Pages

Wednesday, August 26, 2009

KNKT Telah Operasikan Laboratorium Black Box

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengoperasikan laboratorium pembaca kotak hitam (black box) pesawat. Dengan demikian, KNKT kini memiliki kemampuan untuk membaca data kotak hitam yang terdiri dari flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) untuk menyelidiki kecelakaan.

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Rabu (26/8), dalam kunjungannya ke laboratorium milik KNKT tersebut mengatakan, keberadaan laboratorium dan perangkatnya itu bisa mendongkrak kemampuan dan kredibilitas KNKT ke depan.

”Sejak bergabung dengan ICAO 59 tahun lalu, baru pertama kali ini Indonesia punya laboratorium pembaca Black Box sendiri. Dari dahulu kita selalu meminta bantuan Singapura atau Australia,” jelas Menhub.

Ketua KNKT yang mendampingi Menhub menjelaskan, investasi yang dibutuhkan untuk mengadakan perangkat lunak (software) pembaca data, mencapai sebesar USD 250 ribu. Ditambahkan, investasi tersebut belum termasuk untuk pengadaan perangkat keras (hardware).

”Software untuk FDR berasal dari Kanada. Sedangkan CVR-nya dari Australia. Kalau hardware-nya, kita menda[patkan bantuan dari pemerintah Jepang senilai 32 ribu yen atau setara Rp 3 miliar,” jelas Tatang.

”Kita juga harus berterima kasih kepada komisi V DPR RI yang telah menyetujui anggaran untuk pengadaan alat pembaca black box tersebut,” sambung Menhub menambahkan.

Menurut Menhub, perlengkapan yang dimiliki KNKT tersebut saat ini baru untuk membaca data FDR dan CVR pesawat. Namun ketika terjadi deformasi data, maka black box masih membutuhkan bantuan dari laboratorium lain seperti laboratorium metalurgi ITB atau negara lain yang lebih canggih.

Laboratorium KNKT yang secara resmi dioperasikan sejak 17 Agustus 2009. Operasi pertama laboratorium KNKT adalah membaca rekaman CVR pesawat Twin Otter Merpati Nusantara, dan menampilkan hasil pembacaan data FDR milik pesawat BAE Aviastar Mandiri yang jatuh di Papua beberapa waktu lalu. (roda kemudi)

No comments: