Pages

Wednesday, February 11, 2009

Banjir, Maskapai Penerbangan dan Kereta Api Rugi Besar

Penutupan Bandara Ahmad Yani Semarang dan kerusakan rel kereta akibat banjir yang melanda sebagian wilayah Jawa Tengah, Minggu lalu, berdampak besar pada sektor transportasi. Sejumlah maskapai penerbangan dan kereta api mengalami kerugian besar. Sebab, banjir memaksa pelaku usaha transportasi menghentikan total armadanya.

Maskapai penerbangan Mandala Airlines mengaku membukukan kerugian cukup besar selama penutupan Bandara Ahmad Yani. Head of Corporate Communication Trisia Megawati mengungkapkan hal tersebut. "Yang jelas kami mengalami kerugian cukup besar," ungkap Trisia.

Trisia menambahkan, untuk rute Jakarta-Semarang, pihaknya mengoperasikan pesawat Airbus 320 atau Airbus 319 dengan kapasitas 180 kursi. "Potensi kehilangan penumpang adalah 1.440 orang per hari dengan asumsi empat kali pulang pergi tiap harinya," kata Trisia.

Selain itu, Semarang merupakan salah penyumbang terbesar jumlah penumpang Mandala, yakni 20 persen. Kerugian lainnya, menurut Trisia, adanya efek domino dari penutupan Bandara Ahmad Yani berupa keterlambatan penerbangan di bandara lainnya yang terhubung langsung dengan rute ke Semarang seperti Jakarta-Balikpapan, Jakarta-Denpasar dan Jakarta-Padang.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Umum Lion Air Edward Sirait. Edward mengaku, pihaknya mengalami kerugian yang tidak sedikit. Menurut Edward, setiap hari Lion Air melayani empat jadwal pemberangkatan, yakni Jakarta menuju Semarang dan sebaliknya, dengan 200 penumpang setiap keberangkatan. "Sebagian di antara mereka membatalkan penerbangan hari ini dan mengalihkan jadwal, jelas kalau dikatakan rugi, kami rugi," ujar Edward.

Kepala Humas PT Kereta Api (KA) Adi Suryatmini juga mengungkapkan hal serupa. Banjir besar mengakibatkan rusaknya rel kereta api dari Jakarta-Semarang-Surabaya. Begitu juga sebaliknya. Akibatnya, kereta Rajawali jurusan Semarang-Surabaya dan kereta Banyu Biru jurusan Semarang-Solo-Sragen hingga kemarin terhenti. "Kami mengalihkan alur kereta ke jalur selatan," ungkap Suryatmini.

Kerusakan rel KA tepatnya terjadi di sekitar kawasan Kaliwungu dan Kalibodri, berupa bantalan pelindung rel kereta yang tergerus. Suryatmini menerangkan, dana perbaikan diambil dari biaya perawatan rutin. "Biaya perawatan rutin adalah 15 persen hingga 20 persen dari total operasional," ungkap Suryatmini. (kompas)

No comments: