Pages

Monday, February 23, 2009

Lion Air Mendarat Tanpa Roda Depan di Batam

Aksi pendaratan darurat karena tidak berfungsinya sistem pendaratan dilakukan pesawat Lion Air di landasan pacu Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Senin (23/2), pukul 19.15 WIB. Beruntung tak satu pun dari 156 penumpang yang dibawa pesawat bernomor penerbangan JT-972 dengan rute Jakarta-Medan-Batam-Surabaya ini terluka.

Diketahui, aksi pendaratan darurat pesawat yang dipiloti Capt. Anwar Haryanto dan kopilot Eryanto tersebut, disebabkan karena landing gear (roda pendaratan) bagian depan tidak berfungsi. Sebelum mendarat hanya dengan dua roda, pesawat sempat berputar-putar di atas langit Batam selama sekitar satu jam untuk mengurangi bahan bakar.

Pesawat bernomor registrasi PK-LIO itu melakukan take-off dari Bandara Polonia, Medan, pada pukul 16.35 WIB, membawa total 156 penumpang yang terdiri dari 148 penumpang dewasa, 4 anak-anak, dan 4 bayi. Pesawat berjenis MD-90 ini dijadwalkan mendarat di Hang Nadim pada 17.35 WIB sebelum melajutkan penerbangan menuju Surabaya.

”Masalah dengan sistem pendaratan itu baru diketahui pilot ketika hendak mendarat di Hang Nadim. Indikator di kokpit menunjukkan roda depan tidak keluar,” jelas Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air yang bertindak sebagai juru bicara perusahaan. Edward menambahkan, pilot sempat mencoba melakukan prosedur untuk mengeluarkan landing gear bermasalah itu secara manual.

”Tetapi tidak berhasil. Akhirnya pilot berkoordinasi dengan pihak bandara dan ATC, dan memutuskan dilakukan pendaratan setelah holding sekitar 1 jam di udara untuk mengurangi bahan bakar,” imbuhnya.

Edward menambahkan, menurut dokumen yang dimilikinya, tidak ada satu pun masalah yang ditemukan pada pesawat rakitan Mc Donell Douglass tahun 1996 itu, sebelum melakukan penerbangan dari Medan menuju Batam. ”Secara keseluruhan, pesawat dalam kondisi baik. Log book-nya bersih. Pesawat ini masih sangat sehat, jam terbangnya juga baru 20 ribu. Pengecekannya rutin kita lakukan setiap saat,” katanya.

Dia merasa bersyukur bahwa pilot yang memiliki 21 ribu jam terbang itu mampu mendaratkan pesawat tanpa dihinggapi kepanikan, sehingga tidak menimbulkan korban luka maupun korban jiwa. ”Pesawat bisa didaratkan dengan baik, tidak ada percikan api dan tetap pada landasan pacu. Penumpang semua selamat, meskipun ada tiga tiga orang yang shock berat. Tetapi mereka sudah kami evakuasi ke rumah sakit terdekat,” paparnya.

Sementara untuk penumpang lain yang bukan penumpang tujuan Batam, imbuhnya, pihak Lion Air telah menyiapkan akomodasi berupa penginapan di hotel dan menyiapkan penerbangan penganti menuju tujuan masing-masing.

”Semua menjadi tanggung jawab Lion, baik rumah sakit maupun penginapan. Bagi yang mereka tidak turun di Batam, kita juga tanggung jawab untuk mengantar sampai tujuan. Tetapi kapan waktunya, masih menunggu clearance dari pihak bandara,” pungas Edward.

Sementara itu. Juru Bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) JA Barata menjelaskan, untuk menyelidiki kejadian ini pihaknya mengirimkan tiga orang investigator. Yaitu Ketua KNKT Tatang Kurniadi, Wakil Ketua KNKT Franz Wenaz dan seorang investigator senior, Temenggung. ”Mereka akan berangkat ke Batam besok (Selasa) pagi,” jelasnya saat dikonfirmasi terpisah, Senin malam.

Barata menambahkan, akibat peristiwa ini Bandara hang Nadim terpaksa ditutup untuk keperluan evakuasi hingga waktu yang belum ditentukan. Seluruh penerbangan dari dan menuju bandara tersebut pun dihentikan untuk sementara waktu. (roda kemudi)

1 comment:

Anonymous said...

Yang lebih keren kalo mendaratnya nggak pakai roda... hehehe