Pages

Friday, August 6, 2010

AP II Harus Benahi Sistem Operasional Bandara Soetta

Manajemen Angkasa Pura II dituntut untuk membenahi operasional di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng terkait pemadaman listrik yang terjadi, Jumat (6/8) sejak Pk 05.00. Akibatnya, layanan komputersisasi pelayanan publik, seperti counter check in, sistem x-ray menjadi terganggu dan menelantarkan ribuan penumpang pesawat udara seluruh maskapai di terminal I, II, dan III bandara internasional tersebut.

Juru Bicara Sriwijaya Air Ruth Hanna Simatupang mengungkapkan, akibat terjadinya pemadaman listrik di bandara, seluruh komputerisasi counter check-in Sriwijaya Air mati total. “Ini sangat disayangkan, karena proses layanan check in jadi terganggu. Kami kesulitan mendata penumpang. Dan mau tidak mau harus pakai cara manual,” kata dia.

Idealnya, layanan check-in hanya berlangsung sekitar 2-3 menit dengan sistem online. Akibat padamnya listrik, memaksa kami untuk menggunakan cara manual yang otomatis membuat waktu kerja lebih lama, 5-7 menit per penumpang.

Dipaparkan Hanna, akibat kejadian ini potensi kehilangan pendapatan yang dialami Sriwijaya bisa mencapai hingga puluhan miliar. “Ini dengan asumsi 175 penerbangan per hari dikalikan dua, dikalikan 140 penumpang per pesawat, dan dikalikan Rp 700 ribu (tarif middle),” jelasnya.

Menurutnya, meski kejadian ini bukan kesalahan maskapai, namun Sriwijaya Air tetap harus bertanggung jawab terhadap pengguna jasa. “Belum lagi, kami harus menyediakan ekstra biaya untuk kompensasi makanan dan minuman bagi penumpang  yang penerbangannya delay,” tuturnya.

Berpendapat sama, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengungkapkan kekecewaanya atas pemadaman listrik di Bandara Soekarno-Hatta yang berkelas internasional. “Sangat aneh, mosok bandara internasional tidak memiliki back-up untuk ketersediaan pasokan listrik yang memadai yang seharusnya standby di setiap situasi,” paparnya.

Ia mengungkapkan, meski masih dalam proses penghitungan, potensi kerugian yang dialami Lion Air akibat kejadian ini bisa mencapai sekitar Rp 10 miliar dari total 120 penerbangan hari ini. “Namun, bukan soal kerugian nominal, tapi kenyamanan penumpang yang lebih ternilai,” jelasnya.

Edward berharap, pihak manajemen bandara dapat lebih meningkatkan kapasitas back-up bagi prasarana vital pelayanan publik di bandara. Corporate Secretary PT Angkasa Pura II, Sudaryanto mengungkapkan, saat pemadaman listrik terjadi, pihaknya langsung menggunakan genset untuk mengembalikan layanan seperti semula.

“Jadi, begitu listrik padam genset langsung menggantikan sebagai sumber daya,"  katanya. Ia menuturkan, hingga kini petugas instalasi listrik bandara sedang mengecek ruangan kontrol listrik. Dirinya belum bisa memastikan apa penyebab padamnya listrik di bandara. “Kita sedang menunggu hasil pengecekan, tapi selama ini instalasi listrik bandara belum pernah rusak karena memang standar internasional.Pernah kita gunakan genset selama dua hari dan tidak ada masalah," jelasnya.

Sementara itu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan pemadaman listrik di bandara sejak pukul 05.00 WIB bukan disebabkan oleh gangguan pasokan listrik. Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, pasokan listrik PLN ke bandara normal, demikian juga tegangan.

“Tidak ada masalah dengan pasokan kita, pasokan normal sampai dengan gardu induk. Kemungkinan (pemadaman) disebabkan faktor di instalasi milik pelanggan (bandara Soekarno Hatta),” kata Bambang yang dihubungi Jumat (6/8).

Ia menambahkan, listrik bandara saat ini sudah kembali normal. Tim dari PLN ikut mengecek gangguan tersebut di bandara. Sementara, perbaikan instalasi listrik di bandara merupakan wewenang pengelola bandara. Sementara, PLN memastikan pasokan listrik di Jakarta dan sekitarnya dalam kondisi normal. (roda kemudi)

No comments: