Pages

Friday, March 26, 2010

Mandala Disarankan Sesuaikan Jumlah Rute dengan Ketersediaan Armada

Terkait berkurangnya jumlah armada yang dioperaskan, Mandala Airlines disarankan untuk menyesuaikan jumlah rute-rute yang dilayani dengan ketersediaan armada yang dimilikinya saat ini. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya gangguan jadwal penerbangan akibat delay yang bisa mengakibatkan penurunan kualitas pelayanan dan memicu kekecewaan penumpang maskapai tersebut.

"Kita melihat sekarang ini ada beberapa (registrasi) pesawatnya yang dihapus sehingga freight-nya (muatan) berkurang, itu faktanya. Jadi, rutenya berkurang. Karena itu, saya sarankan kalau pesawat kurang, sesuaikanlah jumlah rute dengan kemampuan pesawatnya. Jangan besar pasak daripada tiang. Kalau cuma punya satu pesawat mau jalani rute 10, ya, nggak bisa dong," ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay di Jakarta, Jumat (26/3).

Menurut Herry, terkait pengurangan jumlah armada dan tingginya persaingan pada rute-rute domestik, Mandala sedianya akan lebih baik jika meningkatkan konsentrasinya dan menambah komposisi untuk melayani rute regional dari pada domestik. Berdasarkan catatan Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan udara Kemenhub, saat ini Mandala melayani sebanyak 25 rute penerbangan, dengan menggunakan tujuh unit pesawat. Yaitu teridiri dari lima unit pesawat Airbus tipe A320 dan dua unit tipe A319.

"Persaingan dalam negeri sangat tinggi. Maskapai, termasuk Mandala, memang saya arahkan untuk bertarung di luar negeri. Karena kalau bersaing di dalam, lawannya berat. Semakin banyak maskapai nasional yang melayani rute regional, itu akan sangat bagus untuk Indonesia, terkait open sky. Mandala seperti itu juga, bisa bersama-sama melakukan itu bersama Batavia dan Sriwijaya misalnya. Pemerintah pastinya akan sangat mendukung," ungkapnya.

Herry menolak untuk menanggapi informasi yang menyebutkan bahwa pengurangan jumlah armada Mandala tersebut terkait adanya permasalahan yang terjadi di internal perusahaan. "Meskipun ada, kita tidak akan mencampuri urusan internal perusahaan. Kecuali kalau ada gejolak yang berpotensi memegaruhi stabilitas industri penerbangan nasional, regulator pasti akan mengambil sikap. Tetapi, sejauh ini kita melihat normal-normal saja. Kalau soal pesawatnya ada yang ditarik, itu memang fakta," jelasnya. (roda kemudi)

No comments: