice to airman yang sekaligus dikaitkan dengan pergerakan vulkanik." terang Menhub.

Menurut Menhub, pihaknya menjelaskan hal ini berdasarkan data yang akurat dari BMKG. "Kita selalu kerjasama dengan pihak BMKG, dan badan vulkanologi dari kementerian ESDM, Kita monitor betul pergerakan daripada awan panas itu. Dan tidak mengarah ke Jakarta," paparnya.

Menhub juga meyakinkan masyarakat bahwa kondisi bandara Soekarno-Hatta saat ini tetap berada dalam situasi yang kondusif. Dia memberi bukti, penerbangan maskapai Garuda yang tetap lancar menuju Jepang dan Dubai.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti menambahkan, sampai Sabtu malam, berdasarkan berbagai data yang masuk mengenai arah angin dan sebagainya, wilayah udara di atas Jakarta masih aman untuk diterbangi.

"Kita tidak pernah memberlakukan larangan terbang. Hari ini kita sudah klarifikasi semua, malah Menteri Transportasi sendiri sudah memberikan klarifikasi bahwa sampai saat ini Sukarno Hatta aman untuk penerbangan," jelasnya.

Terkait keputusan beberapa maskapai penerbangan membatalkan penerbangan, menurutnya maskapai mengambil keputusan itu berdasarkan notice yang dikeluarkan pihak otorita penerbangan Australia mengenai debu Merapi.  "Itu karena ada informasi dari Australia yang mengeluarkan Ashtam (peringatan kepada airlines soal debu vulkanik). Jadi, pemerintah Australia mengeluarkan peringatan bahwa debu vulkanik yang dari Gunung Merapi itu sudah ke arah Barat dan sudah mendekati Jakarta. Itulah dasar para airlines untuk memutuskan membatalkan penerbangan," jelasnya.

Klarifikasi Data

Dirjen Herry menegaskan, pihaknya sudah memberikan klarifikasi kepada berbagai maskapai penerbangan bahwa pihak Indonesia juga menerima informasi dari Australia tersebut namun data itu digabungkan dengan informasi Badan Metereologi dan Pusat Vulkanologi yang melihat arah angin yang membawa debu vulkanik tersebut.

"Dari data yang kita punya, arah angin memang ke Barat tetapi kemudian lari ke arah Selatan, ke lautan India. Jadi pada saat ini belum menganggu penerbangan. Makanya penerbangan domestik seperti Garuda tetap beroperasi. Keadaan masih aman. Indonesia masih menjamin itu," tegas dia.

Kendati demikian, otoritas penerbangan Indonesia akan tetap memantau dengan memakai seluruh data dari BKMG dan Pusat Vulkanologi serta juga dari otorita Australia. ”Sejauh ini otorita perhubungan udara Indonesia baru menutup dua bandara yaitu bandara Adisutjipto di Yogyakarta dan bandara Adisumarmo di Solo,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Maskapai penerbangan asing menunda jadwal penerbangan ke Jakarta, Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh isu bahwa abu vulkanik Gunung Merapi telah mencapai Jakarta

Manajemen PT Angkasa Pura II melalui siaran persnya Sabtu malam menjelaskan, tercatat sebanyak 13 maskapai asing yang menunda  sementara penerbangannya dari dan menuju Soekarno-Hatta sepanjang Sabtu mulai pukul 17.30 WIB hingga 23.15 WIB. Mereka antara lain  Malaysia airlines, Japan airlines, China Southern, Singapura Airlines , Value Air, Turkey Airline, KLM, Lufthansa, Emirates Air, Tiger Airways, Eva airlines, Ethihad, AirAsia.

”Sementara maskapai domestik yang juga menunda jadwal penerbangannya dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta, tetapi itu untuk rute Jogjakarta – Jakarta maupun sebaliknya,” jelas Coorporate Secretary PT AP II Hari Cahyono dalam siaran persnya. Maskapai itu adalah , Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Airlines, Indonesia AirAsia, Mandala Airlines.

”Untuk jadwal penerbangan Minggu, 7 Nopember 2010, perlu kami sampaikan bahwa maskapai Indonesia AirAsia telah memutuskan untuk meniadakan penerbangan untuk rute Bandung – Medan – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Medan – Bandung,” pungkas Hari. (roda kemudi)

Saturday, November 6, 2010

Soekarno-Hatta Aman, Maskapai Asing Stop Penerbangan

Terkait penundaan rencana penerbangan yang dilakukan sejumlah maskapai luar negeri ke Jakarta melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Sabtu, 6 Nopember 2010, status Bandara Soekarno – Hatta masih dibuka dan aman untuk didarati. Demikian disampaikan PT Angkasa Pura II melalui coorporate secretary, Hari Cahyono.

Dijelaskan Hari, adapun penundaan jadwal penerbangan yang dilakukan maskapai luar negeri tersebut dilakukan atas inisiatif makapai yang bersangkutan. ”Berdasarkan penjelasan pihak maskapai yang kami terima, penundaan itu dilakukan karena alasan keselamatan (safety) menyusul aktivitas Gunung Merapi di Jawa Tengah. Sementara kami selaku otoritas bandara telah memberikan informasi bahwa Bandara Soekarno – Hatta masih aman untuk didarati dan belum terpengaruh dampak erupsi Gunung Merapi. Apa yang kami sampaikan tersebut sebagaimana disebutkan dalam NOTAM (Notice To Air Man) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku otoritas penerbangan nasional bahwa jalur udara utara dan barat aman untuk diterbangi,” paparnya.

Dia menambahkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku otoritas penerbangan nasional yang selalu menjadi acuan perusahaannya dalam mengoperasikan bandara, belum mengeluarkan pernyataan bahwa jalur penerbangan udara dari luar negeri menuju Jakarta maupun sebaliknya, dari Jakarta menuju luar negeri melalui Bandara Soekarno—Hatta telah terpengaruh oleh sebaran abu vulkanik Gunung Merapi.

Berikut maskapai luar negeri yang telah mengkoonfirmasikan untuk menunda sementara penerbangannya dari dan menuju Bandara Soekarno—Hatta  (datang/pergi) mulai pukul 17.30 – 23.15 WIB:

1. Malaysia airlines        : 6 penerbangan
2. Japan airlines             : 2 penerbangan
3. China Southern          : 1 penerbangan
4. Singapura Airlines      : 6 penerbangan
5. Value Air                   : 4 penerbangan
6. Turkey Airline            : 2 penerbangan
7. KLM                         : 2 penerbangan
8. Lufthansa                   : 2 penerbangan
9. Emirates Air               : 4 penerbangan
10. Tiger Airways           : 2 penerbangan
11.Eva airlines                : 2 penerbangan
12. Ethihad                     : 2 penerbangan
13. AirAsia                     : 13 penerbangan


Sementara maskapai domestik yang juga menunda jadwal penerbangannya dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk rute Jogjakarta – Jakarta maupun sebaliknya pada hari ini adalah:

1. Garuda Indonesia         : 11 datang dan 10 berangkat
2. Lion Air                        : 2 datang dan 2 berangkat
3. Batavia Air                   : 3 datang dan 3 berangkat
4. Sriwijaya Airlines          : 2 datang dan 2 berangkat
5. Indonesia AirAsia          : 3 datang dan 3 berangkat
6. Mandala Airlines           : 2 datang dan 2 berangkat

”Untuk jadwal penerbangan Minggu, 7 Nopember 2010, perlu kami sampaikan bahwa maskapai Indonesia AirAsia telah memutuskan untuk meniadakan penerbangan untuk rute Bandung – Medan – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Medan – Bandung,” pungkasnya. (roda kemudi)

Tuesday, November 2, 2010

Pemindahan Pesawat Lion di Supadio Tunggu Teknisi Maskapai

Hingga saat ini proses evakuasi pesawat Lion Air JT 712 tujuan Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, masih berlangsung. PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara belum dapat menentukan kapan pastinya Supadio akan dibuka, meski Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memberikan restu untuk memindahkan badan pesawat dari lokasi kejadian ke tempat yang tidak menganggu aktivitas penerbangan.

Pesawat Lion Air yang tergelincir di Pontianak
”KNKT memang sudah memberikan restu, tetapi kita (AP II) nggak berani main pindah-pindahkan pesawat dari TKP sebelum teknisi Lion Air selaku pemilik pesawat datang. Karena kalau terjadi apa-apa dengan pesawat kalau kita main pindahkan saja, kita bisa disalahkan dan dituntut mereka mengingat pesawat itu diasuransikan. Misalnya, kalau kita angkat tahu-tahunya gear box patah, kita pasti disuruh ganti. Sementara kalau untuk kesiapan peralatan evakuasi, kita sudah siap,” jelas Direktur Operasi dan Teknik AP II Salahudin Rafi, Selasa (2/11) petang.

Dijelaskan Rafi, dirinya telah menghubungi ketua KNKT Tatang Kurniadi terkait rencana evakuasi badan pesawat dari ujung runway Bandara Supadio. ”Pak Tatang sudah memberikan izin untuk memindahkan pesawat tanpa menunggu investigator KNKT. Syaratnya sebelum memindahkan pesawat, kita harus lebih dulu mengumpulkan sejumlah bukti yang dibutuhkan untuk proses investigasi, salah satunya black box. Tetapi masalahnya teknisi Lion Air sampai saat ini belum datang juga. Menurut informasi yang saya dapat, mereka akan sampai di Pontianak sekitar pukul  19.00 WIB,”  paparnya.

Dia menambahkan, 1.800 meter dari 2.250 landasan Supadio berstatus bebas dari imbas kecelakaan tersebut dan secara teknis bisa digunakan untuk lepas landas maupun pendaratan pesawat jenis Boeing 737-200.  Terlebih pula, posisi badan pesawat saat ini berada di tepian runway. ”Dengan 1.800 meter yang free, take off atau landing secara prinsip bisa dilakukan, dengan syarat bobot pesawat harus disesuaikan. Misalnya, maximum take off/landing weight-nya dikurangi. Tetapi, agar lebih aman, kita akan buka runway sampai statusnya sudah benar-benar clear. Dan, sekali lagi, itu bergantung pada teknisi Lion Air. Kalau kita sih penginnya buru-buru dibuka supaya penerbangan bisa cepat normal. Malam ini, kita upayakan pesawat bisa dipindahkan. Kalau soal apa penyebab pasti, kita juga tidak mau mengeluarkan pernyataan. Itu domainnya KNKT, bukan kita,” tegas Rafi.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan bahwa dirinya telah memberikan izin dan rekomendasi kepada pengelola Bandara Supadio untuk memindahkan badan pesawat dari lokasi kejadian. Hal tersebut, katanya, agar tidak berkepanjangan dan menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat terlalu lamanya bandara ditutup. ”Saya sudah koordinasi dengan Direksi AP II dan mengizinkan pesawat untuk dipindahkan sebelum investigator kami datang di lokasi. Yang penting, seluruh hal yang berkaitan dengan kepentingan investigasi diamankan dan dan didokumentasikan. Misalnya memotret seluruh lokasi sampai detail, mengamankan CVR dan FRD atau black box pesawat, serta menandai touch down point pesawat sebelum bablas keluar runway,” papar Tatang.

Namun, senada dengan Rafi, Tatang juga meminta agar proses pemindahan itu dikoordinasikan kembali dengan manajemen Lion Air mengingat status pesawat yang berada di bawah perlindungan asuransi. ”Bandara kita mau agar disterilitasi dulu secepatnya, untuk kepentingan keselamatan  penerbangan dan mengantisipasi kerugian yang lebih banyak. Tetapi, ya itu, biasanya pemindahan harus melibatkan pihak maskapai. Karena ini aset yang tidak murah harganya,” imbuh dia.

Tatang menambahkan, pihaknya tidak akan mengira-kira apa penyebab kecelakaan itu dengan mengeluarkan kesimpulan sementara sebelum proses investigas selesai dilakukan. ”Tapi intinya, pesawat itu mendarat kebablasan sampai keluar runway. Apa penyebabnya, kita lihat nanti berdasarkan seluruh barang bukti yang kita peroleh,” ujarnya. (roda kemudi)

Pesawat Lion Nyusruk di Pontianak, Bandara Supadio Ditutup

Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 712 tujuan Jakarta-Pontianak, mengalami kecelakaan di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (2/11).  Pesawat tergelincir saat melakukan pendaratan dan terjerembab di ujung landasar, area RESA (Runway End Safety Area). Hingga berita ini diturunkan, bandara dengan panjang runway 2200 meter itu masih ditutup untuk  proses evakuasi.
Pesawat Lion yang kecelakaan di Bandara Pontianak

Terkait kecelakaan itu, PT Angkasa Pura II menutup untuk sementara waktu Bandara Supadio untuk proses evakuasi pesawat dari landasan. Berdasarkan informasi sementara di lapangan, pesawat Boeing 737 seri 400 registrasi PK-LIQ itu mengalami over shoot saat melakukan pendaratan dan terjerumus ke di ujung landasan.

Direktur Tekhnik dan Operasi PT Angkasa Pura II Salahudin Rafi menjelaskan, pesawat mengalami  crash di ujung runway 15 pada pukul 11.18 WIB. ”Pesawat mengalami over shoot, atau melaju melebihi runway. Posisi kecelakaan ada di area RESA (Runway End Safety Area). Alhamdulillah, semua penumpang selamat. Akibat kecelakaan itu, nose wheel atau roda depan mengalami patah, main gear amblas, engine rusak dan pesawat terjerembab di tanah ujung landasan,” jelasnya, Selasa (2/11).

Untuk melakukan proses evakuasi dan menetralisasi landasan sepanjang 2.250 meter, PT Angkasa Pura II melakukan penutupan sementara Bandara Supadio hingga proses evakuasi selesai. ”Kami juga sudah mengirimkan tim rescue dari Soekarno-Hatta sebanyak 7 orang dan peralatan pendukung salvage atau dongrak untuk mengangkat bodi pesawat agar mudah ditarik dari lokasi kejadian,” imbuhnya.

Rafi mengatakan, pesawat Lion Air yang mengalami kecelakaan itu merupakan pesawat ke sembilan yang melakukan landing di Supadio hingga saat itu. Sebelumnya, telah ada delapan pesawat yang melakukan pendaratan dan sembilan pesawat yang melakukan lepas landas dengan aman. ”Kami sudah melakukan koordinasi dengan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait proses evakuasi ini dan mengamankan lokasi kejadian. Berapa lama proses evakuasi belum bisa dipastikan. Tetapi, kami berupaya melakukan evakuasi secepatnya agar Bandara Supadio bisa secepat mungkin dioperasikan secara normal kembali,” pungkasnya.

Terkait kecelakaan ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan dua investigator, yaitu Capt. Chaerudin dan Markus Toto, ke lokasi kejadian untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut. (roda kemudi)