Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan kembali mengumumkan penilaian kinerja operator penerbangan untuk periode ke-IX Maret 2009. Penilaian dilakukan terhadap 21 operator pemegang AOC 121 dan 24 operator pemegang AOC 135.
Pemegang AOC 121 adalah maskapai yang mengoperasikan pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk. Sedangkan operator penerbangan pemegang pemegang lisensi terbang atau Air Operator Certificate (AOC) 135 merupakan maskapai dengan pesawat di bawah 30 tempat duduk.
Dalam penilaian kinerja maskapai berjadwal periode Maret 2009, sebagaimana dirilis situs resmi Dephub, terdapat 12 maskapai berjadwal penumpang pemegang AOC 121 masuk kategori I. Ke-12 maskapai itu adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Mandala Airlines, Indonesia AirAsia, Trigana Air Service, Lion Air, Batavia Air, Pelita Air Service, Wings Air, Sriwijaya Air, Riau Airlines dan Indonesia Air Transport.
Sedangkan 11 maskapai sisanya masuk dalam kategori II. Ke-11 maskapai yang terdiri dari maskapai berjadwal penumpang dan kargo itu adalah Tri MG Intra Asia Airlines (kargo), Travel Express Aviation Service (pennumpang), Kalstar (penumpang), Cardig (kargo), Republic Express Airlines (kargo), Manunggal Air Service (kargo), Kartika Airlines (penumpang), Megantara (kargo), serta Linus (penumpang).
Sementara pada kelompok pemegang AOC 135, dari 27 operator yang terdaftar, hanya empat maskapai yang berhasil masuk dalam kategori I. Mereka adalah Travira Utama (charter/borongan), Airfast Indonesia (borongan), National Utility Helicopter (borongan), dan Ekspres Transportasi Antarbenua (borongan).
Kemudian, operator pemegang AOC 135 yang masuk dalam kategori II adalah Aviastar Mandiri (borongan), Nyaman Air (borongan), Air Pacific Utama (borongan), Gatari Air Service (borongan), Pura Wisata Baruna (borongan), Kura-Kura Aviation (borongan), Asi Pudjiastuti (borongan), Transwisata Prima Aviation (borongan), dan Deraya Air Taxi (berjadwal penumpang).
Selanjutnya adalah Asco Nusa Air (borongan), Sampoerna Air Nusantara (borongan), Sayap Garuda Indah (borongan), Eastindo (borongan), Derazona Air Service (borongan), Penerbangan Angkasa Semesta (borongan), Nusantara Buana Air (borongan), SMAC (borongan), (borongan), Intan Angkasa Air Service (borongan), Alfa Trans Dirgantara (borongan), serta Dabi Air Nusantara (borongan).
Sementara tiga operator lain tidak diikut sertakan dalam penilaian karena tidak lagi beroperasi. Ketiga operator itu antara lain Dirgantara Air Service, Survei Udara Penas, dan Atlas Deltasatya. (roda kemudi)
MENGGALI PENDAPATAN TAMBAHAN UNTUK PEMBANGUNAN MRT
11 years ago
No comments:
Post a Comment