Pages

Wednesday, October 13, 2010

Dermaga I Ditutup 10 Hari, Kendaraan Menumpuk di Merak

Penumpukkan kendaraan terjadi di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, sejak Selasa (12/10) malam hingga Rabu (13/10). Kondisi itu merupakan akumulasi dari penutupan dua dermaga yang dilakukan PT ASDP Indonesia Ferry, yakni Demaga I dan Dermaga II. Penutupan Dermaga I dilakukan terkait upaya penggantian jembatan bergerak (movable bridge) selama sepuluh hari ke depan, sejak Senin, dan Dermaga II akibat tertabraknya  side ramp oleh kapal yang hendak berlabuh.

Antrean truk  di Pelabuhan Merak  (ilustrasi)
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferrry Bambang Bhakti menjelaskan, penutupan Dermaga I dilakukan terkait upaya penggantian jembatan bergerak (movable bridge) yang dilakukan sejak Senin (11/10) pagi hingga Rabu, 20 Oktober mendatang. ”Seharusnya kita lakukan penggantian movable bridge yang sudah uzur itu sejak sebelum lebaran. Tetapi, kita tidak mau mengambil risiko terhadap pelaksanaan angkutan lebaran. Karena itu kita baru lakukan sekarang. Rencananya 10 hari, tetapi kalau dibutuhkan akan kita panjangkan waktunya menjadi maksimal 12 hari,” jelas Bambang saat dikonfirmasi Rabu (13/10) petang. Dikatakan, untuk kebutuhan penggantian itu, pihaknya mengalokasikan dana sekitar Rp 2,1 miliar.

Sementara penutupan Dermaga II, lanjutnya, dilakukan karena side ramp dermaga tersebut tertabrak oleh salah satu kapal perusahaan swasta  saat melakukan manuver gerak pada Selasa (12/10) dinihari. Menurut Bambang, penutupan Dermaga II hanya dilakukan sekitar enam jam. Setelah proses perbaikan selesai dilakukan, pelayanan di Dermaga II kembali dibuka mulai Selasa siang. Dia mengakui, meski beban pelayanan bongkar dan muat telah dialihkan secara merata ke dermaga lain, penutupan tetap berkontribusi terhadap penumpukkan kendaraan pada areal parkir kendaraan di Pelabuhan Merak. Penumpukkan itu sendiri didominasi oleh truk-truk pengangkut barang.

Dia menjelaskan, terkait penutupan Dermaga I, kapasitas pelayanan dermaga itu dialihkan kepada empat dermaga lain hingga total 24 kapal. Dermaga II, rincinya, dialokasikan untuk melayani hingga enam kapal. Sementara Dermaga III sebanyak tujuh kapal, Dermaga IV sebanyak enam kapal, dan Dermaga V sebanyak lima kapal.

”Persoalannya, akumulasi kendaraan ini juga dipicu oleh meningkatnya volume kendaraan yang akan menyeberang menuju Pelabuhan Bakauheni di Lampung dalam kurun beberapa hari ini. Itu memaksa kita untuk menambah jumlah kapal, dari biasanya pada masa normal cukup hanya 18 kapal. Sekarang, meski sudah dioperaskan 20 kapal pun masih tetap kurang. Saat ini kita masih melakukan rapat dengan seluruh pihak terkait untuk mengatasinya,” imbuhnya.

Namun, Bambang belum dapat menyebutkan berapa jumlah peningkatan volume kendaraan yang terjadi itu. Pada masa normal, jumlah kendaraan roda empat non-angkutan barang yang dilayani di Pelabuhan Merak sebanyak 1.800 unit per hari, sedangkan truk pengangkut barang mencapai hingga 2.300 kendaraan.

Di sisi lain, Bambang juga mengatakan masih adanya sejumlah operator yang masih berkeberatan pelayanan kapalnya dilaihkan dari Dermaga I ke dermaga lain. ”Dermaga I kebanyakan diisi oleh pemain senior. Ada sedikit kendala untuk memindahkan mereka. Alasannya banyak. Salah satunya, awak mereka membutuhkan waktu penyesuaian untuk melakukan manuver gerak di dermaga lain. Sementara kalau di Dermaga I mereka mengaku bisa bergerak cepat karena awak kapal sudah familiar,” ujarnya.

Terkait itu, pihaknya hingga saat ini masih melakukan pertemuan dengan pengurus Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) untuk membujuk operator yang masih memilih untuk bertahan beroperasi di Dermaga I. ”Ada kesepakatan antara pihak kami dan Gapasdap, malam ini akan dioperasikan hingga 22 kapal. Kalau masih belum cukup juga, akan kita upayakan penambahan. Masalahnya, dari 33 kapal yang ada di pelabuhan ini, tidak semuanya bisa langsung kita operasikan. Misalnya, ada yang sedang docking, dll,” pungkasnya. (roda kemudi)

No comments: