Pages

Monday, June 29, 2009

Pesawat Aviastar Diduga Hilang di Papua

Pesawat terbang jenis Twin Otter milik maskapai penerbangan Avia Star Airlines diduga hilang saat menerbangi rute Dekai-Wamena, Papua. Hingga saat ini tim dari Kantor Badan SAR Jayapura masih melakukan pencarian pesawat beregistrasi PK-BRO tersebut.

Ketika dihubungi, Juru Bicara Badan SAR Gagah Prakoso menjelaskan, pesawat yang dipiloti Capt. Frans Noble dan kopilot Dedi Sudrajat itu putus kontak dengan menara pengawas pada pukul 06.54 UTC (15.54 WIT).

”Pesawat terbang dari Dekai menuju Wamena, lepas landas pukul 06.32 dan dijadwalkan mendarat pukul 07.02 UTC. Informasinya pesawat sedang mengangkut sembako. Tidak ada penumpang, hanya ada seorang awak kabin yang dibawa pesawat ini,” jelasnya, Senin (29/4).

Gagah menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih mencoba untuk mencari koordinat pasti penentu posisi pesawat tersebut melalui saluran radio. ”Kami belum bisa mencari dengan menggunakan pesawat, karena kondisi di rute itu sudah gelap. Mungkin besok kita akan melakukan pencarian dengan menggunakan pesawat,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) JA Barata mengatakan, pihaknya baru akan mengirimkan tim setelah mendapatkan kepastian informasi dari Badan SAR terkait hilangnya pesawat Aviastar.

”KNKT belum mengirimkan tim, karena informasinya masih belum pasti. Kita belum tahu apakah pesawat itu benar-benar hilang, atau melakukan pendaratan darurat di suatu tempat yang kita belum ketahui lokasinya. Sampai saat ini, kami masih menunggu informasi dari Badan SAR,” jelasnya.

Rute penerbangan Papua memang terbilang sebagai rute yang rawan kecelakaan. Saat ini pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan tengah mengkaji ulang jalur penerbangan di kawasan ujung timur Indonesia tersebut untuk membuat standar khusus bagi penerbangan di sana.

Standar khusus tersebut sangat dibutuhkan bagi penerbangan di Papua mengingat seringnya kecelakaan pesawat terbang di sana. Standar itu antara lain meliputi standar pengamanan yang lebih ketat yang mencakup kelaikan pesawat, kemampuan pilot, kelengkapan kapasitas fasilitas bandara termasuk fasilitas pesawat dan lainnya.

Sebelumnya, pada 9 April 2009 lalu, pesawat milik Aviastar lainnya yang berjenis BAe 146-300 tipe B463 juga pernah mengalami kecelakaan. Pesawat rakitan British Aerospace tahun 1990 itu terjatuh dan meledak di wilayah pegunungan di Desa Pike, Wamena, Papua. Seluruh kru yang berjumlah enam orang dinyatakan tewas dalam peristiwa itu.

Kecelakaan terjadi ketika pesawat yang tengah mengangkut 9 ton bahan bakar avtur itu tengah melakukan pendekatan untuk mendarat di Bandara Wamena. Pesawat diketahui terjatuh dan seketika terbakar ketika tengah mencari posisi untuk mendekati runway 15 yang akan didaratinya.

Pesawat diindikasikan menabrak puncak Gunung Pike ketika masuk ke dalam awan. Mengingat kondisi cuaca saat itu dalam keadaan berkabut sehingga membuat jarak pandang pilot menjadi sangat terbatas.

Kemudia pada 30 Januari 2008 silam, pesawat Aviastar lain berjenis DHC-6 Twin Otter juga sempat mengalami kecelakaan. Pesawat rakitan Kanada yang saat itu mengangkut sebanyak 15 penumpang tersebut tergelincir di Bandara Sugapa, Kabupaten Paniai, Papua. Satu dari 15 penumpang yang dibawanya meninggal dunia, dan dua lainnya menderita luka berat, akibat peristiwa tersebut. (roda kemudi)

No comments: