Departemen Perhubungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung mengirimkan inspektor dan investigatornya untuk menyelidiki lepasnya ban pesawat Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Banda Aceh di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat (30/10).
”Sudah diutus inspektor dari DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara) Ditjen Perhubungan Udara untuk memeriksa pesawat tersebut di Cengkareng,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Dephub Bambang S Ervan di Jakarta, Jumat.
Pesawat yang membawa total 49 orang penumpang, terdiri dari 45 penumpang kelas ekonomi dan empat penumpang kelas ekonomi itu lepas landas dari landasan pacu Soekarno-Hatta pukul 08.14 WIB. Beberapa saat setelah meninggalkan bumi, ban sebelah kiri bagian dalam (main wheel No.2) dari pesawat dengan nomor penerbangan GA 142 itu terlepas.
Sebelum mendarat kembali ke bandara asal, pilot terlebih dahulu membawa pesawat untuk berputar-putar di udara selama sekitar satu jam. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah bahan bakar agar bobot maksimal pesawat saat mendarat (maximum landing weight) terpenuhi.
Tidak ada korban akibat insiden ini. Pesawat landing dengan lancar pukul 09.35 WIB. Seluruh penumpang dialihkan dengan pesawat pengganti yang terbang pukul 11.00 WIB. Pesawat penggantinya adalah Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan yang sama.
Menurut Bambang, selain memeriksa penyebab lepasnya ban, para inspektur Ditjen Perhubungan Udara yang dikirimkan beberapa saat setelah diketahui terjadinya tersebut, juga akan meneliti riwayat perawatan rutin pesawat jenis Boeing 737-300 beregristrasi PK-GGQ tersebut. Pesawat, kata Bambang, tidak akan diterbangkan hingga pemeriksaan dan perbaikan selesai dilakukan.
Sementara itu, Juru Bicara KNKT JA Barata menambahkan, institusinya juga telah mengutus dua orang investigator untuk menyelidiki penyebab lepasnya ban pesawat Garuda. ”Yaitu Kapten Chaerudin sebagai Inspector In Charge (IIC) dan investigator Sulaeman. Mereka akan menyelidiki apakah lepasnya ban akibat faktor maintenance atau akibat kelelahan material (fatigue),” jelasnya. (roda kemudi)
MENGGALI PENDAPATAN TAMBAHAN UNTUK PEMBANGUNAN MRT
11 years ago
No comments:
Post a Comment