Pages

Wednesday, January 27, 2010

Garuda Resmi Jadi Maskapai Bintang Empat

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sukses meraih predikat sebagai ”Maskapai Bintang Empat”. Predikat tersebut disandangkan oleh lembaga swasta pemeringkat maskapai penerbangan dunia, Skytrax. Predikat tersebut didasari pada mutu pelayanan yang diberikan maskapai pelat merah itu kepada para penumpangnya.


Untuk diketahui, Skytrax merupakan lembaga swasta pemeringkat maskapai penerbangan internasional yang berkedudukan di London, Inggris, dan berdiri sejak 1989. Institusi ini memiliki kemampuan dalam melakukan analsa dan studi riset peningkatan layanan terhadap keseluruhan industri penerbangan termasuk bandara. Saat ini, Skytrax menjadi satu-satunya lebaga pemeringkat independen yang menjadi acuan seluruh maskapai penerbangan internasional.

Penyerahan predikat pelayanan Bintang Empat kepada Garuda didasari pada hasil audit Skytrax yang dilakukan sejak 2009 terhadap sejumlah rute penerbangan internasional yang dilayani Garuda, seperti Singapura, Melbourne, Beijing, Denpasar (Bali), Jakarta, Perth, Sydney, Hongkong, dan Seoul.

CEO Skytrax Edward M Plaisted mengungkapkan, hasil audit lebaganya menyebutkan bahwa Garuda dinilai layak untuk naik peringkat, dari maskapai “Bintang Tiga” menjadi “Bintang Empat” dan duduk bersama 25 maskapai lain di level ini. ”Garuda Indonesia telah mengalami transformasi menuju peningkatan layanan secara signifikan secara terus menerus dalam beberapa tahun ini,” ujarnya dalam acara penyerahan sertifikat di di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (27/1).

Emirsyah Satar, Dirut sekaligus CEO Garuda Indonesia mengungkapkan, pencapaian ini sejalan dengan program transportasi bisnis yang dijalankan perusahaannya, di mana peningkatan mutu pelayanan untuk memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen, menjadi salah satu target utamanya. ”Upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan terus kita lakukan. Baru kemarin, kita juga menyediakan layanan baru ’immigration on board’, yaitu proses pengurusan visa di pesawat untuk rute Jepang-Jakarta,” ungkap Emir.

Dipaparkannya, program transformasi bisnis dan berbagai upaya perbaikan dilaksanakan Garuda secara bertahap sejak 2005. Program tersebut meliputi bidang operasi, manajemen dan SDM, keuangan dan servis. Pada 2008, Garuda berhasil meningkatkan keuntungan dari Rp 67 miliar menjadi Rp 669 miliar, serta menjadi maskapai penerbangan bersertifikasi IOSA (IATA Operational Safety Audit) pada tahun yang sama. Kemudian pada akhir 2009, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan peringkat layanannya dari ”maskapai bintang tiga” menjadi ”maskapai bintang empat”.

Menanggapi, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat memberikan sambutan pada acara tersebut mengatakan, bahwa dengan status barunya Garuda harus bisa menjadi ikon penerbangan nasional di mata dunia internasional. ”Saya merasa bangga dengan pencapaian ini. Garuda harus menjadikan ini sebagai tantangan untuk naik level menjadi maskapai ”Bintang Lima”, yang saat ini baru dipegang oleh enam maskapai internasional,” ungkapnya.

Dari enam maskapai yang dimaksudkan Wamenhub tersebut, empat di antaranya memiliki jadwal penerbangan ke Indonesia, yaitu Cathay Pacific, Malaysia Airlines, Qatar Airways, dan Singapore Airlines. Sedangkan dua maskapai lainnya adalah Asiana Airlines dan Kingfisher Airlines. ”Pelayanan, sebagaimana dikemukakan Presiden SBY, harus selalu ditingkatkan agar kita harus agar kita bisa duduk sejajar di level internasional. Wajah transportasi kita harus bisa kita ubah. Capek juga kalau kita harus lagi-lagi mendengar keluhan jadwal penerbangan terlambat, dll,” imbuh Wamenhub.

Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar yang juga hadir dalam seremoni tersebut mengungkapkan hal senada. ”Momentum ini harus bisa menjadi pembangkit Garuda untuk lebih maju dan melebarkan sayapnya untuk meningkatkan daya jangkau yang lebih jauh. Tidak hanya terbang ke kawasan Asia, tetapi juga bisa terbang lagi ke Amerika dan negara-negara Eropa seperti dulu,” ujarnya. (roda kemudi)

No comments: