Pages

Monday, March 1, 2010

Nilai Investasi Proyek KA Bandara Soetta Akan Dievaluasi

Nilai investasi proyek Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) akan dievaluasi kembali oleh pemerintah. Penghitungan ulang nilai proyek ini bertujuan untuk menyesuaikannya dengan perubahan inflasi yang terjadi sejak 2008 hingga 2010. Proses evaluasi akan dilakukan oleh tim khusus bentukan pemerintah yang akan bekerja selama kurun waktu setahun ke depan.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan menjelaskan, pemerintah akan menggunakan landasan hukum Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 13/2010 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur.

"Perpres sudah terbit. Nantinya akan ada tim ahli yang ditunjuk Bappenas untuk mengevaluasi seluruh dokumen khususnya aspek finansialnya. Mudah-mudahan bulan depan tim tersebut bisa mulai bekerja," kata Tundjung di Jakarta, Senin (1/3).

Menurutnya, evaluasi nilai proyek yang diperkirakan akan mencapai panjang 32,7 kilometer tersebut disesuaikan dengan inflasi yang terjadi sejak 2008 hingga 2010. Karena perkiraan nilai awal proyek kereta api Bandara ditetapkan dipenghujung 2007 lalu sebesar Rp 4,6 triliun. Tim tersebut sedianya akan mendapat penugasan untuk mengevaluasi proyek tersebut selama satu tahun ke depan.

"Jangka waktu yang cukup lama perlu diberikan untuk tim, agar proyek ini tidak banyak bermasalah seperti proyek Mass Rapid Transit," imbuhnya. Selain mengevaluasi nilai proyek dan mengevaluasi seluruh dokumen pelelangan lain, Tundjung menambahkan, tim juga akan menentukan insentif apa yang bisa diberikan pemerintah supaya proyek itu bisa berjalan dengan lancar.

Ketika proses evaluasi selesai dilakukan, tim diharapkan akan menghasilkan rekomendasi. Termasuk merumuskan bentuk government support yang akan diberikan pemerintah pada proyek ini. "Setelah itu, akan ditawarkan ke ketiga peserta tender pembangunan proyek itu. Selain itu, tim juga akan memberi rekomendasi jalur mana yang sebaiknya akan dilalui oleh kereta api itu nantinya," jelasnya.

Saat ini proses tender KA Bandara sudah memasuki tahap prakualifikasi yang diikuti oleh tiga perusahaan. Dua di antara perusahaan peserta tender tersebut merupakan perusahaan Asing, yaitu China Harbour (China) dan Mitsui (Jepang). Sementara perusahaan dalam negeri diwakili PT Railink, perusahaan bentukan PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api, yang juga berperan sebagai pemrakarsa proyek.

Terpisah, Direktur Utama PT Railink Masjraul Hidayat mengaku sudah mendapat informasi bahwa pemerintah bakal mengevaluasi ulang nilai proyek tersebut. "Railink akan mendukung kebijakan apa pun yang ditetapkan pemerintah atas proyek tersebut," katanya.

Sesuai desain awal, KA Bandara diproyeksikan dapat menghubungkan jalur kereta api dari stasiun Manggarai ke Bandara Soekarno-Hatta. Kereta itu ditargetkan dapat mengangkut 24.109 penumpang per hari. (roda kemudi)

No comments: