Pages

Monday, March 29, 2010

Pemerintah Akan Berlakukan Pembedaan Tarif KRL Jam Sibuk

Padatnya jumlah penumpang pada jam-jam sibuk (peak hours), menjadi salah satu alasan para pengguna jasa angkutan kereta api untuk naik di tempat-tempat terlarang seperti kabin masinis, atap, lokomotif, dan bagian lain yang tidak diperuntukkan untuk penumpang. Untuk menyiasati hal tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan mengupayakan pemberlakukan pembedaan tarif KRL terutama pada pagi hari.

Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan mengungkapkan, pihaknya telah meminta PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk melakukan menghitung berapa potongan tarif ideal yang bisa diterapkan untuk mengurangi penumpukan penumpang tersebut. ”Seperti busway, untuk jadwal pemberangkatan pada jam tertentu, tarifnya diberlakukan tarif lebih rendah dari harga normal. Kita mau terapkan seperti itu untuk mengalihkan penumpang yang bisa menumpang pada jam-jam padat. Jadi, nanti penumpang ada pilihan, kalau mau luang dan lebih murah, mereka harus berangkat lebih pagi,” ungkap Tundjung, Senin (29/3).

Tundjung menambahkan, dirinya sudah melayangkan permintaan tersebut kepada induk perusahaan KCJ yaitu PT Kereta Api. "Untuk mengurangi penumpukan penumpang saat peak hours perlu dipikirkan memberikan tarif KRL yang lebih murah untuk penumpang yang rela berangkat lebih pagi. Saya usulkan tarifnya 10 persen sampai 20 persen lebih rendah dibandingkan saat peak hours (jam sibuk)," imbuhnya.

Tarif yang lebih rendah tersebut menurutnya tepat diberikan untuk penumpang kereta yang diberangkatkan pukul 06.30 WIB-07.30 WIB dari seluruh lintasan KRL Jabodetabek. Namun KRL yang beroperasi di luar lintasan tersebut seperti KRL Pramex Jogjakarta-Solo menurutnya tidak perlu dipangkas tarifnya. Karena lintas Pramex jauh lebih tertib dibandingkan KRL Jabodetabek.

"PTKA saat ini tengah mempelajarinya, sehingga diharapkan distribusi jumlah penumpang bisa merata. Tetapi kapan diberlakukannya PTKA yang tahu persis," kata Tundjung.

Sekretaris Perusahaan KCJ Makmur Syaheran memastikan saat ini pihaknya tengah menghitung kemungkinan pemberian diskon tarif tersebut Pasalnya usulan potongan tarif bagi penumpang kereta yang berangkat lebih pagi juga sudah diterimanya dari Masyarakat Perkeretaapian Indonesia.

"Kami masih menghitung berapa biaya operasionalnya jika memberikan diskon tersebut. Kami juga harus berkoordinasi dengan PTKA," kata Makmur.

Saat ini PTKA memang masih berwenang mengurusi seluruh operasional dan perawatan sarana dan prasarana kereta. Sedangkan, KCJ lebih pada pelayanan penumpang dan pembenahan stasiun.

Dengan 386 KRL yang dimilikinya saat ini, KCJ melayani setidaknya 105 relasi di seluruh Jabodetabek dengan beragam tarif sesuai tujuannya. Sebut saja kelas ekonomi relasi Bekasi-Jakarta Kota, yang berangkat dari stasiun Bekasi sampai Jakartakota dikenakan tarif Rp 1.500 per penumpang. Sementara, untuk relasi yang sama dengan status keret ekonomi AC kena tarif Rp 4.500 per penumpang. Kemudian untuk kereta ekspres dikenakan tarif Rp 9.000 per penumpang

Relasi lainnya, Serpong-Bogor dari stasiun asal Palmerah menuj stasiun tujuan Bogor dikenakan Rp 2.000 per penumpang  untuk kela ekonomi, dan kelas ekspres dikenakan tarif Rp 16.000 per penumpan dari stasiun awal Pondokranji menuju stasiun tujuan Bogor. (roda kemudi)

No comments: