Pages

Monday, October 11, 2010

Jemaah Haji Kloter I Kalsel Terbang Sesuai Jadwal

Proses penerbangan perdana jemaah haji asal Kalimantan Selatan ke Tanah Suci Mekkah melalui Embarkasi Banjarmasin,  Selasa (11/10), berjalan sesuai jadwal. Pesawat Boeing 767-300 beregistrasi G-OBYE yang disewa Garuda Indonesia untuk membawa 325 jemaah dengan nomor penerbangan GA 8100 tersebut lepas landas dengan lancar di Bandara Sjamsudin Noor, Banjarmasin.

Jemaah Haji saat melakukan boarding
Kepala Cabang Garuda Indonesia Banjarmasin Piktor Sitohang menjelaskan, dari Embarkasi Banjarmasin, perusahaannya dijadwalkan untuk menerbangkan  sebanyak 5.282 jemaah termasuk petugas haji ke Jeddah melalui 17 kelompok penerbangan. ”Melalui embarkasi ini kami melayani jemaah dari dua provinsi, yaitu Kalsel dan Kalteng. Untuk Kalsel, total jemaah yang kita terbangkan sebanyak 4.034 orang, terdiri dari 3.974 jemaah dan 60 petugas kloter. Sedangkan untuk Kalteng, totalnya 1.248 jemaah, terdiri dari 1.228 jemaah dan 20 petugas kloter,” paparnya beberapa saat sebelum pesawat mengudara.

Victor menambahkan, dari total 17 kloter yang dijadwalkan, sebanyak 13 kloter dialokasikan untuk penerbangan jemaah Kalsel. Sementara jemaah asal Kalteng di bagi ke dalam empat kelompok terbang. ”Jadwal penerbangannya sendiri kita bagi dalam dua gelombang. Untuk Kloter I sampai Kloter 6 masuk dalam gelombang pertama yang akan diterbangkan 10  Oktober-25 Oktober. Kemudian sisanya, Kloter 7-17, kia terbangkan mulai 26 Oktober-08 Nopember,” lanjut Piktor.
Dikatakannya, sebelum terbang menuju King Abdulaziz, Jeddah, pesawat akan singgah terlebih dahulu di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, melakukan pendaratan teknis untuk mengisi bahan bakar.

Pilot Sempat Ragukan Kualitas Bandara
Menurut Station Manager Garuda Indonesia Banjarmasin Taufik Husni, Captain Jhon MCmillan, pilot yang membawa pesawat berbadan lebar milik Thomson Airways (Inggris) itu ke Sjamsudin Noor, sempat tak yakin untuk mendaratkan pesawatnya di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I tersebut. MCmillan yang menerbangkan langsung pesawat itu dari markasnya di Luton, Inggris, sempat menahan pesawatnya di Banda Aceh untuk transit.

”Pilot sempat mendengar kabar bahwa kondisi landasan pacu dan taxiway bandara kondisinya rusak. Dia sempat ragu dan menolak untuk terbang ke Banjarmasin. Tetapi setelah kita yakinkan dan ada jaminan dari Ditjen Perhubungan Udara, melalui Pak Edward Silooy, MCmillan mau juga mendarat di sini dan akhirnya mengetahui bahwa kondisi bandara memang baik. Kalau saja mereka tidak bisa kita yakinkan, bisa berantakan penerbangan haji kita semuanya,”  jelas Taufik.

Berdasarkan pantauan di lapangan, bandara dengan ukuran runway 2500 x 45 meter dan daya tekan hingga 60 PCN (setara ton) tersebut dilengkapi dengan dua taxiway. Namun, salah satu taxiway ditutup karena permukaan aspal yang bergelombang dengan cekungan yang cukup dalam. ”PT AP I berjanji segera memperbaiki taxiway yang rusak itu secepatnya, menurut informasinya, dananya sudah cair sebesar Rp 8,6 miliar. Karena sejak saya masuk di sini hampir setahun lalu belum juga diperbaiki secara permanen, tetapi hanya tambal sulam. Bahkan Lion Air sempat terjerembab beerapa waktu lalu,” pungkas Taufik.(roda kemudi)

No comments: