Pages

Wednesday, January 27, 2010

KNKT: Sriwijaya di Soekarno-Hatta Insiden Serius

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengkategorikan peristiwa terperosoknya pesawat Sriwijaya Air di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Rabu (27/1) siang, sebagai insiden serius. Yaitu kategori di mana peristiwa tersebut tergolong sebagai peristiwa di mana pesawat udara mengalami kejadian yang membahayakan akibat kerusakan pada sistem hidrolik.

”Apalagi sampai pesawat keluar dari landasan,” ujar Ketua KNKT Tatang Kurniadi kepada wartawan di ruang wartawan Kementerian Perhubungan, Rabu malam. Tatang menambahkan, institusinya telah mengirimkan sejumlah investigator untuk menginvestigasi penyebab insiden tersebut. Mereka adalah Capt. Prita Wijaya dan Markus Toto Hermawan.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menjelaskan, terkait insiden tersebut, Menhub Freddy Numberi telah memerintahkan Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti untuk mengetatkan pengawasan terhadap sistem perawatan pesawat baik berkala maupun harian. Hal tersebut disampaikan Menhub di sela rapat kerja yang dilakukan dengan Komisi V DPR di gedung dewan.

”Dirjen juga sudah mengutus inspektur dari Direktorat Kelaikan Udara dan Perawatan Pesawat Udara (DKUPPU) untuk bersama-sama investigator KNKT menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut,” jelas Bambang.

Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-020 tujuan Jakarta– Padang– Medan mengalami kerusakan sistem hidrolik dan terperosok saat melakukan pendaratan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten, Rabu (27/1), pukul 13.52 WIB. Akibat peristiwa tersebut, sejumlah penerbangan dari dan menuju Soekarno-Hatta ditunda karena bandara harus ditutup hingga pukul 16.10 WIB untuk melancarkan proses evakuasi pesawat.(roda kemudi)

Garuda Resmi Jadi Maskapai Bintang Empat

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sukses meraih predikat sebagai ”Maskapai Bintang Empat”. Predikat tersebut disandangkan oleh lembaga swasta pemeringkat maskapai penerbangan dunia, Skytrax. Predikat tersebut didasari pada mutu pelayanan yang diberikan maskapai pelat merah itu kepada para penumpangnya.


Untuk diketahui, Skytrax merupakan lembaga swasta pemeringkat maskapai penerbangan internasional yang berkedudukan di London, Inggris, dan berdiri sejak 1989. Institusi ini memiliki kemampuan dalam melakukan analsa dan studi riset peningkatan layanan terhadap keseluruhan industri penerbangan termasuk bandara. Saat ini, Skytrax menjadi satu-satunya lebaga pemeringkat independen yang menjadi acuan seluruh maskapai penerbangan internasional.

Penyerahan predikat pelayanan Bintang Empat kepada Garuda didasari pada hasil audit Skytrax yang dilakukan sejak 2009 terhadap sejumlah rute penerbangan internasional yang dilayani Garuda, seperti Singapura, Melbourne, Beijing, Denpasar (Bali), Jakarta, Perth, Sydney, Hongkong, dan Seoul.

CEO Skytrax Edward M Plaisted mengungkapkan, hasil audit lebaganya menyebutkan bahwa Garuda dinilai layak untuk naik peringkat, dari maskapai “Bintang Tiga” menjadi “Bintang Empat” dan duduk bersama 25 maskapai lain di level ini. ”Garuda Indonesia telah mengalami transformasi menuju peningkatan layanan secara signifikan secara terus menerus dalam beberapa tahun ini,” ujarnya dalam acara penyerahan sertifikat di di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (27/1).

Emirsyah Satar, Dirut sekaligus CEO Garuda Indonesia mengungkapkan, pencapaian ini sejalan dengan program transportasi bisnis yang dijalankan perusahaannya, di mana peningkatan mutu pelayanan untuk memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen, menjadi salah satu target utamanya. ”Upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan terus kita lakukan. Baru kemarin, kita juga menyediakan layanan baru ’immigration on board’, yaitu proses pengurusan visa di pesawat untuk rute Jepang-Jakarta,” ungkap Emir.

Dipaparkannya, program transformasi bisnis dan berbagai upaya perbaikan dilaksanakan Garuda secara bertahap sejak 2005. Program tersebut meliputi bidang operasi, manajemen dan SDM, keuangan dan servis. Pada 2008, Garuda berhasil meningkatkan keuntungan dari Rp 67 miliar menjadi Rp 669 miliar, serta menjadi maskapai penerbangan bersertifikasi IOSA (IATA Operational Safety Audit) pada tahun yang sama. Kemudian pada akhir 2009, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan peringkat layanannya dari ”maskapai bintang tiga” menjadi ”maskapai bintang empat”.

Menanggapi, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat memberikan sambutan pada acara tersebut mengatakan, bahwa dengan status barunya Garuda harus bisa menjadi ikon penerbangan nasional di mata dunia internasional. ”Saya merasa bangga dengan pencapaian ini. Garuda harus menjadikan ini sebagai tantangan untuk naik level menjadi maskapai ”Bintang Lima”, yang saat ini baru dipegang oleh enam maskapai internasional,” ungkapnya.

Dari enam maskapai yang dimaksudkan Wamenhub tersebut, empat di antaranya memiliki jadwal penerbangan ke Indonesia, yaitu Cathay Pacific, Malaysia Airlines, Qatar Airways, dan Singapore Airlines. Sedangkan dua maskapai lainnya adalah Asiana Airlines dan Kingfisher Airlines. ”Pelayanan, sebagaimana dikemukakan Presiden SBY, harus selalu ditingkatkan agar kita harus agar kita bisa duduk sejajar di level internasional. Wajah transportasi kita harus bisa kita ubah. Capek juga kalau kita harus lagi-lagi mendengar keluhan jadwal penerbangan terlambat, dll,” imbuh Wamenhub.

Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar yang juga hadir dalam seremoni tersebut mengungkapkan hal senada. ”Momentum ini harus bisa menjadi pembangkit Garuda untuk lebih maju dan melebarkan sayapnya untuk meningkatkan daya jangkau yang lebih jauh. Tidak hanya terbang ke kawasan Asia, tetapi juga bisa terbang lagi ke Amerika dan negara-negara Eropa seperti dulu,” ujarnya. (roda kemudi)

Pesawat Sriwijaya Terperosok di Soekarno-Hatta

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-020 tujuan Jakarta– Padang– Medan mengalami kerusakan sistem hidrolik dan terperosok saat melakukan pendaratan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten, Rabu (27/1), pukul 13.52 WIB. Akibat peristiwa tersebut, sejumlah penerbangan dari dan menuju Soekarno-Hatta ditunda karena bandara harus ditutup hingga beberapa jam untuk melancarkan proses evakuasi pesawat.


Menurut keterangan officer in charge Airport Duty Manager Bandara Soekarno-Hatta H. Karpul, pesawat berjenis Boeing 737-200 yang memiliki nomor registrasi PK-CJA tersebut mengalami insiden saat melakukan prosedur penerbangan kembali (Return To Base/RTB) karena kerusakan hidrolik yang dialami.

”Pesawat ini take off dari Soekarno-Hatta pukul 12.35 WIB, akan terbang sesuai rutenya, yaitu menuju Padang terus ke Medan. Tetapi, selepas take off, pesawat mengalami hydraulic failure dan pilot memutuskan untuk RTB ke Cengkareng,” jelas Karpul melalui sambungan telepon, Rabu sore.

Selanjutnya, Karpul menambahkan, petugas di menara pengawas lalu lintas udara (air traffic controller/ATC) Bandara Soetta yang menerima informasi itu meminta pilot pesawat berpenumpang 136 orang tersebut untuk mendarat di landasan pacu (runway) nomor 25 kanan.

Karena kerusakan hidrolik yang dialaminya itulah, pesawat akhirnya dipaksakan untuk mendarat tanpa bantuan roda bagian depan (nose wheel) dan akhirnya terperosok di rerumputan di sisi landasan. ”Hydraulic failure itu membuat nose wheel tidak bisa keluar. Informasi sementara tidak ada korban akibat peristiwa ini. Sampai sekarang bandara masih kita closed, karena kami masih melakukan proses evakuasi untuk menarik pesawat keluar dari landasan,” pungkas Karpul.

Dihubungi terpisah, Juru Bicara Perusahaan Sriwijaya Air Ruth Hanna Simatupang membenarkan adanya insiden tersebut. Namun dia belum dapat memberikan keterangan rinci perihal kronologi. ”Saya masih mengumpulkan data tentang pesawat. Tetapi menurut informasi yang saya terima, tidak ada korban dalam insiden ini dan pesawat tidak mengalami kerusakan struktur,” jelasnya. (roda kemudi)

Monday, January 25, 2010

Kajian Proyek Jembatan Selat Sunda Perlu Diperpanjang

Realisasi proyek Jembatan Selat Sunda sepertinya masih perlu waktu lama. Pemerintah menilai studi kelayakan (feasibility study) proyek tersebut belum rinci, sehingga perlu dilakukan perpanjangan pengkajian proyek tersebut.


PT Bangungraha Sejahtera Mulia, anak perusahaan Artha Graha Network yang menggagas proyek ini, dinilai belum melakukan studi kelayakan secara lengkap. "Feasibility study yang disampaikan belum detail. Perlu dikaji satu hingga satu setengah tahun lagi," ujar Dedy S Priatna, Deputi Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), akhir pekan lalu.

Maka dari itu, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan investor mana yang akan dipilih untuk membangun proyek prestisius tersebut. Pasalnya, konsep proyek senilai Rp 100 triliun itu belum jelas.

Bappenas menyatakan, meskipun Artha Graha Network sudah mengajukan hasil studi kelayakan, perusahaan milik Tomy Winata itu belum memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pemrakarsa. Padahal, pada Agustus 2009 lalu Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Lampung telah menandatangani memorandum of agreement (MoA) dengan Artha Graha Network untuk menindaklanjuti hasil kajian itu. Pra-studi itu juga telah diusulkan kepada pemerintah pusat untuk pembahasan lebih lanjut.

Sebenarnya, pemerintah juga sudah menunjuk Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto sebagai Ketua Tim Proyek Jembatan Selat Sunda.

Bentuk skema pembangunan proyek itu melalui mekanisme public private partnership (PPP). Pemerintah akan melibatkan swasta dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Menurut Dedy, skema PPP akan sesuai dengan isi revisi Peraturan Presiden 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Revisi tersebut menyatakan, apabila pemerintah daerah dan menteri keuangan menyetujui usulan proyek dan studi kelayakan dari kalangan swasta, investor tersebut dinyatakan sebagai pemrakarsa proyek.

Dedy menyatakan, kajian kelayakan yang disampaikan anak usaha Artha Graha tersebut telah dikaji juga oleh pemerintah, tetapi masih ada beberapa hal yang kurang. Misalnya, mengenai tinggi jembatan dengan permukaan laut dan pola kerja sama ataupun nilai konsesi.

Berdasarkan hasil kajian sementara, biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan Jembatan Selat Sunda ini mencapai Rp 100 triliun.

Jika terealisasi, proyek ini juga harus dibarengi dengan pengembangan sektor pariwisata di wilayah Sumatera sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan proyek dapat segera kembali. (kompas.com)

Pesawat Jatuh itu Maskapai Terbaik se-Afrika

Kabar jatuhnya pesawat komersil milik maskapai Ethiopian Airlines di lepas pantai Lebanon Senin dini hari tadi merupakan pukulan bagi pengelola maskapai utama di Etiopia itu. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir, maskapai ini mendapat sederet penghargaan, termasuk sebagai yang terbaik di Afrika.

Pihak Ethiopian Airlines masih menyelidiki kabar jatuhnya pesawat Boeing 737 yang membawa 85 penumpang itu tak lama setelah lepas landas dari Beirut dan dalam perjalanan menuju Addis Ababa.

Menurut laman Ethiopian Airlines, mereka baru saja mendapat penghargaan NEPAD Transport Infrastructure Awards pada 25 November 2009 dan anugerah "Airline of the Year" dari Asosiasi Maskapai Penerbangan Afrika (AFRAA) pada 24 November 2009 sehingga Ethiopian Airlines sudah mendapat lima penghargaan sejak awal 2009.

Pada Agustus 2008, Ethiopian juga memenangkan "Corporate Achievement Award" dari Aviation of Allied Business karena mengalami perkembangan yang pesat dalam layanan jasa penerbangan.

Maskapai yang memulai penerbangan pada 1946 itu melayani 35 kota di Afrika dan 56 tujuan internasional di empat benua. Ethiopian Airlines pun baru memesan 10 unit pesawat Boeing 737-800 Next Generation dengan nilai total US$767 juta.

Ethiopian Airlines pun dikenal sebagai maskapai Afrika pertama yang memesan pesawat 787 Dreamliner, dengan pemesanan 10 unit pada 2005. Seluruh armada maskapai itu adalah pesawat buatan Boeing.(vivanews)

Kemenhub Serap Dana Stimulus Fiskal 94,93 Persen

Kementerian Perhubungan menyerap anggaran dana stimulus fiskal bidang infrastruktur sebesar Rp2,087 triliun atau 94,93 persen dari total Rp2,199 triliun.

Menhub Freddy Numberi mengatakan realisasi daya serap fisik stimulus fiskal di Kemenhub mencapai 96,62 persen.


"Pagu anggaran stimulus fiskal Kemenhub sebesar Rp2,199 triliun," katanya dalam Raker di Komisi V DPR, hari ini.

Capaian Kemenhub dalam penyerapan dana stimulus fiskal itu lebih baik dibandingkan dengan penyerapan anggaran rutin 2009.

Selama 2009, Menhub menerangkan Kemenhub telah menyerap dana anggaran 022 sebesar Rp13,424 triliun atau 77,29 persen dari total anggaran Rp17,368 triliun dengan realisasi fisik 87,92 persen.

Dana bagian anggaran bendahara umum negara 999 tahun 2009 telah diserap sebesar Rp1,910 triliun atau 88,87 persen dari total anggaran Rp2,150 triliun dengan realisasi fisik 91,46 persen.

Beberapa kondisi yang menyebabkan tidak tercapainya target realisasi pelaksanaan itu a.l. adalah sisa belanja pegawai dan dana cadangan belanja pegawai, sisa belanja barang serta sisa anggaran belanja modal.(bisnis.com)

Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh ke Laut usai Take Off

Kecelakaan pesawat kembali terjadi. Sebuah pesawat milik maskapai Ethiopia jatuh ke laut. Pesawat  Ethiopian Airlines itu mengangkut 85 orang.


Pesawat itu jatuh ke Laut Mediterania sesaat setelah lepas landas dari bandara internasional Beirut, Lebanon, Senin, 25 Januari dini hari waktu setempat.

Demikian disampaikan sumber-sumber bandara seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (25/1/2010).

Menurut sumber tersebut, pesawat Boeing 737  itu menghilang dari radar sekitar 5 menit setelah lepas landas.

Sekitar 50 penumpang berkebangsaan Lebanon. Penumpang lainnya merupakan warga negara Ethiopia. Diperkirakan ada 7 kru pesawat.

Menurut sumber tersebut, pesawat naas itu lepas landas sekitar pukul 03.10 waktu setempat. Dikatakannya, warga sekitar pantai melihat sebuah pesawat yang terbakar jatuh ke laut. (detik)

Wednesday, January 20, 2010

KNKT Gandeng Sejumlah Perguruan Tinggi Nasional

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggandeng sejumlah perguruan tinggi nasional untuk bekerja sama dalam program peningkatan kualitas investigator melalui jalur pelatihan singkat. Upaya ini juga menjadi wadah bagi lembaga tersebut untuk melakukan perekrutan investigator baru.


Ketua KNKT Tatang Kurniadi menuturkan, dirinya sejak 2009 lalu telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) perihal kerja sama pendidikan tersebut dengan sejumlah perguruan tinggi nasional. Materi pelatihan yang dikerjasamakan mencakup pelatihan investigasi di bidang angkutan udara, angkutan darat, angkutan kereta api dan angkutan laut.

”Sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah yang memiliki materi pendidikan khusus di bidang transportasi. Terakhir, Senin (18/1) kemarin, saya menandatangani MoU kerja sama dengan dua kampus untuk program pelatihan terpadu investigasi udara. Yaitu dengan Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA) Jogjakarta dan Universitas Nurtanio Bandung. Penandatanganannya dilakukan bersamaan di Jogjakarta,” jelasnya di markas KNKT di Jakarta, Selasa (19/1) malam.

Sebelumnya, pada Agustus 2009, Tatang melakukan penandatanganan MoU pelatihan investigator bidang angkutan udara dengan Akademi Teknik dan Keselamtan Penerbangan (ATKP ) Surabaya. Ke depan, kerja sama sejenis akan dilakukan KNKT dengan sejumlah perguruan tinggi lain. Di antaranya dengan Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Hangtuah Surabaya, serta Akademi Pelayaran Surabaya, untuk bidang angkutan laut.

”Untuk bidang angkutan kereta api kita akan bekerjasama dengan STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat) karena saat ini belum ada sekolah khusus tentang kereta api. Sedangkan untuk investigator darat, selain dengan STTD, kita juga akan bekerja sama dengan Universitas Bhayangkara dan STT Trisakti Jakarta,” papar Tatang.

Dia menambahkan, upaya kerja sama ini juga sebagai jawaban atas temuan hasil audit organisasi penerbangan sipil internasional ICAO pada 2007 silam, yang mempertanyakan sejauh mana kegiatan pelatihan dilakukan KNKT. Saat itu, jelasnya, ICAO menilai bahwa upaya KNKT untuk mengembangkan kualitas SDM melalui jalur pelatihan masih sangat minim.

Ditanya perihal alokasi anggaran biaya yang dibutuhkan untuk mendukung program tersebut, Tatang mengaku belum dapat menyebutkan secara pasti berapa jumlahnya. ”Untuk biaya kita belum tahu, sekarang masih hitung-hitungan. Kemungkinan tidak akan terlalu besar, karena ini bersifat strategis di mana KNKT juga akan menyumbangkan instruktur.

Tetapi yang pasti, alokasinya akan kita ambil dari pos pelatihan yang sudah ada,” imbuhnya. Kendati demikian, dirinya menargetkan, mulai Februari 2010 mendatang, program kerja sama pelatihan investigator kecelakaan di empat moda angkutan tersebut dapat terealisasi.

Tatang menegaskan, sesungguhnya program kerja sama yang dilakukannya dengan sejumlah perguruan tinggi ini bukanlah kerja sama pertama yang dilakukan KNKT untuk meningkatakan kualitas para investigatornya. Jauh sebelumnya, bahkan sejak 2007 lalu, KNKT telah secara intensif menggelar pelatihan bersama untuk mengembangkan mutu SDM-nya dengan lembaga-lembaga sejenis milik negara-negara lain. Antara lain dengan komite keselamatan transportasi Australia (ATSB), serta komite keselamatan transportasi Jepang (JTSB).

Saat ini, dijelaskan Tatang, KNKT baru memiliki sebanyak 59 investigator. Sebanyak 29 orang di antaranya merupakan investigator bidang udara. Sedangkan 14 orang sisanya di bidang angkutan laut, delapan untuk moda kereta api, dan dua orang untuk moda angkutan darat. Melalui program kerja sama dengan perguruan tinggi nasional ini pula, Tatang menargetkan KNKT tidak hanya mampu meng-upgrade SDM yang telah ada. ”Tetapi juga kita harapkan bisa menjaring tenaga-tenaga investigator baru,” pungkasnya. (roda kemudi)

Tarif Baru Angkutan Udara Ekonomi Terbit Akhir Januari 2010

Penyusunan konsep akhir ketentuan batas atas tarif angkutan udara untuk penumpang kelas ekonomi telah selesai dilakukan. Ditargetkan, peraturan baku yang akan dikemas dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan ini akan ditetapkan selambatnya akhir Januari 2010. Namun sebelum ditetapkan, naskah tersebut masih harus disosialisasikan kepada seluruh operator penerbangan.


Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay menjelaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengundang seluruh maskapai baik domestik maupun luar negeri yang beroperasi di Indonesia untuk membahas konsep akhir tentang batasan tarif tersebut.

”Sebelum draft final diteken, kita mesti mengundang seluruh operator untuk menyosialisasikannya. Barangkali nanti ada masukan dari maskapai, kita akan bahas nanti dalam pertemuan itu. Kita targetkan akhir Januari ini SK-nya keluar,” terang Herry Bakti usai mengikuti sosialisasi penyelesaian program 100 hari Kementerian Perhubungan kepada wartawan yang digelar Menhub Freddy Numberi di ruang kerjanya, di Jakarta, Senin (18/1) malam.

Herry memaparkan, sedianya pembatasan tarif penerbangan tersebut akan dibagi dalam tiga kategori. Yaitu tarif full service yang akan dikenakan kepada penumpang pesawat yang menyediakan pelayanan penuh; medium service untuk pesawat berstandar pelayanan menengah; serta untuk kategori no frill service, untuk tarif pesawat dengan pelayanan minimum.

Untuk kategori full service, jelasnya batasan tarif tertinggi yang dikenakan mencapai hingga 100 persen dari tarif dasar. Sedangkan untuk maskapai berkategori medium service, batas maksimal pengenaan tarif hanya hingga 90 persen dari tarif dasar, dan untuk kategori no frill maksimal hingga 85 persen.

”Semisal untuk rute Jakarta-Surabaya yang full service batas atasnya Rp 1 juta, maka yang medium batasnya Rp900 ribu, dan yang no frill Rp 850 ribu. Secara prinsip, perbedaannya tidak terlalu jauh dari tarif yang lama. Besarannya fluktuatif, ada yang lebih tinggi, dan bahkan ada yang lebih rendah,” papar Herry Bakti.

Dijelaskannya, pembedaan standar pembatasan pengenaan tarif tertinggi tersebut didasari pada pelayanan yang diberikan oleh maskapai di masing-masing kategori. ”Pengkategoriannya detail dijelaskan dalam SK. Standarnya berdasarkan pelayanan, misalnya jarak antar-tempat duduk, pemberian konsumsi di atas pesawat, dll,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penyiapan konsep akhir batasan tarif  ini, menjadi bagian dari program 100 hari Kementerian Perhubungan yang berhasil dirampungkan pada hari ke-75. Konsep tersebut merupakan merupakan bagian dari penyempurnaan (revisi) Surat Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 9 tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi. (roda kemudi)

Tuesday, January 19, 2010

Menhub: Mayoritas Program 100 Hari Telah Terselesaikan

Meski masa 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II belum berakhir, Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengungkapkan bahwa mayoritas program 100 hari Kementerian Perhubungan dapat terselesaikan secara optimal. Sebagian besar program berhasil dirampungkan tersebut merupakan program-program inti Kementerian Perhubungan.


Dipaparkan Menhub Freddy, ada tiga jenis program yang direalisasikan oleh Kementerian Perhubungan pada masa 100 hari. ”Target pertama dalam 100 hari pertama saya adalah menyelesaikan rencana aksi pengoperasian kepelabuhanan 24 jam per hari per minggu yang meliputi tiga program. Prosentase capaiannya pada hari ke-75 untuk seluruh program yang dimaksud telah mencapai 100 persen,” paparnya dalam sebuah perbincangan santai dengan sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Senin (18/1) petang.

Terkait rencana aksi pengoperasian kepelabuhanan 24 jam tersebut, Menhub menambahkan, hal yang paling dominan berpotensi menjadi kendala dalam merealisasian rencana ini adalah faktor tenaga kerja pendukung. ”Sebab, kalau semua elemen di pelabuhan sudah siap tetapi tenaga kerjanya tidak, ya, percuma saja pelabuhan buka 24 jam. Ini yang harus diantisipasi sejak awal. Karena, jam berapa pun nantinya kapal akan masuk, pelabuhan harus siap bongkar. Jadi, tidak ada lagi istilah kapal harus lego jangkar lama-lama di tengah lau. Begitu datang, ya, harus langsung ditangani,” tegasnya.

Sedangkan target kedua adalah program 100 hari Kementerian Perhubungan yang disusun berdasarkan kontrak kerja dengan Presiden. Program itu terdiri dari 13 program kerja dengan 22 rencana aksi program. Prosentase capaian pada hari ke-75 untuk seluruh program tersebut telah mencapai kisaran antara 75-100 persen. Ketiga belas program yang dipaparkan Menhub itu adalah Memastikan tersusunnya rencana strategis Kementerian Perhubungan tahun 2009-2014; dan Menetapkan cetak biru Sistem Transportasi Nasional untuk seluruh infrastruktur moda transportasi baik darat, laut, udara maupun kereta api.

Program selanjutnya adalah melakukan Penetapan tarif batas atas bagi penumpang ekonomi angkutan udara; Penataan ulang dan optimalisasi penyelenggaraan angkutan udara perintis; Penyempurnaan kelembagaan dan regulasi dalam rangka pengembangan SDM transportasi; serta Memastikan beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW)  untuk impor dan ekspor, serta mempercepat realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabhan dengann implementasi tahap I, yaitu Custom Advanced Trade System (CATS) di Dry Port Cikarang.

”Untuk penerapan NSW untuk impor, ditargetkan Januari 2010 ini harus sudah tuntas. Rencana aksinya adalah mengoperasikan Inaportnet. Persiapan peluncurannya di beberapa pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan dan Tanjung Emas, sudah dilakukan. Ujicobanya (soft launching) juga sudah dilakukan. Grand launching-nya direncanakan 29 Januari nanti. Dengan layanan ini, kita ingin meningkatkan servis kepada para pengguna jasa. Kita permudah mereka dalam hal pengurusan dokumen dan lain-lainnya, agar proses di pelabuhan bisa lancar,” papar Menhub.

Kemudian program selanjutnya adalah Memastikan penetapan kebijakan khusus bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, serta pasca konflik melalui peningkatan layanan transportasi (dengan melakukan pengadaan enam unit kapal penyeberangan dan 78 unit bus perintis), dan pemberian tunjangan khusus bagi penjaga menara suar; Peningkatan kapasitas fasiliitas sisi udara Bandara Sultan Hasanuddin Makassar; Pembangunann fisik Bandara Lombok Baru di NTB; serta Penyempurnaann prosedur dalam rangka peningkatan keselamatan penerbangan khusus di wilayah Papua.

Kemudian, kelompok program kerja 100 hari terakhir adalah program kerja yang ditentukan berdasarkan Rembug Nasional (National Summit). Yaitu meliputi dua program kerja dengan empat rencana aksi. Program tersebut meliputi dukungan infrastruktur transportasi dalam rangka mengatasi tersendatnya arus barang dan ekonomi biaya tinggi. Hingga hari ke-75, sebagian besar dari seluruh program yang dimaksudkan tersebut dapat diselesaikan dengan prosentase capaian berkisar antara 50-100 persen

”Ada tiga rencana aksi yang dijalankan untuk merealisasikan program berdasarkan National Summmit ini. Yaitu, melakukan evaluasi penurunan pungutan kontainer di terminal kontainer (terminal handling charge/THC); mengkaji ulang rencana induk pelabuhan terkait dengan keberadaan galangan kapal; serta mengkaji ulang kebijkan impor kapal bekas dengan menetapkan peningkatan rasio dengan kemampuan dalam negeri secara bertahap,” jelas Menhub. ”Progress-nya, dua rencana aksi pertama sudah selesai 100 persen. Sementara yang terakhir, sudah 75 persen,” imbuhnya.

Dalam pertemuan yang dikemas sangat santai tersebut, Menhub didampingi Wakil Menhub Bambang Susantono, Sekretaris Jendral M. Ikhsan Tatang, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut Bobby Mamahit, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Leon Muhamad, serta Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan. (roda kemudi)

Saturday, January 16, 2010

Garuda Indonesia ’Buyback’ Surat Berharga USD 25 juta


Garuda Indonesia membeli kembali surat berharga dengan nilai pembelian USD 25 juta atau sebesar 56 persen dari harga pokok sebesar USD 45 juta. Dengan pembelian itu, Garuda mengklaim berhasil mengurangi utangnya hingga USD 45 juta.


"Garuda akan melaksanakan pembayaran ke pemenang tender pada 21 Januari 2010, dan hal itu berarti bahwa setelah dilaksanakan pembayaran maka surat berharga yang telah dibeli tidak akan berlaku lagi," kata Juru Bicara Perusahaan Pujobroto dalam siaran persnya.

Menurut Pujobroto, pembelian kembali surat berharga itu merupakan tindak lanjut proses restrukturisasi floating rate notes (FRN) yang jatuh tempo pada 2007, yang dilaksanakan melalui Dutch Auction pada 11 Januari 2010 di Singapura. ”Sisa atau outstanding Garuda saat ini senilai US$115,68 juta dan Rp146,514 miliar,” imbuh Pujobroto.

Dalam proses restrukturisasi itu, 99,2 persen pemegang surat berharga yang hadir pada saat itu memberikan persetujuan terhadap program restrukturisasi yang dilaksanakan.  Menurut Pujobroto, proses restrukturisasi surat berharga yang akan diperpanjang masa jatuh temponya hingga Januari 2018. Dengan demikian, neraca keuangan Garuda akan mengalami penguatan secara signifikan.

Ditambahkannya, Garuda kini merencanakan untuk melaksanakan penawaran serupa kepada para perusahaan pemberi pinjaman pembelian pesawat dengan nilai pembelian hingga sebesar USD 11 juta.

Dalam restrukturisasi surat berharga yang dilaksanakan, Garuda dibantu oleh Rothschild & Son Limited sebagai penasihat restrukturisasi, K&L Gates LLP sebagai penasihat hukum internasional, dan Wiriadinata & Saleh sebagai penasehat hukum Indonesia. (roda kemudi)

China Tertarik Investasi Galangan Kapal

China tertarik berinvestasi galangan kapal di Indonesia. Hal itu terungkap saat kedatangan 10 delegasi dari China yang menemui Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Hidayat menjelaskan, kedatangan delegasi dari China ingin menjajaki investasi beberapa sektor industri yang berpotensi di Indonesia. "Saya tawarkan industri galangan kapal, infrastruktur, dan baja," kata Hidayat usai menemui 10 delegasi dari China yang tergabung dalam Committe National People China Delegate Conference di kantor Departemen Perindustrian Jakarta, 26 November 2009.


Khusus untuk industri galangan kapal, dia menambahkan, akan ditindaklanjuti lebih serius dengan pertemuan tim kecil antara Sekretaris Jenderal Depperin dan Sekjen federasi asosiasi yang beranggotakan 2,3 juta perusahaan tersebut.

Ketua delegasi Huang Mengfu menyambut baik kerja sama yang lebih intens antara Indonesia dengan China. Selain industri galangan kapal, dia menambahkan, investor China cukup tertarik dengan industri permesinan dan sektor pertanian.

"Kami sudah ada satu perusahaan galangan kapal di Indonesia dan perusahaan ini akan ekspansi. Selain dari yang sudah ada itu, perlu mencari partner di Indonesia, kalau tidak maka akan ada masalah," kata Huang Mengfu.

Huang mengakui, belum bisa menyebutkan potensi investasi yang bakal digelontorkan ke Indonesia paska pertemuan ini. "Mengapa Indonesia, karena di negara ini kondisi politiknya stabil, perkembangan ekonomi luar biasa bagus, jumlah penduduk paling besar di Asean," ujar Huang.

Bahkan, menurutnya, dengan membangun pabrik di Indonesia, selain mendapatkan pasar domestik Indonesia, juga menyasar pasar Asean. Untuk merealisasikan rencana investasi ini, Huang meminta pemerintah Indonesia mau memberikan insentif pajak.

Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Darmadi menilai kerjasama investasi bisa meningkatkan produktivitas kapal melalui teknologi tepat guna yang sudah dikuasai China.

"China bisa bikin kapal dengan proses produksi yang murah karena memakai teknologi tepat guna misal sistem balon," ujar Budi.

Sebanyak tiga hingga empat industri galangan kapal Indonesia akan dipertemukan dengan tiga hingga empat industri galangan kapal China untuk menindaklanjuti hal tersebut. "Kemungkinan akan investasi untuk produksi kapal di bawah 50 ribu ton," katanya.

Selain investasi pabrik galangan kapal, investasi juga dimungkinkan untuk membangun pabrik komponen kapal di Indonesia. "Komponen yang belum bisa dibuat di Indonesia akan dikerjasamakan untuk dibangun pabrik di sini," ujarnya.

Untuk investasi galangan kapal, kata Budi, pemerintah akan memberikan insentif pajak berupa bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP). (vivanews)

Wednesday, January 13, 2010

Menhub Resmikan KRDI Seminung di Lampung Pagi Ini

Menteri Perhubungan Freddy Numberi dijadwalkan meresmikan pengoperasian kereta api bertenaga diesel, ”KRDI Seminung”, di Bandar Lampung, Rabu (13/1) pagi ini. Kereta ini akan melayani rute sejauh 80 kilometer dari Stasiun Tanjungkarang menuju Stasiun Kotabumi, Lampung. Pengoperasian keretai ini akan dilakukan PT Kereta Api Subdivre III.2 Tanjungkarang.


Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan, menjelaskan, rangkaian kereta yang didominasi warna kuning cerah ini merupakan rakitan PT Inka Madiun. Kereta rakyat (baca: ekonomi) yang mengadopsi nama salah satu gunung di Lampung ini, sedianya menjadi kelima yang diserahkan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk dioperaskan PT Kereta Api. Sedangkan empat kereta sejenis yang telah diserahkan pemerintah adalah KRDI Banyubiru, KRDI Kaligung Baru, KRDI Blora Jaya, serta KRDI Madiun Jaya.

Dijelaskan Tundjung, biaya pembuatan rangkaian KRDI Seminung yang terdiri dari empat kereta penumpang berkapasitas total 574 penumpang ini, diambil pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Ditjen Perkeretaapian tahun anggaran 2009. ”Total biaya untuk membangun KRDI ini sebesar Rp 30,5 miliar,” jelasnya, Rabu (12/1).

Selain komposisi tata letak bangku penumpang yang menggunakan formasi 2-2 (dua di kiri, dan dua di kanan), hal lain yang membuatnya berbeda dengan kereta yang pernah ada sebelumnya adalah penempatan dua unit toilet di setiap kereta.

”Kereta ini kita lengkapi dengan dua toilet di setiap trailer-nya (kereta), karena waktu tempuhnya di atas dua jam. Jadi, supaya penumpang nyaman dan tidak perlu berlama-lama antre kalau harus ke belakang. Intinya, dengan segala fasilitas yang ada ini, kita menginginkan munculnya kepuasan maksimal dari masyarakat pengguna,” imbuh Tundjung.

Untuk tarif, PT Kereta Api Subdivre III.2 Tanjungkarang akan menetapkan tarif Rp 2.500 untuk jarak terdekat dan Rp 7.000 untuk jarak paling jauh. (roda kemudi)