Pages

Wednesday, March 31, 2010

Korsel Rampungkan Feasibility Study Proyek Loopline DKI

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan mengungkapkan, Saman Engineering Consultant, BUMN Korea Selatan telah merampungkan feasibility study (FS) atau studi kelayakan proyek kereta api lingkar kota (loopline) DKI Jakarta. Kepastian tersebut diterimanya saat melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan, pekan lalu.

Menurut Tundjung, hasil studi tersebut selanjutnya akan dipelajari Kementerian Perhubungan sebagai dasar pertimbangan untuk menerbitkan izin operasi dan rekomendasi atas pembangunan proyek tersebut kepada pemerintah daerah terkait.

”Studinya memang yang mengerjakan Pemerintah Korea Selatan. Tetapi, pembangunannya akan menggunakan pola business to business antara Saman dengan perusahaan yang ditunjuk Pemprov DKI sebagai pemilik tata ruang,” jelas Tundjung, di Jakarta, Rabu (31/3).

Tundjung memaparkan, proyek loopline ini diyakini akan memperlancar arus transportasi ibu kota. Jaringan KA tersebut rencananya akan dibuat melingkar dari titik stasiun Manggarai sampai Jatinegara. Sehingga lintasannya akan melalui stasiun Mampang, Dukuh Atas, Karet, Tanah Abang, Duri, Angke, Kampung Bandan, Rajawali, Kemayoran, Senen, Sentiong, Kramat, Pondok Jati, dan Manggarai.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta Kemenhub untuk melibatkan BUMD yaitu PT Pembangunan Jaya dalam pembangunan jalur loopline tambahan yaitu Serpong Line dengan rute Serpong-Dukuh Atas.

 Menurut rencana pengembangan sistem transportasi ibu kota, Dukuh Atas sedianya akan dijadikan sebagai pusat transportasi massal di Jakarta yang mengintegrasikan antara busway, subway, dan KA loopline. Karena itulah proyek tersebut membutuhkan campur tangan dari Pemprov DKI.

 ”Dalam pertemuan itu saya juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mengharapkan kerjasama Pemerintah Korea Selatan dalam pembangunan jaringan KA api. Skemanya bisa berupa pinjaman, public private partnership, atau business to business,” papar Tundjung.

 Pemerintah membutuhkan dana Rp 82 triliun untuk membiayai program revitalisasi KA Api nasional sampai 2014. Besarnya dana yang dibutuhkan karena pekerjaan yang akan dilakukan pemerintah sangat banyak. Antara lain, pembangunan jalur ganda (double track) di Pulau Jawa, membangun jaringan Trans Sumatera Railways, sampai meningkatkan transportasi antarmoda. Termasuk pula untuk mengembangkan KA komuter di tujuh kota: Jabodetabek, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Medan, dan Palembang.

Dengan melakukan program revitalisasi, pemerintah menargetkan sarana transportasi ini dapat mengangkut tiga juta penumpang setiap hari pada 2014. Saat ini jumlah penumpang KA hanya 400.000 orang per hari. Target tersebut ditempuh dengan menambah armada dari 418 unit KA menjadi 1.600 unit KA dengan jumlah perjalanan 1.218 rute per hari dan interval waktu (headway) antar KA selama lima menit. (roda kemudi)

No comments: