Pages

Tuesday, March 24, 2009

Dephub Ketatkan Pengawasan Pesawat Tua

Departemen Perhubungan akan mengetatkan pengawasan terhadap pesawat-pesawat berusia tua. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas maskapai penerbangan Indonesia. Kebijakan ini diambil menyusul kembali maraknya permasalahan yang muncul melibatkan pesawat berusia lanjut tersebut.

”Kita akan meningkatkan lagi pengawasan terhadap semua maskapai-maskapai yang menggunakan pesawat-pesawat yang kita anggap memerlukan perhatian terhadap perawatan pesawat terbang,” tegas Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal kepada wartawan di Jakarta, Selasa (24/3).

Menhub menambahkan, pengecekan mendalam terhadap pesawat-pesawat yang mengalami masalah menjadi salah satu agenda pokok dalam program peningkatan pengawasan yang disebutkannya itu. ”Contohnya seperti yang dialami (pesawat) Sriwijaya Air. Sebenarnya sudah direkomendasikan lebih mengganti pesawat-pesawatnya yang jenis 200-nya itu (Boeing 737-200, Red) dengan jenis yang lebih baru. Waktu dulu, rekomendasi saya lebih kepada alasan bahan bakar terlalu boros,” ungkap mantan Dirut PT Dirgantara Indonesia tersebut.

Pesawat Sriwijaya Air yang maksudkan Menhub adalah jenis Boeing 737-300 yang memutuskan mengalihkan pendaratan ke Bandara Hang Nadim, Batam, Senin (23/3) lalu. Pesawat yang membawa 108 penumpang tersebut terbang dari Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang pada pukul 07.10 WIB. Pesawat itu direncanakan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pada 08.40 WIB.

Beberapa menit setelah terbang, mesin nomor satu (sebelah kiri) pesawat beregistrasi PK-CJN itu diketahui tidak berfungsi. Untuk mengantisipasi risiko, pilot pun memutuskan untuk mengalihkan pendaratan ke Bandara Hang Nadim, Batam.

Menurut Menhub, dirinya telah meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan investigator Direktorat Kelaikan Udara dan Pengawasan Pesawat Udara (DKUPPU) Direktorat Perhubungan udara Dephub untuk melakukan penyelidikan.

Jika dari penyelidikan kedua institusi itu ditemukan ketidakberesan yang menyangkut hal teknis, kata Menhub, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melakukan aksi seperti yang dilakukan terhadap pesawat jenis MD-90 milik Lion Air. Yakni menghentikan sementara operasi pesawat yang bersangkutan.

”Supaya hal-hal semacam ini dapat dihindari, kita ingin membangun suatu suasana bahwa pesawat terbang itu dipelihara dengan baik,” tegas Menhub.

”Kemudian kalau pesawat dinyatakan laik terbang, tidak dinyatakan sering mengalami apa yang disebut abort to take-off, return to base, dan lain-lain. Kita harapkan setiap pesawat yang beroperasi dipelihara dengan baik,” harapnya.

Terkait hal itu, Menhub meminta setiap maskapai untuk meningkatkan prosedur dan intensitas perawatan pesawat, khususnya pesawat-pesawat yang tergolong berusia tua. Karena menurutnya, kelaikan terbang sebuah pesawat udara tidak dipengaruhi oleh usia dan frekwensi terbang, meski dari sisi operasional dinilai kurang efisien bila dibandingkan dengan pesawat berusia lebih muda.

”Sebetulanya kalau mereka mau memelihara pesawat yang tua seperti itu, saratnya satu: harus melakukan perawatan yang lebih baik lagi. Kalau perawatan pesawat terbangnya kurang baik, maka akan mengalami hal semacam ini (masalah, Red). Sehingga akan menyebabkan penumpang akhirnya menjauhi maskapai itu,” paparnya. (roda kemudi)

Pesawat Batavia Bermasalah Terbang Lagi

Pesawat Batavia Air jenis Airbus A320 yang batal terbang pagi ini akibat mengalami kebocoran pada tanki avtur sudah kembali diterbangkan. Pesawat dengan register PK-YVG ini terbang dari Jakarta dengan tujuan Medan.

"Karena sudah dinyatakan laik terbang kembali,” kata juru bicara Batavia Air Eddy Haryanto, Selasa (24/3) petang. Namun, ia menyatakan tidak tahu pasti jadwal penerbangan menuju Medan tersebut.

Eddy hanya menyebutkan keputusan laik itu keluar setelah pesawat selesai diperbaiki. Perbaikan pun bisa dilakukan cepat karena permasalahan terjadi hanya pada sistem fuel transfer. “Yang mengijinkan terbang kembali adalah pihak teknik,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Selasa (24/3) pukul 08.35, pesawat Airbus A320 ini mengalami batal terbang dari Jakarta menuju Manado. Pesawat yang saat itu memiliki nomor penerbangan E7P 636 mengalami kebocoran avtur saat akan lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Insiden terjadi ketika pesawat didorong ke belakang (push back). Tahap ini biasa dilakukan sebelum pesawat masuk landasan pacu untuk bersiap terbang.

Akibatnya, sebanyak 159 penumpang yang dijadwalkan terbang ke Manado pada pukul 08.45 WIB dibatalkan. Selanjutnya, para penumpang dialihkan ke pesawat jenis Boeing 737-400 pengganti yang berangkat ke Manado sekitar pukul 10.20 WIB. (roda kemudi)

Avtur Bocor, Batavia Air Batal Terbang

Pesawat Batavia Air jenis Airbus 320 dengan nomor penerbangan E7P 636 rute Jakarta-Manado mengalami kebocoran avtur saat akan lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (24/3) pagi. Akibatnya, pesawat yang dijadwalkan berangkap pukul 08.45 WIB tersebut batal terbang dan kembali ke apron.

Insiden terjadi ketika pesawat didorong ke belakang (push back) pada pukul 08.35 WIB. Tahap ini biasa dilakukan sebelum pesawat masuk landasan pacu untuk bersiap terbang. Sebanyak 159 penumpang dialihkan ke pesawat jenis Boeing 737-400 pengganti yang berangkat ke Manado sekitar pukul 10.20 WIB. Sedangkan pesawat Airbus 320 yang mengalami insiden langsung diperbaiki.

"Saat itu ada masalah di sistem fuel transfer," kata Juru Bicara Batavia Air Eddy Haryanto, saat dihubungi wartawan, Selasa (24/3). ”Sekarang, pesawatnya sudah selesai diperbaiki, dan sudah dinyatakan laik terbang kembali," imbuhnya.

Kepala Humas Departemen Perhubungan, Bambang Ervan, menyatakan persoalan ini masuk dalam kategori insiden dan belum serius. "Sebab itu mereka membatalkan penerbangan, dan ini bukan gagal terbang," tegas Bambang.

Pembatalan terbang ini, jelasnya, merupakan salah satu pemenuhan prosedur keselamatan penerbangan akibat ada persoalan teknis. Kendati demikian, Bambang menilai, insiden ini harus menjadi perhatian manajemen perusahaan terkait. "Internal Batavia Air wajib melakukan pemeriksaan terkait peristiwa ini,” ujarnya.

Bambang menambahkan, persoalan ini langsung ditangani oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Dephub. "Tapi, KNKT tidak dilibatkan (dalam pemeriksaan), karena kategorinya masih insiden," lanjutnya.

Pernyataan senada dilontarkan juru bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) JA Barata. Dijelaskan, tugas pokok KNKT adalah memeriksa kasus berkategori insiden serius atau kecelakaan saja. Namun, bukan berarti KNKT tidak dapat melibatkan diri dalam perkara tersebut. "Misalnya ada permintaan dari Departemen Perhubungan," jelas Barata.

Meski tidak terlibat langsung dalam proses investigas, Barata menambahkan, KNKT tidak akan menutup mata. Menurutnya KNKT tetap memonitor insiden tersebut. ”Kami bisa meminta hasil pemeriksaannya ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan maskapainya sebagai dokumen,” ujarnya. (roda kemudi)

Proyek Stimulus Perhubungan Terancam Molor

Departemen Perhubungan hingga saat ini belum mendapat surat daftar isian pelaksana anggaran (DIPA) stimulus dari Departemen Keuangan. Tertundanya surat ini menyebabkan pelaksanaan program stimulus molor hingga beberapa pekan.

Menteri Perhubungan Jusman Safii Djamal mengatakan, kajian program-program yang diusulkan kementrian dan lembaga berada di Departemen Keuangan. "Sampai batas yang disepakati, pada 18 Maret, usulan program proyek stimulus dibahas di situ," kata Menhub usai membuka International Workshop Climate Information Seervice di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/3).

Pembahasan di Departemen Keuangan itu, dilakukan bersama dengan Panitia Anggaran dan komisi teknis. Pada proses ini, akan diputuskan proyek mana saja yang bisa ditetapkan dalam paket stimulus. "Artinya sesuai hak bujet DPR, ada proyek di daerah X dan Y, yang mungkin bisa memperoleh dana atau tidak," papar Menhub.

Setelah pembahasan, Menhub Jusman mengatakan, seharusnya Departemen Perhubungan menerima DIPA. "Tetapi sampai saat ini, kami belum terima," ujarnya.

Departemen Perhubungan, lanjut Menhub, mendapat alokasi Rp 2,2 triliun dari alokasi stimulus tambahan di APBN sebesar Rp 12,2 triliun. Jumlah ini lebih kecil dari yang diajukan, yaitu sebesar Rp 3 triliun. "Itu pun setelah kami cermati, ternyata ada alokasi yang tidak sesuai," jelasnya.

Proyek yang tidak sesuai itu, antara lain pembangunan dermaga senilai Rp 58 miliar. Akibatnya, dari total stimulus Rp 2,2 triliun, masih harus dikurang lagi Rp 58 miliar. (roda kemudi)

Monday, March 23, 2009

Mesin Bermasalah, Sriwijaya Air Alihkan Pendaratan di Batam

Pesawat milik maskapai penerbangan Sriwijaya Air melakukan pengalihan pendaratan (divert) salah satu penerbangannya ke Bandara Hang Nadim, Batam, Senin (23/3). Sedianya, pesawat Boeing 737-300 yang terbang dari Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang tersebut mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Juru Bicara Sriwijaya Air Ruth Hanna Simatupang menyatakan, pengalihan pendaratan dilakukan karena beberapa menit setelah pesawat lepas landas diketahui ada mesin yang tidak berfungsi.

”Setelah terbang, engine nomor satu (sebelah kiri) diketahui tidak berfungsi. Sedangkan engine satunya (sebelah kanan) masih normal. Karena itu diputuskan untuk divert ke Bandara Hang Nadim Batam,” kata Hanna saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (23/3).

Pesawat dengan kode registrasi PK-CJN itu, menurut Hanna langsung diperbaiki di Hang Nadim. Sementara penerbangan sebanyak 108 penumpangnya dialihkan ke penerbangan lain dari Batam ke Jakarta . “Sebagian telah diterbangkan dan sebagian lagi menyusul, menunggu penerbangan selanjutnya,” ujar Hanna.

Pesawat yang divert tersebut lepas landas dari Tanjungpinang sekitar pukul 07.10 WIB dan direncanakan tiba di Cengkareng sekitar pukul 08.40 WIB. Pesawat tersebut berhasil melakukan pendaratan dengan aman di Batam.

“Sesuai dengan prosedur, kami melakukan pendaratan saat ada masalah ke bandara terdekat. Semua penumpang selamat karena pendaratan tidak masalah. Pesawat saat ini juga tengah diperiksa oleh teknisi internal kami,” ujarnya.

Bukan Pendaratan Darurat

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Komite Keselamatan Transportasi JA Barata mengatakan, peristiwa yang dialami pesawat Sriwijaya tersebut masuk dalam kategori insiden bukan kecelakaan. ”Sehingga kami tidak mengirimkan investigator untuk menyelidikinya,” jelasnya.

Dia menambahkan, pendaratan itu juga tidak masuk dalam kategori emergency landing atau pendaratan darurat. ”Meski hanya dengan satu mesin dan bukan di tempat yang dia tuju, itu tidak tergolong dalam pendaratan darurat. Karena pesawat itu masih dapat mendarat dengan safety atau aman untuk mendarat,” sambung Barata. (roda kemudi)

17 Tewas Dalam Kecelakaan Pesawat di Montana

Dinas Penerbangan Federal (FAA) menyatakan 17 orang tewas dalam satu kecelakaan pesawat di sebuah areal pemakaman, Butte, Montana, Senin (23/3).

Jurubicara FAA Mike Fergus mengatakan kepada wartawan laporan awal menunjukkan banyak korban adalah anak-anak.

"Kami kira barangkali itu adalah perjalanan untuk main ski buat anak-anak," kata Fergus.

Pesawat itu sedang dalam penerbangan dari Oroville, California sebelum jatuh di pemakaman Holy Cross, katanya.

Fergus mengatakan pilot pesawat tersebut telah menyerahkan rencana penerbangan yang memperlihatkan tujuan akhir adalah Bozeman, tapi ia telah membatalkan penerbangannya di satu tempat dan menerbangkan pesawatnya ke Butte.

Pesawat itu jatuh sekitar 150 meter dari bandar udara sewaktu berusaha mendarat dan terbakar. Tak ada korban di darat.

Seorang saksi mata mengenai kecelakaan tersebut mengatakan kepada surat kabar lokal Montana Standard bahwa pesawat itu berbelok dan kemudian menukik.

"Tiba-tiba pilot kehilangan kendali dan pesawat tersebut jatuh menukik," kata Kennye Gulick. "Ia tak dapat menaikkan pesawat tepat pada waktunya dan pesawat itu jatuh di pepohonan di pemakaman," tandasnya. (reuters/roda kemudi)

Pesawat MD-11 FedEx Meledak di Jepang

Pesawat milik perusahaan angkutan Federal Express Corp mengalami kecelakaan dan terbakar saat mendarat di bandar udara internasional Narita, Senin, sehingga satu landasan pacu di bandara sibuk Tokyo itu ditutup.

Media milik NHK seperti dikutip Reuters menayangkan video mengenai kecelakaan dan ledakan pesawat tersebut. Informasi terakhir menyebutkan, mengatakan pilot dan kopilot pesawat nahas itu tewas setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.

Juru Bicara Bandar Udara Narita mengatakan, salah satu dari dua landasan pacu di bandara tersebut ditutup. Tapi, dia tak dapat mengatakan apakah penerbangan pesawat penumpang akan terpengaruh.

Narita adalah bandar udara internasional utama bagi ibukota Jepang dan NHK menyatakan pesawat itu mengalami kecelakaan di landasan pacu utama yang panjang.

Pesawat yang terbang dari Guangzhou, Cina, ini terempas ke landas pacu. Pesawat lalu terbakar, sementara mobil-mobil petugas kebakaran dan medis mengelilingi pesawat.

Dua awak pesawat, pilot dan kopilot, dievakuasi dari kokpit dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Juru bicara Kepolisian, Yoshino Ichihara, mengatakan keduanya, yakni pilot Kevin Kylemosley (54 th) dan kopilot Anthony Stephen-Pino (49 th), tewas di rumah sakit terdekat.

Pesawat terhempas ke landasan terpanjang dari dua landas pacu Narita. Siaran berita lokal menyebutkan pesawat tersebut berjenis MD-11. Bandara langsung ditutup dan seluruh penerbangan yang datang dialihkan. Bangkai pesawat masih mengeluarkan asap beberapa jam setelah kecelakaan.

Rekaman televisi menunjukkan pesawat memantul dan terbakar usai pengereman keras untuk menghentikan laju pesawat.

Angin kencang dan turbulensi juga menyebabkan kecelakaan baru-baru ini di bandara tersebut. Bulan lalu, pesawat dari Filipina terguncang oleh turbulensi hebat saat mengitari bandara untuk mendarat. Sebanyak 50 orang cedera, penumpang dan awak pesawat, dalam insiden ini. Bandara Narita merupakan bendara kedua tersibuk di jepang setelah Haneda yang juga terletak di Tokyo.

Rekaman video NHK memperlihatkan pesawat tersebut mendarat dengan keras dan goyah serta terbakar. Pesawat itu akhirnya terbalik di salah satu sisi landasan pacu sementara petugas pemadam menyemprotkan busa ke pecahan badan pesawat --yang rodanya berada di atas.

Kantor berita Jepang, Kyodo, melaporkan bahwa pesawat tersebut adalah pesawat MD-11, pesawat barang buatan McDonnell Douglas, bagian dari Boeing Co (BA.N). Para pejabat FedEx di Jepang belum dapat dimintai komentar terkait peristiwa ini. (AP/Reuters/roda kemudi)

Menhub: KNKT Butuh Peningkatan Konsolidasi Internal

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengungkapkan, hal utama yang paling dibutuhkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini adalah peningkatan konsolidasi internal. Konsolidasi tersebut menjadi modal pokok yang harus dimiliki KNKT untuk menuju proses pemandirian, di samping tunjangan pendanaan dan fasilitas.

”Harus ada semacam inti untuk meningkatkan kapasitasnya,” ujar Menhub kepada wartawan akhir pekan lalu. Menhub juga menyatakan, dirinya mendukung apabila KNKT harus menjadi organisasi independen terpisah dari Dephub dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Penerbangan. ”Kalau saya senang-senang saja,” imbuhnya.

Menhub menilai, kerja sama yang dilakoni KNKT dengan lembaga-lembaga serupa seperti Biro Keselamatan Transportasi Australia, ATSB, dan lembaga serupa milik Jepang, JTSB, saat ini merupakan hal positif yang harus mendapatkan apresiasi dari seluruh komponen masyarakat. ”Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan kualitas investigasi KNKT bisa berkembang dan semakin maju,” ujarnya.

Kerja sama yang dijalankan KNKT dengan ATSB merupakan bagian dari program bantuan bidang keselamatan transportasi. Untuk mendukung program ini, Negeri Kanguru tersebut mengucurkan bantuan dengan nilai total mencapai USD 24 juta. Salah satu kerja sama yang dijalin antara lain pertukaran tenaga ahli sebagai bagian dari program pendidikan.

Saat ini, menurut Menhub, sejumlah tenaga ahli KNKT tengah berada di Australia untuk memelajari proses pembacaan black box. ”Laboratoriumnya kita sudah punya. Black box reader KNKT sudah ter-install. Kita tinggal menunggu tenaga ahli yang kita sekolahkan itu datang. Insya Allah tahun ini (laboratorium black box KNKT) sudah bisa beroperasi,” imbuhnya.

Dipaparkan Menhub, sedianya laboratorium pemeriksaan kotak hitam ini menjadi alat pendukung KNKT untuk menyelidiki berbagai kasus kecelakaan udara. Bahkan, laboratorium ini juga telah dirancang untuk mampu membaca kotak hitam berbagai tipe pesawat. Selama laboratorium black box itu belum dapat difungsikan, KNKT memanfaatkan fasilitas pembacaan kotak hitam pada institusi serupa di Singapura maupun Australia.

Program kerja sama dengan lembaga keselamatan transportasi Jepang, JTSB, lanjut Menhub, tidak hanya dilakoni untuk meningkatkan kapasitas KNKT. Di sisi lain, Jepang juga menargetkan mampu menyerap pengalaman KNKT terutama di bidang investigas kecelakaan laut.

Program kerja sama yang difasilitasi Japan International Cooperate Agency (JICA) itu meliputi pendidikan investigasi kedua belah pihak, pertukaran tenaga ahli, bantuan pendanaan dan sarana, serta peningkatan kapasitas. Namun berapa nilai bantuan yang berikan melalui program ini, hingga saat ini pihak Jepang belum memublikasikannya.

Pemerintah, lanjut Menhub, dengan katerbatasan yang dimiliki memang belum bisa optimal memberikan dukungan dari sektor pendanaan dan sarana, sebagaimana diungkapkan Ketua JTSB Norihiro Goto kepada wartawan beberapa waktu sebelumnya.

Goto menilai, perhatian dan dukungan moral yang diberikan pemerintah Indonesia kepada KNKT melebihi perhatian yang diberikan pemerintahnya terhadap JTSB. Namun, dia menyayangkan, dukungan tersebut tidak diiringi pemberian tunjangan pendanaan dan sarana yang maksimal. Di sisi lain, Goto juga menyoroti masih sedikitnya jumlah sumber daya manusia yang dimiliki KNKT untuk menjalankan perannya.

Menjawab hal itu, Menhub mengakui adanya persolan minimnya tunjangan dana dan prasarana KNKT. ”Karena itulah kerja sama ini dilakukan. Tujuannya untuk itu, agar KNKT bisa meningkatkan kapasitas untuk memaksimalisasikan perannya dalam investigasi kecelakaan,” ujar Menhub.

”Tetapi, sekarang anggaran setiap tahunnya sudah meningkat. Artinya mulai ada kesadaran pemerintah untuk memperbaiki itu. Tahun lalu, Rp 20 miliar dan tahun ini Rp 15 miliar,” imbuhnya.

Menhub menambahkan, kendati masih memiliki sejumlah keterbatasan, terjalinnya kerja sama antara Jepang dan Australia tersebut merupakan bentuk apresiasi kedua negara atas keberhasilan yang telah dicapai KNKT. Di antaranya adalah antara lain sudah berhasil dieksposnya beberapa kasus kecelakaan penerbangan. (roda kemudi)

Wednesday, March 18, 2009

Dubes UE: Larangan Terbang Indonesia Tidak Politis

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Julian Wilson mengatakan, larangan terbang yang diberlakukan Komisi UE terhadap maskapai penerbangan Indonesia semata-mata urusan teknis keselamatan penerbangan. Larangan terbang itu, menurutnya tidak terkait urusan politis.

Julian Wilson mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan seusai mengikuti acara ”Indonesia-EU Relation Update, Konvensi Perdana Studi Eropa di Indonesia” di gedung Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, Rabu (18/3).

”Soal flight ban itu masalah sangat teknis, berkaitan dengan technical aeroship. Tidak ada urusannya dengan yang lain (politik-red),” tegas Wilson.

Selain masalah teknis yang berorientasi pada keselamatan penerbangan, sambung Wilson, larangan terbang itu juga seusai standar yang diberlakukan International Civil Aviation Organization (ICAO). Menurutnya, pihak UE terus berupaya membantu Indonesia untuk memenuhi berbagai persyaratan tersebut.

”Kami selalu bekerjasama dan membantu pemerintahan Indonesia melalui Deplu dan Departemen Perhubungan menyelesaikan masalah itu,” ungkapnya.

Menurut Wilson, saat ini pemerintah Indonesia berusaha memperbaiki dan memenuhi berbagai persyaratan yang harus dipenuhi sehingga larangan itu bisa dicabut. Dari sekitar 69 syarat dan tahapan itu, sudah sekitar 62 syarat yang sudah terpenuhi.

”Bila tujuh syarat itu selesai dan sesuai standar yang ada, segera flight ban dicabut,” ujar Wilson, yang memilih untuk datang ke Jogjakarta menggunakan kereta api eksekutif itu. (roda kemudi)

Jepang Kritisi Minimnya Tunjangan Pendanaan dan Sarana Investigasi Kecelakaan di Indonesia

Badan Keselamatan Transportasi Jepang (Japan Transport Safety Board/JTSB) memuji perhatian dan semangat yang dimiliki pemerintah Indonesia untuk membenahi sektor keselamatan transportasi. Bahkan, semangat tersebut dinilai lebih tinggi dari yang dimiliki pemerintah Jepang.

”Tetapi sayang, (semangat) itu tidak diiringi oleh pemberian tunjangan pendanaan dan pengadaan sarana yang memadai. Tunjangan yang diberikan pemerintah Indonesia utuk kegiatan investigasi kecelakaan masih sangat terlalu kecil,” ujar Ketua JTSB Prof. Norihiro Goto kepada pers, usai mengikuti acara Indonesia and Japan Transport Safety Round Table Meeting di Hotel Nikko Jakarta, Selasa (17/3) petang. Pertemuan tersebut digelar untuk menginventarisasi masalah yang dihadapi kedua institusi.

Berbeda dengan Jepang, lanjut Goto, pemerintahnya mengalokasikan tunjangan pendanaan dan sarana yang cukup kepada lembaga yang dipimpinnya itu. Menurutnya, perbedaan itulah yang menjadi salah satu alasan JTSB memberikan bantuannya semaksimal mungkin kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Bantuan yang akan diberikan melalui perantara lembaga bantuan dan kerja sama internasional Jepang, Japan International Cooperation Agency (JICA) tersebut, tak hanya dalam hal pendanaan untuk mendukung operasional KNKT. Bantuan dalam hal pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan-kegiatan investigasi KNKT di lapangan juga akan diupayakan JTSB untuk diberikan.

Bantuan di luar pendanaan itu antara lain adalah bantuan program pendidikan bagi para investigator, peralatan penunjang penyelidikan, serta program sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya sebuah investigasi terhadap kecelakaan.

Sosialisasi, menurut Goto, menjadi salah satu program kerja sama yang akan difokuskan JTSB dan KNKT. Dia menilai, hingga saat ini masih banyak yang belum memahami akan pentingnya sebuah investigasi terhadap kecelakaan dilakukan.

Dijelaskan Goto, investigasi kecelakaan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kecelakaan dengan mengantisipasi terjadinya kasus yang sama di kemudian hari. Keuntungan yang dihasilkan dari investigasi kecelakaan tersebut juga begitu besar, dan tidak hanya terkait pada sektor transportasi. Tetapi turut pula memberikan pengaruh besar pada kegiatan perekonomian dan penyelenggaraan negara.

”Investigasi ini sangat penting. Kita mencari penyebab mengapa kecelakaan itu bisa terjadi dan memikirkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar tidak terulang lagi,” jelasnya.

Goto juga menilai, di luar permasalahan pendanaan dan sarana penunjang, penyebab lain belum optimalnya proses pelaksanaan investigasi kecelakaan di Indonesia adalah karena masih adanya kesenjangan pemahaman terhadap investigasi kecelakaan.

Menurutnya, tak hanya anggota masyarakat, para pemegang kebijakan juga masih ada yang belum memiliki pemahaman yang sama akan hal tersebut. Di negerinya, kata Goto, juga masih banyak masyarakat yang belum memahami mengapa investigasi kecelakaan mesti dilakukan.

”Memberikan pemahaman ini memang bukan pekerjaan yang mudah. Ini sangat susah. Tetapi untungnya, pemerintah kami mendukung penuh JTSB,” imbuhnya.

Pada sisi lain, Goto juga menyoroti keterlibatan pihak kepolisian terhadap proses penyelidikan kecelakaan di Indonesia. Acapkali kepolisian republik ini terkesan terburu-buru dalam mengambil kesimpulan tentang sebuah penyebab kecelakaan. Di mana kesimpulan tersebut banyak yang langsung mengarah pada objek manusia yang terlibat sebagai penyebab utama kecelakaan.

”Padahal, mayoritas kecelakaan itu terjadi adalah akibat sistem yang tidak bekerja secara optimal. Memang ada unsur manusia, tetapi tidak selamanya unsur ini menjadi mayoritas,” jelasnya.

Oleh sebab itulah, dia menyayangkan ketika dalam sebuah kecelakaan yang baru saja terjadi polisi langsung terjun dan mengambil alih penyelidikan tanpa berkoordinasi dengan lembaga investigasi kecelakaan seperti KNKT. Hingga pada akhirnya, kesimpulan itu bermuara pada penetapan seseorang sebagai tersangka yang harus diadili.

"Kalau polisi langsung terlibat untuk mengambil kesimpulan, untuk apa KNKT dibuat?” ujarnya. ”Di Jepang, polisi juga ikut terjun dalam sebuah peristiwa kecelakaan. Kami sering sama-sama berada di satu lokasi, tetapi tujuan penyelidikan kami berbeda. Polisi punya metode investigasinya sendiri, begitu juga kami,” imbuh Goto.

Dia berharap, melalui kerja sama ini, Indonesia dan Jepang bisa sama-sama menarik keuntungan dalam menyelesaikan masalah terkait proses investigasi kecelakaan. ”Kami sendiri akan banyak menimba ilmu terkait proses penyelidikan kecelakaan di laut kepada Indonesia. Karena Indonesia memiliki pengalaman yang lebih luas dari pada kami untuk sektor ini. Begitu pula untuk moda udara, kereta dan jalan raya, kita akanbertukar pengalaman,” pungkasnya. (roda kemudi)

Friday, March 13, 2009

Lion Air Tergelincir Akan Digrounded Total

Pesawat MD-90 bernomor registrasi PK-LIL milik maskapai Lion Air yang tergelincir di landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta Senin lalu, diindikasikan tidak akan diterbangkan lagi.

”Tingkat kerusakannya sangat parah,” jelas Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Yurlis Hasibuan, saat dihubungi, Jumat (13/3).

Meski rusak berat, Yurlis menambahkan, bukan berarti pesawat nahas yang tergelincir saat mengangkut 166 penumpang dari Makassar tujuan Jakarta itu tidak bisa diperbaiki.

”Prinsipnya masih bisa (diperbaiki), tetapi biayanya pasti akan sangat besar sekali. Karena itu kemungkinannya pesawat tidak akan dioperasikan lagi atau total lost,” imbuh dia.

Kepastian total lost itu sendiri menurutnya bergantung pada keputusan perusahaaan asuransi penjamin. Yurlis menyarankan kepada manajemen Lion Air untuk melakukan klaim kepada pihak asuransi mengingat pesawat sudah tidak mungkin bisa diterbangkan lagi dan harus diserahkan kepada pemiliknya.

”Informasi yang kami terima (klaim asuransi) itu sudah dilakukan, saat ini pihak Lion sedang hitung-hitungan,” lanjut Yurlis.

Dephub saat ini juga sedang memeriksa empat pesawat MD-90 milik Lion Air lain yang di-grounded sejak 11 Maret 2009. Penghentian pengoperasian rakitan 1990-an tersebut menyusul kecelakaan tergelincir di Soekarno-Hatta dan pendaratan darurat tanpa roda depan di Hang Nadim, Batam.

Yurlis enggan menjelaskan perkembangan hasil pemeriksaan yang dilakukan timnya. ”Nanti saja, Pak Dirjen (Perhubungan Udara Herry Bakti) yang akan memberikan keterangannya. Saat ini pemeriksaan masih kita lakukan,” jelasnya.

Namun, dia menjamin bahwa waktu pemeriksaan tersebut tidak akan berjalan lebih lama dari yang direncanakan, yaitu tiga hari. ”Kalau di-grounded terus, (Lion Air) akan rugi banyak. Soal ini akan didiskusikan dulu dengan dirjen bagaimana baiknya," lanjutnya.

Terpisah, Juru Bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) JA Barata mengatakan, saat ini pihaknya telah mengumpulkan sebagian besar data-data kecelakaan MD-90 di Cengkareng itu. Termasuk mengundang sejumlah pilot senior untuk berkonsultasi tentang pesawat MD-90.

”Untuk kepentingan investigasi, KNKT sudah mengambil banyak sampel dari pesawat yang rusak untuk diteliti lebih lanjut,” jelasnya. Sampel-sampel itu antara lain terdiri dari bagian-bagian pesawat yang rusak dan patah, data-data seperti log sheet pesawat, hingga black box. (roda kemudi)

RI-Australia Kerja Sama Audit Maskapai

Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama untuk mengaudit keselamatan maskapai penerbangan masing-masing. Kerja sama RI dan Australia diharapkan menekan biaya audit yang cukup besar.

Garuda Indonesia dipilih untuk menjadi wakil Indonesia dalam program kerja sama tersebut. Sedangkan maskapai Qantas Airlines mewakili Australia.

Menurut Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Yurlis Hasibuan, kerja sama ini untuk menghindari terjadinya duplikasi audit antar kedua maskapai saat terbang mengunjungi masing-masing negara.

”Kami sekarang sedang bersama-sama mengaudit Garuda. Jadi, nanti kalau Garuda terbang ke Australia tidak perlu diaudit lagi,” katanya saat dihubungi Jumat (13/3).

Begitu pula sebaliknya. Australia saat ini juga tengah mengaudit maskapai Qantas yang terbang ke Indonesia sehingga saat maskapai itu berada di Indonesia tidak perlu diaudit lagi.

”Dengan adanya kerja sama ini, hasil audit masing-masing maskapai tidak perlu di bawa ke masing-masing negara tujuan. Hasil di Indonesia tidak perlu dibawa ke Australia, juga yang dari Australia hasilnya tidak di bawa ke Indonesia,” imbuh Yurlis.

Ditambahkannya, kerja sama tersebut diharapkan bisa berkesinambungan dan diperbaharui dalam kurun dua atau setahun sekali. Pasalnya, cara ini dianggap juga bisa membantu menekan biaya audit yang anggarannya cukup besar.

Saat ini, Garuda telah menerima sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA) yang diterima pada 3 Juni 2008. Sertifikat IOSA merupakan tanda bahwa Garuda merupakan perusahaan penerbangan yang aman. Standar internasional dan sertifikat tersebut didapatkan oleh Garuda melalui proses audit dengan 900 indikator. (roda kemudi)

Wednesday, March 11, 2009

Lima Pesawat Digrounded, Lion Jamin Jadwal Penerbangan Tidak Terganggu

Menanggapi perintah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, terhitung sejak Rabu, 11 Maret 2009, maskapai Lion Air menghentikan pengoperasian seluruh pesawat jenis MD-90 series miliknya.

Dengan penghentian sementara ini, manajemen Lion Air menjamin seluruh operasi penerbangan yang awalnya dilayani oleh lima unit MD-90 series miliknya itu tetap akan dilayani sesuai jadwal penerbangan yang ada.

”Kita akan gunakan pesawat pengganti jenis lainnya,” jelas Direktur Umum Lion Air Edward Sirait dalam surat keterangan resmi yang dirilisnya, Rabu. Penghentian pengoperasian ini dilakukan hingga pemeriksaan yang dilakukan pihak regulator selesai dilakukan.

Pemeriksaan yang dilakukan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Ditjen Perhubungan Udara ini terkait dua peristiwa kecelakaan yang melibatkan pesawat jenis itu. Yakni pendaratan darurat tanpa roda depan di Bandara Hang Nadim, Batam, 23 Februari silam (JT 972), dan peristiwa tergelincir di landasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pada 9 Maret lalu.

Pasca pendaratan darurat di Batam beberapa waktu lalu, Menhub Jusman Syafii Djamal mengimbau agar Lion Air mengganti pesawat-pesawat MD series yang dimilikinya. Menhub menilai, selain pesawat jenis itu termasuk pesawat yang boros dalam penggunaan bahan bakar. Selain itu, menurut Menhub, peremajaan ini juga untuk menopang citra Lion yang sudah baik dengan penggunaan pesawat-pesawat baru jenis Boeing 737-900 ER.

Usai memberikan sambutan pada acara Munas ke-3 Masyarakat Kereta Api (Maska), Rabu (11/3), Menhub juga kembali mengungkapkan hal serupa. Terkait alasan Dephub untuk meng-grounded seluruh pesawat MD-90 milik Lion Air selama sekitar tiga hari, Menhub mengatakan, ”Dua kali accident, maskapainya sama, pesawatnya juga sama. Itu alasannya,” jelasnya.

Dikatakan Menhub, usia pesawat pada dasarnya tidak akan mempengaruhi kualitas keselamatan pesawat tersebut. ”Asalkan pesawatnya dirawat dengan baik dan seluruh prosedur dijalankan. Usia tidak berpengaruh. Mau baru, mau lama, sama saja. Semua tergantung pada mekanisme perawatannya,” tegas Menhub.

Maskapai seperti Lion Air yang menggunakan pesawat berusia di atas 20 tersebut, menurut Menhub, sedianya dituntut untuk memperketat mekanisme dan jadwal perawatan rutin. ”Semakin tua usia pesawat, tingkat pemeriksaannya harus lebih sering dibandingkan pesawat baru di samping biaya operasionalnya juga lebih tinggi. Ini yang akan kita konfirmasikan kepada pihak Lion Air,” ujarnya.

Terkait hal itu, Edward Sirait dalam keterangan resminya juga menjelaskan bahwa perusahaannya akan terus menjalankan program peremajaan pesawat dengan selalu menambah atau memperkuat armada yang ada diantaranya pesawat jenis Boeing 737-900 ER.

”Saat ini kami sudah mengoperasikan 18 Boeing 737-900 ER yang diterima secara bertahap, dari total 178 pesawat yang sudah dipesan langsung dari Boeing Commercial Airplane Amerika Serikat. Pada bulan Maret 2009 ini, kami akan menerima armada Boeing 737-900 ER sehingga menjadi 20 pesawat,” pungkasnya. (roda kemudi)

Tabrakan Kapal, 9 WNI Hilang di Jepang

Dua kapal kargo, masing-masing berbendera Korea Selatan dan Panama bertabrakan di perairan Izu Oshima, sebuah pulau kecil yang berjarak 120 kilometer di selatan Tokyo, Selasa (10/3). Tabrakan itu menyebabkan 16 awak kapal hilang, di mana tujuh di antaranya merupakan warga negara Indonesia dan tujuh sisanya warga Korea Selatan.

Petugas penjaga pantai Jepang langsung mengerahkan lima kapal dan tiga helikopter untuk melakukan pencarian awak kapal Korea Selatan yang hilang. Angkatan Laut Jepang juga turun tangan melakukan pencarian dengan mengerahkan sebuah kapal dan dua pesawat pencari.

Awak yang hilang adalah awak kapal kargo Orchid Pia. Juru bicara pasukan penjaga pantai Jepang, Hidefumi Onoue kepada associated press mengatakan tim Search and Rescue (SAR) dikerahkan. Pasukan penjaga pantai Jepang memperkirakan kapal kargo Orchid Pia 4.255 ton hilang dan diperkirakan tenggelam.

Onoue menjelaskan tabrakan kedua kapal kargo terjadi pada saat cuaca berkabut. Jarak pandang sangat buruk, karena hujan turun dengan lebat. Pihak berwenang melaporkan seluruh awak kapal kargo Cygnus Ace selamat. Kapal berbendera Panama itu berbobot mati 10.833 ton. Awak kapal Cygnus Ace berjumlah 19 orang yang terdiri dari 14 warga Thailand, tiga warga Myanmar dan dua Warga Negara Indonesia.

Kapal Orchid Pia membawa baja dalam perjalanan dari Pelabuhan Kashima di Jepang Timur menuju Korea Selatan, sedangkan kapal Panama membawa kendaraan menuju Pelabuhan Aichi, sekitar 200 kilometer dari lokasi tabrakan. Tak lama sesudah tabrakan, kapal Cygnus Ace sempat membantu tim SAR untuk mencari awak kapal Orchid Pia yang hilang. Cygnus Ace yang mengalami sedikit kerusakan, kemudian memilih singgah di Pelabuhan Yokohama.

Sampai kemarin pasukan penjaga pantai Jepang hanya menemukan sekoci kosong dan sejumlah jaket pelampung. Dari Seoul, pemerintah Korea Selatan mengirimkan petugas untuk berkoordinasi dengan pasukan penjaga pantai Jepang guna mencari awak Orchid Pia yang hilang. Korea Selatan telah membentuk tim darurat yang diperkuat veteran pasukan penjaga pantai, demikian penjelasan jubir pemerintah Korsel, Kim Yu-chul. (roda kemudi)

Pencarian Korban KM Rimba Diperpanjang

Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI AL, Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP), Polisi Air Polda Metro Jaya dan Bakorkamla, sepakat untuk memperpanjang pencarian terhadap korban KM Rimba III hingga dua hari ke depan.

Sejak karam pada peristiwa tabarakan dengan kapal Harapan Jaya, Kamis 5 Maret 2009 lalu, pencarian hingga hari ini memasuki hari ketujuh. ”Berdasarkan rapat, kami sepakat pencarian akan diperpanjang dua hari lagi," jelas Kepala Tim SAR Dadang Arkuni, kepada wartawan, Rabu (11/3).

Dengan demikian, proses pencarian korban masih akan berlangsung hingga Jumat (13/3) mendatang. Perpanjangan itu sendiri didasari pada analisa Tim SAR gabungan yang masih menyakini masih adanya korban yang masih berada di dalam kapal KM Rimba yang karam itu.

Dalam pencarian lanjutan tersebut, tim akan melakukan pemotongan pada bagian badan kapal. Hal tersebut untuk memudahkan pelaksanaan evakuasi korban, karena jika melewati tangga dan ruang sempit di dalam kapal, waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi akan jauh lebih lama.

Hingga saat ini, dari tujuh korban KM Rimba Tiga, sudah tiga dari korban hilang yang berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Masih ada satu korban yang sudah diketahui lokasi dan masih dalam proses evakuasi tim penyelam.

Ketiga korban tersebut ditemukan tewas terjebak dalam kamar mesin kapal yang tenggelam di kedalaman 30 meter tersebut. Dadang menjelaskan, dari ketiga korban tersebut baru satu yang berhasil dievakuasi. Proses evakuasi dua korban lain terpaksa dihentikan lantaran kondisi alam yang semakin buruk. Para penyelam tak mau mengambil risiko karena gelombang semakin tinggi dan angin juga sangat kencang. Karena alasan itulah waktu penyelamatan pun diperpanjang.

Selain kondisi alam yang tak bersahabat, para penyelam juga menemui kendala teknis di dalam bangkai kapal. Penyelaman di dalam bangkai kapal terhalang banyaknya barang yang ikut karam dan banyak pintu kamar yang terkunci.

Menurut Dadang, aktivitas pencarian korban itu melibatkan sekitar 80 penyelam yang bekerja dengan sistem shift (bergantian) selama 24 jam. Sekali menyelam, kata Dadang, sedikitnya dilibatkan lima orang personel dengan waktu penyelamatan rata-rata 30-an menit.

Polisi Dahului KNKT

Sejauh ini, Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) telah memeriksa enam orang terkait tabrakan KM Harapan Jaya dengan KM Rimba Tiga di perairan Kepulauan Seribu. Keenam orang tersebut diperiksa sebagai saksi. Hingga hari keempat pasca tenggelamnya KM Rimba Tiga, polisi juga telah memeriksa 10 orang saksi.

Polisi memuat kesimpulan sementara bahwa penyebab tabrakan disebabkan kelalaian anak buah kapal. Satu orang saksi kunci kecelakaan ini, Mualim II, belum diperiksa karena masih trauma. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, polisi sudah bisa menentukan siapa yang disalahkan dalam kejadian ini.

Namun, pihaknya masih menunggu dari sahbandar dan Mahkamah Pelayaran. "Memang tidak ada ketentuan yang mengatur polisi harus menunggu Mahkamah Pelayaran. Namun kita saling menghargai instansi lain yang masih bekerja," katanya.

Ditpol Air Polda Metro Jaya Edion menjelaskan mualim jaga dari KM Harapan Jaya yang bertugas di dek kapal sejak pukul 20.00 sampai 24.04 WIB diperiksa secara intensif karena mengetahui penyebab kejadian pada waktu tersebut. Sementara yang terjaga di dek kapal, ada perwira jaga dan dua juru mudi juga telah diperiksa.

Sementara itu, Komite Keselamatan Nasional Transportasi (KNKT) tetap pada prinsip bahwa pencarian sebab-sebab kecelakaan baru akan dilakukan setelah kondisinya dianggap memungkinkan. "Kita dahulukan dulu pencarian korban. Kita juga harus mengerti kondisi psikologis para korban, tidak mungkin kan mereka langsung kita tanya-tanya apalagi interogasi," ujar Juru Bicara KNKT JA Barata yang dikonfirmasi terpisah. (roda kemudi)


-------------
Inilah daftar awak kapal KM Rimba yang masih belum ditemukan:
1. Rais (oiler)
2. Bambang Jatmiko (Oiler).
3. Khairul Anwar (Kadet mesin).
4. Mario Oktavianus (Kelas 1).(DIP)

Tuesday, March 10, 2009

Dephub Grounded Seluruh Pesawat MD-90 Milik Lion Air

Departemen Perhubungan memutuskan untuk menghentikan sementara (grounded) pengoperasian seluruh pesawat jenis MD-90 milik maskapai Lion Air mulai Rabu, 11 Maret 2009. Keputusan ini diambil terkait tergelincirnya pesawat jenis sama milik maskapai tersebut di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin lalu.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Dephub Herry Bakti dalam keterangan resminya menjelaskan, kebijakan penghentian pengoperasian ini untuk memudahkan pengecekan yang akan dilakukan pihaknya terhadap pesawat yang kerap mengalami insiden tersebut.

Ditegaskan, keputusan untuk meng-grounded pesawat-pesawat milik Lion Air tersebut dan mengevaluasinya bukanlah bentuk sanksi atas insiden yang membuat ditutupnya salah satu landasan pacu Soekarno-Hatta selama hampir 24 jam tersebut. Meski dia meyakini bahwa kondisi pesawat Lion yang tergelincir itu cukup laik terbang untuk beroperasi.

”Pesawat tua belum tentu tidak laik terbang. Sebaliknya, pesawat baru juga belum tentu tidak bisa celaka. Ini dalam rangka antisipasi ke depan,” ujar Herry Bakti di kantornya, Selasa (10/3).

Dalam rangkaian evaluasi tersebut, menurutnya, Dephub akan memeriksa semua pesawat MD-90 series yang ada. ”Kebetulan, maskapai yang pakai MD series saat ini cuma Lion. Untuk sementara, mulai besok (Rabu), kita akan grounded seluruh pesawat-pesawat itu,” imbuhnya.

Tak hanya fisik pesawat rakitan Mc Donell Douglass tahun 1996 itu, Dephub, lanjut Herry, juga akan mengevaluasi sistem keselamatan serta mekanisme perawatan yang dilakukan oleh manajemen Lion Air terhadap seluruh pesawatnya.

”Termasuk frekwensi penerbangan yang menggunakan pesawat MD series kita akan evaluasi juga. Pengecekan ini akan memakan waktu 3-4 hari,” sambung Herry.

Selain pesawat, Dephub juga secara otomatis akan meng-grounded Capt. Haryanto Asmani selaku pilot bernomor penerbangan JT-793 yang bertolak dari Gorontalo, Makassar, tersebut. Menurut Herry, perintah untuk tidak terbang terhadap pilot pesawat nahas itu sekurangnya berlaku selama sebulan setelah kecelakaan terjadi.

Evakuasi Terhambat Roda Rusak

Terkait lambannya proses evakuasi pesawat dari lokasi tergelincir, Herry menjelaskan, hal itu disebabkan oleh rusaknya dua roda pendaratan bagian belakang. Kondisi itu diperparah oleh terbenamnya roda tersebut di tanah tepian landasan pacu yang berjarak sekitar 800 meter dari ujung landasan itu.

”Kita lumayan agak kesulitan untuk menaruh bantalan udara agar bisa menggeser badan pesawat yang melintang. Apalagi kedua landing gear belakangnya collapse,” paparnya. Hingga akhirnya, setelah menggunakan beragam peralatan evakuasi seperti dooley dan crane, pesawat berhasil dipindahkan sekitar pukul 14.30 WIB. Kendati demikian, landasan pacu Soekarno-Hatta bagian selatan itu masih harus ditutup. ”Karena, meski tidak rusak, masih harus kita bersihkan agar aman digunakan penerbangan selanjutnya,” pungkasnya.

Selanjutnya, untuk menyimpulkan penyebab dari kecelakaan pesawat bernomor registrasi PK-LIL ini, pihaknya menyerahkan hal itu kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang hingga saat ini masih melakukan investigas di lapangan. Untuk menyelidiki kasus ini sendiri, KNKT menurunkan lima orang investigatornya. Antara lain Wakil Ketua KNKT Franz Wenaz, investigator senior Temenggung, Capt. Nurcahyo, Alit Sadikin, dan Sulaeman.

Dihubungi terpisah, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan pihaknya siap untuk mengikuti perintah dari regulator. "Jika itu yang dimaui oleh regulator, kami siap," katanya.

Edward mengakui, pelarangan lima pesawat jenis MD-90 tersebut berpotensi besar menimbulkan kerugian bagi perusahannya. "Besarannya belum dihitung secara pasti, mengingat rute yang dilalui oleh pesawat-pesawat tersebut berbeda-beda. Jika taksiran kasar bisa saja mencapai sekitar satu miliar rupiah,” katanya.

Dikatakan, Lion Air juga telah menyiapkan pesawat pengganti untuk jenis MD. Terbukti pada Maret ini akan datang dua jenis B 737-900 ER yakni pada 17 maret dan 25 Maret. "Kita memang berencana akan menjadikan pesawat jenis MD sebagai cadangan secara bertahap mulai Juni nanti. Sedangkan proses peremajaan selesai tinggal pemenuhan pemesanan," ungkapnya. (roda kemudi)

GMF Aero Asia Sita 7 Pesawat Batavia Air

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia menyita tujuh pesawat milik PT Metro Batavia (Batavia Air). Garuda Maintenance sebelumnya telah mengajukan permohonan sita jaminan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan dikabulkan majelis hakim.

Ketujuh pesawat yang disita berdasarkan penetapan majelis hakim tertanggal 4 Maret 2009 itu merupakan pesawat Boeing 737-200 dengan tujuh nomor seri dan nomor registrasi yang berbeda.

Kuasa hukum PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, Adnan Buyung Nasution & Partners Law Firm mengumumkan penetapan sita jaminan dari majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di halaman 36, Harian Kompas, Sabtu 7 Maret 2009.

Dijelaskan, Garuda telah mengajukan gugatan perdata terhadap PT Metro Batavia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagaimana terdaftar pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan register Nomor 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst tertanggal 25 September 2008.

"Sehubungan dengan perkara Nomor 335, klien kami telah mengajukan permohonan sita jaminan (conservatoir beslag) melalui surat Nomor 382/ABNP/PAN-NN-SA-MSH/X/2008 tertanggal 17 Oktober 2008 yang ditujukan kepada majelis hakim perkara Nomor 335," demikian pernyataan kuasa hukum Garuda, Pia AR Akbar Nasution, Subagio Aridarmo, Nugrahaningrum dan M sadly Hasibuan.

Disebutkan, berdasarkan permohonan sita jaminan, majelis hakim perkara Nomor 335 telah mengeluarkan penetapan sita jaminan Nomor 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst tertanggal 4 Maret 2009.

Dikonfirmasi terpisah, manajemen PT Metro Batavia, operator Batavia Air, membenarkan penyitaan tujuh pesawatnya oleh PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia.

"Ya, seperti yang diumumkan itu," kata kuasa hukum Batavia Air, Samuel Tobing, saat dihubungi VIVAnews, Selasa 10 Maret 2009. Namun Samuel menolak menjelaskan lebih detil soal asal muasal kasus yang berujung pada penyitaan ketujuh pesawat perusahaan.

"Ini kasusnya sensitif sekali. Jadi kita akan klarifikasi melalui media juga, kalau nggak besok, lusa," kata Samuel. Saat ditanya, apakah benar ada tujuh pesawat yang disita, Samuel tidak membantah.

Sementara Direktur Batavia Air M Yakim yang dihubungi terpisah menyerahkan masalah ini kepada kuasa hukum perusahaan. "Saya takut nanti penjelasannya simpang siur," kata Yamin.

Tetap Bisa Beroperasi

Meski tujuh pesawatnya telah disita PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT Metro Batavia (Batavia Air) masih diperbolehkan mengoperasikan pesawat-pesawat tersebut.

Izin operasional ini masuk dalam penetapan sita jaminan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 335/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst tertanggal 4 Maret 2009 yang diumumkan kuasa hukum Garuda, akhir pekan lalu.

Penetapan itu berbunyi, mengabulkan permohonan sita jaminan (conservatoir beslag) penggugat dengan batasan dan ketentuan sebagai berikut.

Pertama, menyatakan pesawat-pesawat terbang dalam sitaan tersebut tetap dapat dioperasikan demi kepentingan pelayanan transportasi umum selama dalam sitaan.

Kedua, menyatakan pesawat-pesawat terbang dalam sitaan tersebut hanya boleh dioperasikan terbatas dalam wilayah Negara Republik Indonesia selama dalam sitaan.

Ketiga, memerintahkan termohon (Batavia Air) merawat pesawat-pesawat terbang dalam sitaan itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan biaya yang dibebankan kepada termohon sita.

Keempat, memerintahkan termohon untuk selalu melaporkan kepada Departemen Perhubungan cq Direkrorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dan Pemohon atas setiap perubahan pada pesawat, termasuk tidak terbatas pada mesin pesawat udara dan auxiliary power unit (APU) dari pesawat yang disita.

Kelima, memerintahkan termohon sita menghadirkan pesawat-pesawat terbang dalam sitaan tersebut di Bandara Soekarno-Hatta pada saat sita jaminan diletakkan pleh Pengadilan Negeri.

Keenam, memerintahkan juru sita Pengedilan Negeri melaporkan sita jaminan atas pesawat-pesawat terbang yang telah diletakkan pada Departemen Perhubungan cq Direkrorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara.

Ketujuh, memerintahkan juru sita Pengadilan Negeri yang melakukan sita jaminan pesawat terbang berkoordinasi dengan Departemen Perhubungan cq Direkrorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dalam melakukan sita jaminan, terkait dengan identifikasi pesawat terbang dan status pesawat guna menghindaru terjadinya peletakan sita jaminan dan eksekusi yang sia-sia.

Kedelapan, memerintahkan termohon sita melaporkan segala perubahan barang tersita kepada Departemen Perhubungan cq Direkrorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara. (vivanews)

KNKT Utus Lima Investigator Selidiki Insiden Lion di Cengkareng

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan lima investigator untuk menyelidiki insiden tergelincirnya pesawat Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Senin lalu.

Juru Bicara KNKT JA Barata menjelaskan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan data untuk mencari penyebab insiden tersebut. "Kita akan kumpulkan sebanyak munngkin data-data pendukung di lapangan," jelasnya, Selasa (10/3).

Kelima investigator KNKT yang dikirimkan tersebut, papar Barata, antara lain Wakil Ketua KNKT Franz Wenaz, investigator senior Temenggung, Capt. Nurcahyo, Alit Sadikin, dan Sulaeman.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, hingga pukul 09.00 WIB hari ini, pesawat Loin Air jenis MD-90 dengan nomor penerbangan JT-793 itu masih berada di landasan pacu bagian selatan Soekarno-Hatta. "Informasinya akan ditarik keluar runway pagi ini," imbuh Barata.

Pesawat tujuan Ujung Pandang-Jakarta yang mengangkut 166 penumpang dan 6 awak termasuk pilot dan kopilot itu tergelincir saat melakukan pendaratan, Senin (9/3) pukul 15.30 WIB. Tidak ada korban jiwa maupun korban terluka akibat peristiwa ini. Namun akibat insiden tersebut, bagian depan pesawat yang dipiloti Capt. Haryanto dan kopilot Darsito tersebut mengalami kerusakan.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Umum Lon Air Edward Sirait mengungkapkan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya dan mendukung penyelidikan yang dilakukan KNKT. Dia menegaskan, pendaratan yang dilakukan pilot saat itu merupakan pendaratan normal.

"Tidak ada masalah saat landing akan dilakukan. Pesawat juga dalam keadaan sangat baik dan laik terbang. Kemungkinan tergelincir akibat landasan pacu yang basah habis hujan," ujarnya. (roda kemudi)

Thursday, March 5, 2009

Nakhoda KM Rimba Ditemukan Tewas

Tim pencari korban berhasil menemukan dua korban kecelakaan tabrakan kapal di Kepulauan Seribu dinihari tadi. Salah seorang di antaranya adalah Waston yang diidentifikasi sebagai KM Rimba Segara III. Kedua korban ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB oleh kapal Catamaran milik Armada KPLP Tanjung Priok.

Adpel Tanjung Priok Capt. Bobby R. Mamahit menjelaskan, satu korban lain yang ditemukan tersebut adalah jenazah bocah berusia 3 tahun bernama Samuel. ”Korban merupakan anak Fandy, mualim III kapal pengangkut semen yang nahas itu,” jelasnya.

Sebelumnya, salah seorang korban tewas berkelamin lelaki ditemukan kelompok nelayan. Hingga berita ini diturunkan, berarti sudah ditemukan tiga mayat korban tabrakan kapal yang terjadi pada posisi 106,56,90 bujur timur-05.55.750 lintang selatan, atau 3 mil barat laut dari Pulau Damar, perairan Kepulauan Seribu.

Sementara korban yang masih belum ditemukan sebanyak 10 orang, dari 13 korban yang dikabarkan hilang (bukan 16 seperti yang diberitakan sebelumnya, Red). Seluruh korban meninggal itu telah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Bobby menambahkan, pencarian kapal KM Rimba terpaksa dihentikan sementara karena cuaca sudah tidak memungkinkan. Pencaraian direncanakan akan dilanjutkan Jumat (6/3) pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Sunaryo mengatakan bahwa sesungguhnya kejadian ini tidak perlu terjadi. Dia beralasan, sedianya nakhoda KM Rimba Segara III bisa melakukan manuver untuk menghindari kecelakaan tersebut untuk menghindari tongkang pengangkut pasir yang ditarik tug boat TB Harapan Indah.

”Apalagi, perairan itu terbilang cukup luas dan dalam, antara 20-30 meter. Karena tongkang tidak memiliki kecakapan yang cukup untuk melakukan manuver cepat dan memiliki sistem alert yang rendah, maka KM Rimba lah yang seharusnya melakukan itu,” ujar Sunaryo, usai mengikuti pelantikan sejumlah pejabat eselon I Dephub, Kamis petang.

”Tetapi mengingat waktu, malam hari memang waktu yang rawan. Di militer saja, untuk pelayaran pada malam hari, yang dipakai pasti perwira-perwira senior. KM Rimba, seharusnya diserahkan Mualim I, meskipun nakhoda yang mengemudikannya memiliki kecakapan yang cukup juga,” imbuhnya.

Sunaryo menambahkan, ke depan, pihaknya akan melakukan evaluasi kadar profesionalitas para pelaut untuk meminimalisasi angka kecelakaan di laut. ”Jadi, potensi human error pada kecelakaan laut bisa dikurangi,” jelasnya. Terkait kecelakaan itu sendiri, pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan Komite Keselamatan Nasional Transportasi. (roda kemudi)

Kronologi Pendaratan Darurat Lion Air di Batam

Insiden pendaratan darurat pesawat Lion Air JT 972 di Batam, 23 Februari 2009 lalu, menjadi peristiwa yang patut mendapat perhatian. Karena Capt Anwar, sang pilot, telah sukses mendaratkan pesawat berjenis MD-90 tersebut tanpa roda depan dengan mulus tanpa menimbulkan korban jiwa. Jika saja dia gagal melakukan aksinya, tentu peristiwa ini akan menjadi pukulan berat bagi dunia penerbangan Indonesia di mata internasional.

Selain Capt Anwar, penentu keberhasilan pendaratan darurat ini juga tak lepas dari peran petugas ATC (Air Traffic Controller) Bandara Hang Nadim Batam.

Indah Irwansyah, Chief ATC Bandara Hang Nadim selaku petugas ATC Senior, menjelaskan, dalam proses pendaratan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 972 itu, dia juga dibantu oleh Capt Daniel selaku Direktur Operasional Lion Air.

Komunikasi intensif antara ATC dan Capt Anwar dilakukan seperti biasa melalui gelombang radio komunikasi penerbangan. Adapun komunikasi dengan Capt Daniel dilakukan via telepon secara bersama-sama.

Indah Irwansyah baru memegang mikrofon ATC sekitar pukul 17.25 WIB. Ia ambil kendali ketika petugas ATC lainnya menjelaskan bahwa pesawat Lion Air yang sedianya akan mendarat melaporkan kendala serius karena roda depan pesawat tidak terbuka.

Berikut percakapan ATC Irwan dengan Capt Anwar yang telah diartikan dalam bahasa Indonesia .

ATC Irwan : "Lion JT972. Di sini ATC, bisa diterima?"
Capt Anwar : "Oke... Silakan..." ATC Irwan : "Oke... Di mana posisi dan berapa ketinggian?"
Capt Anwar : "Posisi long final, ketinggian 2000 kaki." ATC Irwan : "Lion JT972 silakan lanjut, pertahankan kecepatan, dan arahkan ke landasan pacu 04."
Capt Anwar : "Oke... oke...."
Petugas ATC secara berkala menanyakan posisi dan ketinggian pesawat.

ATC Irwan : "Boleh tahu di mana posisi dan di ketinggian berapa."
Capt Anwar : "Oke...."
ATC Irwan : "Lion JT 972 upaya telah dilakukan."

Capt Anwar : "Prosedur manual telah dilakukan."
Capt Anwar : "Saya telah coba pull up"

Komunikasi ini berlanjut di tiap menit dan tidak terhitung jumlahnya, dan pesawat berputar-putar sebanyak 8 kali di wilayah udara Batam selama lebih dari 1 jam.

Sekitar 30 menit sebelum proses pendaratan darurat, Capt Daniel masuk melalui telepon operator. Capt Daniel menginstruksikan seluruh prosedur penerbangan, untuk pendaratan darurat.

Capt Daniel : "Coba tarik dengan kuat tuas tersebut secara manual."
ATC Irwan : "Lion JT 972, tarik sekuat mungkin tuas tersebut."
Capt Anwar : "Oke... dan sudah dicoba berkali-kali."

Sekitar 15 menit sebelum pendaratan darurat, Capt Anwar dengan suara tenang melapor dan meminta izin ke ATC untuk melakukan prosedur pendaratan darurat.

Capt Anwar : "Permintaan segera untuk mendarat."
ATC Irwan : "Landasan telah bersih dan siap digunakan."

Setelah permintaan itu, pada posisi pesawat 5 menit akan mendarat, komunikasi tidak digunakan lagi. Capt Anwar berkonsentrasi tinggi. Namun, radio komunikasi tetap hidup.

Ketika percakapan antara Indah Irwansyah dan Capt Anwar terhenti, percakapan antara Indah Irwansyah dan Capt Daniel terus berlanjut. Bahkan, Indah melaporkan detik per detik pesawat akan mendarat ke Capt Daniel.

ATC Irwan : "Oke... Capt Daniel, posisi pesawat tinggal 15 menit lagi dari landasan pacu."
ATC Irwan : "Oke... Capt Daniel, posisi pesawat tinggal 5 menit lagi."
ATC Irwan : "Oke... Capt Daniel, posisi pesawat tinggal dua detik lagi roda pesawat menyentuh landasan."
ATC Irwan : "Capt Daniel, pesawat menyentuh landasan dengan sempurna."
ATC Irwan : "Capt Daniel, percikan terlihat..."
ATC Irwan : "Capt Daniel, pesawat berhenti dan kondisi terkendali.."

Setelah semua berjalan lancar dan terkendali, Irwan langsung menekan tombol sirine tanda evakuasi penumpang dimulai. Upaya pemanduan Indah Irwansyah sendiri berakhir dengan terikan keras menyebut nama sang pencipta dari pusat kendali ATC, "Terima kasih ya Allah."

Terlihat, dari posisi tower, pilot turun terakhir setelah evakuasi penumpang. Pilot langsung digendong beramai-ramai oleh petugas dan tim evakuasi. (roda kemudi)

Berikut rangkaian pendaratan darurat yang menegangkan itu. Ini merupakan foto-foto dari saksi mata yang diposting di Facebook serta dari harian Tribun Batam.

Bandara Hang Nadim, Batam, Senin 23 Februari 2009



19:07
Pesawat sudah berputar sekitar 6 kali diatas bandara Hang Nadim. Terlihat kondisi ban depan yang belum dapat berfungsi dengan baik.












19:17
Pesawat terus berputar untuk menghabiskan bahan bakar.











19:22

Malam menjelang, pesawat masih terus berputar.



















20:15

Pesawat mendarat, disambut dgn semburan air dari pemadam kebakaran.














20:15
Pemadam kebakaran terus menyemburkan air untuk mencegah terbakarnya pesawat.












20:22
Proses evakuasi dilakukan.













20:26 Tim medis bersiap-siap mengantisipasi penumpang yang menjadi korban.

















20:27 Tidak terdapat korban jiwa dalam insiden ini.

Dephub Rombak Kembali Jajaran Eselon I

Struktur organisasi tingkat eselon I Departemen Perhubungan kembali mengalami perombakan. Prosesi pergantian ini mengacu pada surat Keputusan Presiden (Keppres), yang dikeluarkan berdasarkan rekomendasi Tim Penilaian Akhir yang diketuai Presiden.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, posisi-posisi yang mengalami perombakan itu antara lain posisi Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dan Direktur Jenderal Perkeretaapian. Keempat pejabat baru itu akan dilantik Menhub Jusman Syafii Djamal, Kamis (5/3) petang ini.

M Ikhsan Tatang yang sebelumnya menjabat sebagai Inspektur Jenderal didaulat menggantikan posisi H Harijogi sebagai Sekjen Dephub. Sedangkan Harijogi, selanjutnya akan menduduki posisi sebagai Staf Ahli Menhub.

Kabar tentang posisi baru Ikhsan Tatang ini rupanya telah menyebar ke luar. Hal itu bisa dilihat dari terpampangnya karangan bunga ucapan selamat kepadanya atas pelantikan itu. Sebuah karangan bunga raksasa itu telah berada di depan Ruang Mataram Dephub, tempat yang biasa digunakan untuk melakukan prosesi pelantikan, sejak pagi hari. Padahal, menurut informasi, prosesi pelantikan sendiri baru akan digelar sore hari.

Sementara untuk mengisi posisi Inspektur Jenderal, dilantik Zoelkarnain Oeyoeb yang sebelumnya memegang memegang jabatan Staf Ahli Menhub Bidang Regulasi dan Keselamatan Perhubungan.

Di tingkat direktorat, TPA menunjuk Staf Ahli Menhub Bidang Lingkungan Perhubungan yang juga mantan Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hata Jakarta, Herry Bhakti Singayuda sebagai Dirjen Perhubungan Udara. Herry menggantikan posisi Budhi M. Suyitno yang digeser menjadi staf ahli.

Kemudian untuk mengisi jabatan Dirjen Perkeretaapian yang sebelumnya dipegang Wendy Aritenang Yazid, TPA memilih Kepala Biro Perencanaan Dephub Tunjung Indriawan. Wendy yang juga sempat memegang posisi Sekjen Dephub tersebut selanjutnya akan bertugas sebagai Staf Ahli Menhub. (roda kemudi)

Tabrakan di Kepulauan Seribu, 16 Awak Kapal Kargo Hilang

Kapal kargo pengangkut semen KM Rimba bertabrakan dengan kapal tunda (tug boat) Harapan Indah di sekitar barat daya perairan Pulau Damar, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Kamis (5/3) sekitar pukul 00.30 WIB.

Pada lokasi insiden yang berjarak sekitar 12 mil dari Jakarta atau sekitar 11 derajat lintang selatan, kapal kargo yang membawa 27 awak itu tenggelam. Sebelas awak kapal berbobot 3376 GT itu berhasil diselamatkan, sedangkan 16 lainnya masih belum ditemukan.

Hingga saat ini tim, dari Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dan Tim SAR Polda Metro Jaya telah berada di lokasi kecelakaan. Mereka mencari awak yang hilang tersebut. Diperkirakan, seluruh awak kapal yang hilang tersebut masih berada di dalam kapal yang diketahui langsung karam di lokasi kejadian. "Kemungkinan demikian," jelas Kepala Administrator Pelabuhan Tanjung Priok Bobby R. Mamahit.

Pada pagi dini hari itu, KM Rimba yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok pukul 23.00 WIB, sedang berlayar menuju Pelabuhan Belawan, Medan. Saat melintasi kawasan Pulau Damar, dari arah yang berlawanan datang Kapal Harapan Indah yang bergerak menuju Marunda. Tabrakan pun tidak dapat dihindari. Saat terjadi tabrakan, KM Rimba langsung tenggelam kedalaman yang diperkirakan mencapai 30 meter.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan verifikasi informasi dan mengedepankan tahapan penyelamatan korban kecelakaan oleh SAR. "Kami belum menentukan investigator yang akan dikirim. Nanti kalau hasil verifikasi sudah jelas, kita dapat mempunyai gambaran investigator mana yang sesuai untuk menyelidiki kecelakaan in," jelas Juru Bicara KNKT JA Barata. (roda kemudi)

Wednesday, March 4, 2009

TOT: Mau Blackberry Gratisan?

Ini lho.. barangnya yang gratisan..., kalo mau infonya, klik aja gambarnya langsung...

Dephub Akan Ulang Tender Proyek Pelabuhan Bermasalah

Departemen Perhubungan segera menggelar ulang tender proyek pembangunan fasilitas pelabuhan yang terkait langsung kasus dugaan korupsi yang tengah disidil Komisi Pemberantasan Korupsi. Di mana kasus tersebut diduga melibatkan pejabat eselon III Distrik Navigasi Dephub Tanjung Priok, Darmawati Dareho dan anggota Komisi V DPR dari Fraksi PAN Abdul Hadi Jamal.

Dirjen Perhubungan Laut Dephub Sunaryo mengatakan lelang ulang untuk mencegah praktek manipulasi dalam proses penentuan pemenang proyek strategis itu. "Kami akan gelar tander ulang kalau ternyata pemenang tender melanggar hukum," katanya dalam jumpa pers Selasa (3/3) petang.

Sampai saat ini, Dephub mengalokasikan angaran sekitar Rp3 triliun untuk proyek pembangunan fasilitas pelabuhan di 92 lokasi kawasan timur Indonesia. Sebagian proyek itu telah ditentukan pemenangnya sedangkan sebagian lainnya masih berjalan.

Sunaryo memperkirakan kasus dugaan korupsi yang menyeret Darmawati ditangkap tangan bersama anggota Komisi V DPR Abdul Hadi Jamal, dan komisaris PT Kurnia Jaya Wira Bakti, Hontjo Kurniawan terkait proses lelang yang masih berjalan. "Barangkali untuk mempercepat pemenang lelang."

Selama ini, Darmawati yang kini menduduki posisi kepala bagian Tata Usaha Distrik Navigasi Pelabuhan Tanjung Priok tidak terkait langsung dengan proyek pembangunan fasilitas pelabuhan di kawasan timur Indonesia.

Abdul Hadi dan Darmawati ditangkap Tim KPK pada Senin malam lalu di Jalan Jenderal Sudirman atau di kawasan Karet, Jakarta Selatan. Hontjo juga ditangkap di sebuah apartemen di Jakarta Barat.

Dari penangkapan Abdul Hadi Jamal dan Darmawati, KPK mendapatkan barang bukti di dalam mobil tersangka sebesar sebesar Rp54,5 juta dan USD90 ribu yang diduga diperoleh dari Hontjo. Pemberian ini diduga terkait dengan program lanjutan pembangunan fasilitas bandara dan pelabuhan di kawasan Indonesia timur. (roda kemudi)

Tanki Pesawat Super Jumbo A380 Qantas Bocor

Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas menghentikan sementara waktu pengoperasian tiga pesawat super jumbo terbarunya, Airbus A380 setelah ditemukan kebocoran dalam sistim bahan bakar pesawat produksi Airbus Industrie itu.

Kebocoran tanki bahan bakar itu pertama kali dialami Airbus A380 Qantas yang melayani rute penerbangan London-Melbourne Senin waktu setempat, demikian ABC melaporkan, Selasa.

Akibatnya, penerbangan dari London ke Melbourne itu ditunda lebih dari 12 jam untuk memberi kesempatan kepada para teknisi memperbaiki kerusakan. Para penumpangnya kemudian dialihkan ke pesawat Boeing 747 yang dijadwalkan tiba di Melbourne, Selasa malam.

Manajemen Qantas juga mengecek sistim bahan bakar dua pesawat A380-nya yang lain sebelum keduanya kembali melayani rute penerbangan ke Singapura dan London Selasa malam.

Pesawat super-jumbo yang kini digunakan maskapai penerbangan Qantas, Singapore Airlines, dan Emirates Airline itu memiliki kapasitas 853 penumpang. (antara)

Tuesday, March 3, 2009

Langsung Dinonaktifkan, Dephub Segel Sendiri Ruang Kerja Darmawati

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Sunaryo langsung merekomendasikan penonaktifan Darmawati Dareho dari tugas-tugasnya di Bagian Tata Usaha Distrik Navigasi Dephub Tanjung Priok. Hal tersebut sebagai tindak lanjut atas penangkapan dan penetapan status tersangka pejabat eselon III tersebut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

”Tidak hanya itu, meskipun KPK belum minta dan lakukan, kami juga sudah lebih dulu memblokir dan menyegel kantor yang bersangkutan,” jelas Sunaryo saat dikonfirmasi, Selasa (3/3).

Ditambahkannya, upaya tersebut dilakukan untuk memudahkan penyidikan lebih lanjut yang akan dilakukan KPK. ”Agar KPK jadi lebih leluasa untuk memeriksa yang bersangkutan. Selain itu, agar rantai organisasi di Distrik Navigasi juga tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya,” lanjutnya.

Sunaryo menegaskan, langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen Dephub untuk menciptakan birokrasi yang bersih. Di sisi lain, hal itu juga sebagai respons dukungan yang diberikan Dephub terhadap kinerja KPK. Selain menonaktifkan Darmawati dan menyegel ruang kerjanya, bentuk respons lain yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh data-data terkait yang sekiranya dapat digunakan KPK untuk mengembangkan proses penyidikan.

Sebelumnya, Menhub Jusman Syafii Djamal juga telah menegaskan hal serupa. ”Pak Menteri sangat mendukung upaya yang dilakukan KPK dan mendorong untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas. Pak Menteri juga sudah merekomendasikan agar dilakukan investigasi internal,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Dephub Bambang S Ervan yang dihubungi terpisah.

Darmawati ditangkap tangan bersama anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional Abdul Hadi Jamal, dan komisaris PT Kurnia Jaya Wira Bakti, Hontjo Kurniawan. Abdul Hadi dan Darmawati ditangkap Tim KPK pada Senin (2/3) malam di Jalan Jenderal Sudirman atau di kawasan Karet, Jakarta Selatan. Disusul kemudian dengan penangkapan terhadap Hontjo di sebuah apartemen di Jakarta Barat.

Dari penangkapan Abdul Hadi Jamal dan Darmawati, KPK mendapatkan barang bukti di dalam mobil tersangka sebesar sebesar Rp 54,5 juta dan US$ 90 ribu yang diduga diperoleh dari Hontjo. Pemberian ini diduga terkait dengan program lanjutan pembangunan fasilitas bandara dan pelabuhan di kawasan Indonesia timur. Diharapkan, dengan memberikan dana kepada kedua orang itu, Hontjo bisa mendapatkan proyek tersebut.

Dalam pemeriksaan, Abdul Hadi Jamal mengakui telah menerima Rp1 miliar pada 27 Februari lalu dari Hontjo. Hontjo sendiri mengaku telah memberikan uang senilai Rp 2 miliar dalam bentuk dolar AS kepada Abdul melalui Darmawati dalam dua tahap. Kemudian kepada Darmawati, Hontjo memberikan Rp600 juta kepada Darmawati sebagai ”komisi”.

”Kita sangat mendukung KPK untuk menelusuri kasus ini sampai tuntas. Kami akan membantu KPK semaksimal mungkin dalam pengadaan barang bukti yang dibutuhkan. Karena kita memang tidak toleran terhadap aksi-aksi yang sangat mencemarkan nama Dephub ini,” tegas Sunaryo. ”Sekarang kita sedang melakukan investigasi internal dan mengumpulkan data-data tambahan untuk diserahkan ke KPK,” imbuhnya.

Sunaryo mengaku terkejut atas keterlibatan Darmawati pada kasus ini. Alasannya, dengan posisi yang didudukinya saat ini, potensi Darmawati untuk terkoneksi dengan Abdul Hadi Jamal dan proyek tersebut relatif jauh. ”Kalau menurut logika, rantainya terlalu jauh. Dia hanya staf tata usaha, dan di distrik navigasi pula. Tapi, ya, itu tidak mustahil juga untuk terjadi,” ujarnya.

Ditambahkan Sunaryo, kasus yang tengah disidik KPK tersebut merupakan proyek lama yang telah dirancang sebelum dirinya dilantik sebagai Dirjen Perhubungan Laut. ”Tapi, bukan berarti saya harus tutup mata dan bertindak masa bodoh. Karena keberadaan saya di sini (Dephub), salah satu alasannya adalah untuk itu. Yaitu untuk membersihkan kasus-kasus yang ada dan memperbaiki sistem di sini. Sehingga diharapkan ke depan tidak ada lagi peristiwa memalukan ini,” pungkasnya. (roda kemudi)

Monday, March 2, 2009

Arab Danai Pelabuhan Kaltim Rp 20 Triliun

Investor dari Timur Tengah akan membangun fasilitas infrastruktur pengangkut batu bara di Kutai, Kalimantan Timur senilai USD 1,7 miliar atau Rp 20 triliun.

Penandatanganan itu dilakukan oleh pemerintah Ras Al-Khaimah Emirate, salah satu negara federasi Uni Emirat Arab dengan Propinsi Kalimantan Timur di sela-sela Forum Ekonomi Islam Sedunia di Jakarta, Senin (2/3).

"Nilai pembangunan infrastruktur pengangkutan batu bara ini adalah kontrak yang terbesar," ujar Menteri BUMN Sofyan Djalil.

Menurut dia, investasi senilai USD 1,7 miliar akan digunakan untuk membangun rel kereta pengangkut batu bara sepanjang 200 kilometer, pelabuhan dan kawasan industri oleh Kutai, Kalimantan Timur.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), M Lutfi mengatakan investasi pembangunan rel kereta api membutuhkan nilai USD 500 juta. Selanjutnya, akan ditambah menjadi USD 750 juta - 1 miliar. "Nanti rel itu yang akan dipakai untuk mengangkut batubara," ujar Lutfi.

Selain di Kalimantan, Ras al-Khaimah juga bekerjasama untuk membuka smelting di Sumatra Selatan. Lokasinya berada di daerah tanjung api-api. Prosesnya menurut Lutfi, tinggal menunggu keputusan.

Garuda Dapat Jatah Rp 4,3 Triliun

Sementara itu, Dubai Aerospace Enterprises mendanai pembelian delapan pesawat Boeing 737-800 PT Garuda Indonesia Airlines. Harga satu pesawat USD 45 juta atau sekitar Rp 540 miliar.

"Pembiayaan dilakukan selama 10 tahun. Mereka membiayai delapan pesawat dari 50 pesawat Boeing yang akan didatangkan Garuda," kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar di sela acara yang sama.

Dengan demikian, untuk delapan pesawat itu Dubai Aerospace Enterprises mengeluarkan total USD 360 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun dengan kurs Rp 12.000/USD.

Pesawat-pesawat ini, kata Emir, akan datang sekitar Juni 2009. Selain 50 pesawat B737NG, Garuda juga memesan 10 pesawat jenis B777-300ER yang akan dikirimkan pada 2010 untuk dukung perkembangan bisnis di 2009

Sebelumnya, Jubir Presiden Dino Patti Djalal mengatakan, selain penandatangan dengan Garuda, juga akan ditandatangani kerja sama antara pemerintah Ras Al-Khaimah Emirate dengan Propinsi Kalimantan Timur; the ETA Star Dubai dan Itochu Corporation Japan dengan PT Pertamina; Bank Muamalat Indonesia dengan the National Commercial Bank Saudi Arabia, serta the Islamic Payments System Sdn. Berhad Malaysia dan PT Pos Indonesia.

Di sela-sela pertemuan WIEF ke-5, menurut Dino, rencananya akan dilakukan pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dengan sejumlah pemimpin negara.

Pertemuan WIEF ke-5 dinilai tepat di tengah upaya penanganan krisis keuangan, pangan dan energi yang tengah melanda negara-negara di dunia. Diharapkan pertemuan ini dapat menawarkan solusi yang feasible bagi upaya penanganan krisis melalui kemitraan global baik di antara negara Muslim maupun negara Muslim dengan masyarakat internasional lainnya. (roda kemudi)