Pages

Friday, April 17, 2009

Presiden Instruksikan Menhub Tangani Kecelakaan Mimika Air di Papua

Terkait kecelakaan kecelakaan pesawat Mimika Air di Pegunungan Jaya Wijaya, Jumat (17/4) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengistruksikan Menteri Perhubungan Jusman SYafii Djamal agar segera mengkoordinasikan langkah-langkah SAR dan evakuasi dengan instansi terkait.

”Termasuk dengan pemda setempat dan TNI/Polri,” ungkap Juru Bicara Kepresidenan Andi Malarangeng dalam siaran persnya, Jumat malam.

Sehubungan dengan kecelakaan ini, lanjut Andi, Presiden SBY menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban awak pesawat dan penumpang yang menjadi korban.

”Presiden juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada awak pesawat yang gugur dalam memberikan pelayanan penerbangan perintis bagi rakyat Indonesia di daerah Papua,” lanjutnya. Penghargaan yang sama, kata Andi, juga diberikan Presiden kepada pejabat penyelenggara pemilu daerah yang kemungkinan gugur dalam menjalankan tugas agar suara rakyat dijunjung tinggi.

Pesawat Tangguh Serbaguna

Terpisah, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menyampaikan, Menhub telah menginstruksikan dirinya untuk melakukan investigasi terhadap kecelakaan tersebut. ”Sebagai langkah awal, kamis sudah mengutus investigator kami yang berdomisili di Papua menuju lokasi. Namanya Nobertus,” jelas Tatang, di Jakarta.

Data awal yang diterima KNKT menyebutkan, lokasi hilangnya pesawat nahas yang mengangkut 8 penumpang dan dua awak itu diperkirakan di areal Gunung Gergaji, Puncak Jaya. perkiraan itu didasari pada sinyal yang dipancarkan penentu lokasi darurat pesawat (Emergency Locator Beacon Aircraft/ELBA).

Pesawat beregistrasi PK-LTJ itu take-off dari Ilaga pukul 09.45, mengangkut sejumlah pejabat KPU Provinsi, polisi, dan logistik Pemilu 2009. Hingga Jumat malam, pencarian bangkai pesawat dan seluruh penumpang dan awak belum membuahkan hasil. Kondisi cuaca dan medan yang kurang mendukung, menurut Tatang, menjadi kendala tim pencari dan evakuasi dalam untuk dapat bekerja cepat.

”Pesawat hilang kontak pukul 10.55 WIT saat berada di daerah antara Ilaga-Mulia, wilayah pegunungan Jaya Wijaya. Data manifest menyebutkan ada 8 penumpang, tujuh dewasa dan satu anak-anak, serta penerbang 2 orang,” jelas Tatang.

Tatang menambahkan, menurut dokumen kelaikan udara air worthiness yang diterimanya, kondisi pesawat tipe Pilatus Police Constable-6/B2-H4 Turbo Porter berkapasitas penumpang hingga 10 orang ini dalam keadaan baik.

”Dari jenisnya, pesawat ini memang pesawat bagus. Pesawat ini bisa dipakai di segala medan, dan berkemampuan take-off dan landing dengan jarak yang pendek (short take-off and landing capabilities/STOL). Militer banyak yang pakai juga karena kemampuannya itu,” ujarnya.

Data resmi yang dirilis pabrikan pembuatnya, Pilatus Aircraft Ltd (Swiss), PC-6/B2-H4 Turbo Porter merupakan versi terakhir yang dirakitnya. Pesawat ini adalah jenis pesawat udara tangguh serba guna dan berbahan bakar sangat irit ini memiliki panjang 10,9 meter, tinggi 3.2 meter, bobot mati 1270 kg, dan sayap selebar 15.87 meter.

Pesawat yang bisa digunakan untuk membedah lingkungan yang tak dapat dicapai banyak pesawat udara lain, seperti medan berdebu, air atau salju tersebut, relatif sangat fleksibel. Pesawat dengan kecepatan maksimum 125 KTAS ini bisa melakukan lepas landas di atas landasan pacu sepanjang 197 meter (646 kaki) dengan take-off distance hingga 440 meter (1.558 kaki), dan mendarat dengan jarak 127 meter (417 kaki) dengan landing distance 315 meter (1.003 kaki).

Pilatus PC-6 memiliki pintu geser yang besar di kedua sisi, sehingga bisa dengan cepat diubah fungsi dan tugas sesuai kebutuhan. Antara lain menjadi angkutan penumpang, ambulans, kargo, pemantauan, maupun olahraga udara.

Tangki khusus berkapasitas sebanyak 1300 liter yang bisa dimuat di kabin, mendukung pesawat yang terus diproduksi Pilatus Aircraft Ltd hingga saat ini untuk menjalankan misi penanganan kebakaran hutan maupun penyemprotan.

”Memang jenis yang sangat pas digunakan untuk penerbangan-penerbangan perintis di daerah-darah seperti Papua,” pungkas Tatang. (roda kemudi)

No comments: