Pages

Tuesday, November 2, 2010

Pemindahan Pesawat Lion di Supadio Tunggu Teknisi Maskapai

Hingga saat ini proses evakuasi pesawat Lion Air JT 712 tujuan Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, masih berlangsung. PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara belum dapat menentukan kapan pastinya Supadio akan dibuka, meski Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memberikan restu untuk memindahkan badan pesawat dari lokasi kejadian ke tempat yang tidak menganggu aktivitas penerbangan.

Pesawat Lion Air yang tergelincir di Pontianak
”KNKT memang sudah memberikan restu, tetapi kita (AP II) nggak berani main pindah-pindahkan pesawat dari TKP sebelum teknisi Lion Air selaku pemilik pesawat datang. Karena kalau terjadi apa-apa dengan pesawat kalau kita main pindahkan saja, kita bisa disalahkan dan dituntut mereka mengingat pesawat itu diasuransikan. Misalnya, kalau kita angkat tahu-tahunya gear box patah, kita pasti disuruh ganti. Sementara kalau untuk kesiapan peralatan evakuasi, kita sudah siap,” jelas Direktur Operasi dan Teknik AP II Salahudin Rafi, Selasa (2/11) petang.

Dijelaskan Rafi, dirinya telah menghubungi ketua KNKT Tatang Kurniadi terkait rencana evakuasi badan pesawat dari ujung runway Bandara Supadio. ”Pak Tatang sudah memberikan izin untuk memindahkan pesawat tanpa menunggu investigator KNKT. Syaratnya sebelum memindahkan pesawat, kita harus lebih dulu mengumpulkan sejumlah bukti yang dibutuhkan untuk proses investigasi, salah satunya black box. Tetapi masalahnya teknisi Lion Air sampai saat ini belum datang juga. Menurut informasi yang saya dapat, mereka akan sampai di Pontianak sekitar pukul  19.00 WIB,”  paparnya.

Dia menambahkan, 1.800 meter dari 2.250 landasan Supadio berstatus bebas dari imbas kecelakaan tersebut dan secara teknis bisa digunakan untuk lepas landas maupun pendaratan pesawat jenis Boeing 737-200.  Terlebih pula, posisi badan pesawat saat ini berada di tepian runway. ”Dengan 1.800 meter yang free, take off atau landing secara prinsip bisa dilakukan, dengan syarat bobot pesawat harus disesuaikan. Misalnya, maximum take off/landing weight-nya dikurangi. Tetapi, agar lebih aman, kita akan buka runway sampai statusnya sudah benar-benar clear. Dan, sekali lagi, itu bergantung pada teknisi Lion Air. Kalau kita sih penginnya buru-buru dibuka supaya penerbangan bisa cepat normal. Malam ini, kita upayakan pesawat bisa dipindahkan. Kalau soal apa penyebab pasti, kita juga tidak mau mengeluarkan pernyataan. Itu domainnya KNKT, bukan kita,” tegas Rafi.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan bahwa dirinya telah memberikan izin dan rekomendasi kepada pengelola Bandara Supadio untuk memindahkan badan pesawat dari lokasi kejadian. Hal tersebut, katanya, agar tidak berkepanjangan dan menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat terlalu lamanya bandara ditutup. ”Saya sudah koordinasi dengan Direksi AP II dan mengizinkan pesawat untuk dipindahkan sebelum investigator kami datang di lokasi. Yang penting, seluruh hal yang berkaitan dengan kepentingan investigasi diamankan dan dan didokumentasikan. Misalnya memotret seluruh lokasi sampai detail, mengamankan CVR dan FRD atau black box pesawat, serta menandai touch down point pesawat sebelum bablas keluar runway,” papar Tatang.

Namun, senada dengan Rafi, Tatang juga meminta agar proses pemindahan itu dikoordinasikan kembali dengan manajemen Lion Air mengingat status pesawat yang berada di bawah perlindungan asuransi. ”Bandara kita mau agar disterilitasi dulu secepatnya, untuk kepentingan keselamatan  penerbangan dan mengantisipasi kerugian yang lebih banyak. Tetapi, ya itu, biasanya pemindahan harus melibatkan pihak maskapai. Karena ini aset yang tidak murah harganya,” imbuh dia.

Tatang menambahkan, pihaknya tidak akan mengira-kira apa penyebab kecelakaan itu dengan mengeluarkan kesimpulan sementara sebelum proses investigas selesai dilakukan. ”Tapi intinya, pesawat itu mendarat kebablasan sampai keluar runway. Apa penyebabnya, kita lihat nanti berdasarkan seluruh barang bukti yang kita peroleh,” ujarnya. (roda kemudi)

No comments: