Pages

Friday, March 13, 2009

Lion Air Tergelincir Akan Digrounded Total

Pesawat MD-90 bernomor registrasi PK-LIL milik maskapai Lion Air yang tergelincir di landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta Senin lalu, diindikasikan tidak akan diterbangkan lagi.

”Tingkat kerusakannya sangat parah,” jelas Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Yurlis Hasibuan, saat dihubungi, Jumat (13/3).

Meski rusak berat, Yurlis menambahkan, bukan berarti pesawat nahas yang tergelincir saat mengangkut 166 penumpang dari Makassar tujuan Jakarta itu tidak bisa diperbaiki.

”Prinsipnya masih bisa (diperbaiki), tetapi biayanya pasti akan sangat besar sekali. Karena itu kemungkinannya pesawat tidak akan dioperasikan lagi atau total lost,” imbuh dia.

Kepastian total lost itu sendiri menurutnya bergantung pada keputusan perusahaaan asuransi penjamin. Yurlis menyarankan kepada manajemen Lion Air untuk melakukan klaim kepada pihak asuransi mengingat pesawat sudah tidak mungkin bisa diterbangkan lagi dan harus diserahkan kepada pemiliknya.

”Informasi yang kami terima (klaim asuransi) itu sudah dilakukan, saat ini pihak Lion sedang hitung-hitungan,” lanjut Yurlis.

Dephub saat ini juga sedang memeriksa empat pesawat MD-90 milik Lion Air lain yang di-grounded sejak 11 Maret 2009. Penghentian pengoperasian rakitan 1990-an tersebut menyusul kecelakaan tergelincir di Soekarno-Hatta dan pendaratan darurat tanpa roda depan di Hang Nadim, Batam.

Yurlis enggan menjelaskan perkembangan hasil pemeriksaan yang dilakukan timnya. ”Nanti saja, Pak Dirjen (Perhubungan Udara Herry Bakti) yang akan memberikan keterangannya. Saat ini pemeriksaan masih kita lakukan,” jelasnya.

Namun, dia menjamin bahwa waktu pemeriksaan tersebut tidak akan berjalan lebih lama dari yang direncanakan, yaitu tiga hari. ”Kalau di-grounded terus, (Lion Air) akan rugi banyak. Soal ini akan didiskusikan dulu dengan dirjen bagaimana baiknya," lanjutnya.

Terpisah, Juru Bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) JA Barata mengatakan, saat ini pihaknya telah mengumpulkan sebagian besar data-data kecelakaan MD-90 di Cengkareng itu. Termasuk mengundang sejumlah pilot senior untuk berkonsultasi tentang pesawat MD-90.

”Untuk kepentingan investigasi, KNKT sudah mengambil banyak sampel dari pesawat yang rusak untuk diteliti lebih lanjut,” jelasnya. Sampel-sampel itu antara lain terdiri dari bagian-bagian pesawat yang rusak dan patah, data-data seperti log sheet pesawat, hingga black box. (roda kemudi)

No comments: